Yang masih begadang soalnya besok libur mari bergandengan tangan 😆
~.a.b.c.~
Haechan terbangun dari tidurnya.
Berat.
Bahkan untuk bangun saja rasanya sulit. Berniat kembali melanjutkan mimpinya saja kalau begini.
Memeluk semakin erat gulingnya, akan memulai untuk tidur edisi keduanya.
'Nanti juga akan dibangunkan Mom' pikirnya.
Melupakan sesuatu yang sangat amat penting. Mungkin belum sepenuhnya sadar.
"Emhhhh"
Huh?"
Baru akan kembali memejamkan matanya, ada sesuatu di punggungnya.
Haechan mengerutkan kening samar-samar. Menggerak-gerakkan tubuhnya agar sesuatu itu tidak mengganggunya.
Namun nyatanya sia-sia saja.
Dan akhirnya Haechanpun memutuskan untuk membatalkan niatannya untuk tidur lagi. Mengumpulkan segenap nyawanya dan tak lupa mengusap kedua matanya perlahan.
"Ini... Bukan kamarku?" gumamnya pelan.
Beberapa detik setelahnya, barulah Haechan sadar. Benar-benar sadar sepenuhnya.
"Aku sudah menikah"
Itulah jawabannya.
Menengok ke samping dan mendapati sebuah lengan besar di atasnya.
"Mark?"
Semakin menolehkan kepalanya ke belakanh untuk memastikan.
Itu benar-benar Mark.
Dengan posisi sebelah tangan di pinggang Haechan, dan kepala di punggungnya.
Gerakan yang tadi Haechan rasakan sepertinya gesekan kepala pemuda itu di punggungnya.
Hanya satu hal yang Haechan pikirkan.
Bagaimana ia bisa berada di posisi seperti ini sekarang?! Seingatnya kemarin mereka tidur berjauhan. Bahkan saling memunggungi satu sama lain.
"Ma..mark" panggil Haechan pelan.
Berusaha melepas tangan pemuda itu dari atas tubuhnya. Lumayan berat ternyata.
"Hhh~"
Dan akhirnya berhasil. Pemuda itu sudah melepaskannya. Terlentang dengan bibir yang terbuka.
Haechan menyentuh dadanya sendiri. Berdebar sangat cepat.
"Aku...kenapa?" gumamnya pelan.
Kemudian mendudukkan dirinya dan kembali berbalik. Melihat ke arah sosok yang sudah menjadi suaminya sejak kemarin.
Tanpa sadar, seulas senyum terukir di wajah bantalnya.
"Mark lucu sekali saat tidur" gumamnya pelan.
~.a.b.c.~
"Bagaimana, Haechan?"
Barusaja keluar dari kamar setelah membasuh wajahnya, sudah diberikan pertanyaan saja.
"Apanya Bubu?"
Haechanpun mendekat. Tersenyum saat mendapati sosok bayi berada dalam gendongan sang mertua.
"Malam pertamanya"
Baru akan menyentuh si kecil, tubuhnya seolah membatu. Diam di tempat.
"Eum..."