Hari ini nampak seperti biasanya. Haechan sudah kembali masuk setelah libur tiga hari. Dan sekarang, yang pasti-
"Aku merindukan Minhyuk, dia sedang apa ya sekarang?"
Bergumam sendiri sambil memainkan pulpen di tangannya. Baru menyelesaikan satu kelas hari ini, dan sekarang sedang istirahat.
"Oh iya, Mom kan menitipkan ini"
Baru ingat jika sang Ibu memberikannya dua bekal makanan tambahan. Sebenarnya hanya satu bekal tambahan untuk Hendery, tapi Haechan meminta agar dibuatkan satu lagi. Hingga sekarang ia membawa tiga kotak makan.
"Dad pasti menyukainya"
Ya, tambahan untuk ayahnya.
Berjalan riang sambil membawa tiga kotak makan itu ke arah kelas yang sudah sangat ia hafal letaknya.
Melirik dan menelusuri seisi kelas saat sudah tiba di ruangan cukup ramai itu.
"Tidak ada. Pasti di atap lagi"
Dan tanpa bertanya pada siapapun lagi, Haechan langsung meluncur ke tempat yang dimaksudkannya.
Masih dengan senyumannya, Haechan menaiki satu persatu tangga menuju ke atap sekolah.
Namun langkahnya terhenti di depan pintu. Ia bisa melihat dua orang disana. Orang yang dicarinya tentu saja.
"Ayahku sangat mengkhawatirkan"
Haechan sengaja berhenti untuk mencuri dengar percakapan dua pemuda itu.
"Apa lagi? Aku tak mau berurusan dengan orang mengerikan itu lagi"
Haechan mengangguk setuju. Ayahnya memang mengerikan di suatu kondisi. Meski jarang ditunjukkan di depannya.
"Kau membiarkannya mencari informasi sendiri kan? Seharusnya kau tidak melakukannya. Itu sangat fatal"
"Kenapa begitu?"
"Yah, jika dia sudah sangat penasaran akan sesuatu, dia akan benar-benar mencarinya sampai benar-benar mendapatkan apa yang ia cari. Apalagi itu menyangkut anak kesayangannya"
Haechan masih diam di tempatnya. Teringat akan temannya waktu sekolah dasar. Saat temannya itu tiba-tiba pindah sekolah seminggu setelah tak sengaja mendorong Haechan hingga terjatuh di parit kecil. Dan Haechan kecil saat itu yang tidak tahu apa-apa tentu saja hanya bisa diam saja.
"Dan sekarang, Ayahku sangat pendiam. Seperti sangat sibuk dengan dunianya sendiri setelah dari apartemenmu tempo hari. Aku jadi khawatir"
Haechan jadi ikut berdebar sekarang memikirkannya.
"Sampai kapan kau menguping begitu?"
Tersentak saat suara rendah itu seolah berbicara padanya.
"Ma... Mark... Aku... Aku tidak bermaksud"
Melirik ke kanan dan ke kiri dengan gugupnya.
Daritadi memang ia hanya diam saja, tapi bukan berarti bersembunyi atau apapun. Hanya berdiri mematung yang tentu saja terlihat sangat jelas.
"Aku ingin memberikan ini pada Dery" tunjuknya pada kotak makan yang ia bawa.
Haechanpun mendekat akhirnya. Berdiri diantara dua pemuda yang menatap tajam ke arahnya.
"Ini Mom sendiri yang membuatnya. Untuk Dery dan Dad"
Memberikan dua kotak di depan sang Adik yang mendadak jadi pendiam setelah berbicara dari tadi.
"Dan ini untuk Mark"
'Aku yang membuatnya sendiri' lanjutnya dalam hati.
"Untukku? Tidak butuh"