Jadi ini time-nya sebelom 'Minhyuk dan Adik-adik' yesssss 😁
~.a.b.c.~
"Minnie mau kemana?"
Yang dipanggilpun menoleh, langsung menghampiri sosok yang baru saja keluar dari dapur.
"Menjemput adik-adik"
Memberikan pelukan lembut pada sosok yang kini berada di depannya. Sangat hangat.
"Ke rumah kakek?"
"Ya. Mama mau ikut?"
Haechan. Orang yang dipanggil Mama itu menggelengkan kepalanya. Kemudian melepaskan pelukan anak sulungnya.
"Mama tunggu di rumah saja ya" tuturnya.
Minhyukpun memberikan anggukkannya saja. Kemudian pergi setelah memberikan ciuman di kedua pipi Mamanya.
Sementara Haechan sendiri hanya menghela nafas panjang setelah Minhyuk sudah tak terlihat lagi. Menjemput adik-adiknya di rumah kakeknya. Artinya di rumah tepat di sebelah rumah ini.
Minhyuk, yang menjadi tertua, memang sudah biasa melakukannya. Mengantar, menjemput, menemani adik-adiknya. Kakak yang hebat.
"Melamun?"
Terkejut saat ada suara lain menghampirinya.
"Bubu~"
Itu mertuanya.
"Makanannya sudah siap"
Haechan mengangguk.
"Minnie sedang menjemput yang lainnya"
Kemudian berjalan beriringan menuju ruang makan.
"Minhyuk sudah besar, ya"
Haechan kembali mengangguk. Sambil mencomot camilan yang ada di dekatnya. Sebelum habis pikirnya.
"Bubu jadi tak sabar kalau nanti tiba-tiba Minhyuk menghamili kekasihnya"
Dan gerakan tangannyapun terhenti begitu mendengarnya. Kalimat yang pernah dikatakan sang mertua saat Minhyuk masih bayi dulu.
"Tapi... Minnie... Masih kecil, Bubu" elaknya. Berbanding terbalik dengan anggukkan yang ia berikan sebelumnya. Konyol memang.
"Yah, mungkin tiga atau empat tahun lagi? Saat dia sudah SMA"
"Bubu~"
Memikirkannya saja sudah membuat Haechan menggigit bibir bawahnya.
"Bubu jadi ingin melihat cucu dan cicit Bubu memiliki usia yang sama. Pasti menggemaskan"
Mungkin harapan sang mertua yang berkeinginan memiliki anak dan cucu di usia yang sama tidak terwujud. Jadi cucu dan cicit yang menjadi keinginannya sekarang.
Sungguh aneh.
Tapi tunggu-
"Nanti kalau Minnie sudah punya keluarga sendiri, pasti Minnie akan.... Minnie akan... Hiks... Bubu~"
Menutup wajahnya sendiri dengan kedua tangan dan terisak disana.
Usia nampaknya hanyalah angka bagi Haechan. Ia akan tetap menangis jika ada hal yang membuatnya sedih atau terlalu senang.
"Sudah, jangan menangis lagi ya? Setelah ini anak-anak datang dan pasti ikut sedih jika melihat Haechan menangis"
Haechan mengangguk saja. Berusaha keras agar tangisannya terhenti sambil mengusap air mata yang terlanjur keluar darisana.
"Lagipula Minhyuk tidak akan kemana-mana. Minhyuk kan sangat menyayangi Mamanya, jadi tak akan pergi kemanapun" hibur sang mertua.
Mengelus lembut punggung bergetar Haechan.