Tayang lebih awal 😃
~.a.b.c.~
"Mark.... Leee... pashhh"
Tangan Haechan mendorong kepala yang berada di lehernya.
"Sa...kittt, Mark"
Bernapas lega saat akhirnya kepala itu menyingkir juga. Haechan yakin lehernya memerah sekarang, akibat gigitan sang suami tentunya.
"Aku kan hanya meminta bantuan untuk Minhyuk" sungutnya.
"Salah sendiri kenapa kau seperti ini"
Melepas tangan yang daritadi berada di dadanya dan berbalik.
"Seperti ini bagaimana?!"
"Gendut. Aku jadi ingin menggigitmu"
Antara malu dan kesal menjadi satu. Padahal sebelumnya, Haechan ingin mengungkapkan perasaan yang baru ia sadari. Tapi pemuda ini justru menghancurkannya.
"Aku gendut kan karena pernah mengandung dan melahirkan"
"Itu kan dulu"
"Mark kira akan bisa langsing setelah melahirkan?!"
"Tidak. Makanya aku bilang kau gendut"
Haechan mencebik kecil. Sudah dua kali dikatai gendut, dengan jarak yang tidak begitu lama pula.
"Kalau begitu aku akan diet besok"
"Lakukan saja"
"Aku akan membuktikan pada Mark jika aku bisa langsing. Aku dulunya juga langsing kok"
"Oh, begitu ya"
Nada mengejek itu kembali membuat Haechan mencebik kesal. Padahal ia serius akan ucapannya.
"Kalau aku langsing nanti, apa yang akan Mark berikan padaku sebagai imbalan?"
Mark diam, menunjukkan pose berpikirnya.
"Aku akan membuatmu gendut lagi"
"Bagaimana bisa?"
"Seperti apa katamu tadi. Cukup dengan membuatmu hamil dan melahirkan lagi kan?"
Amarah yang akan meledak itu langsung terjun bebas. Hilang dan berganti dengan rona merah di wajahnya. Entah sudah berapa kali pemuda ini berhasil membuatnya tersipu malu.
"A...apa...sih, Mark?!"
Meraih bantal kecil di dekatnya untuk menutupi wajah meronanya. Malu.
"Jadi bagaimana selanjutnya?"
"A..apanya?" cicitnya pelan.
"Belum keluar, kan susunya?"
Benar juga. Tujuannya disini bersama Mark kan agar apa yang Minhyuk butuhkan bisa keluar.
Perlahan, Haechanpun menyentuh dadanya. Menekan-nekannya, berharap ada sesuatu keluar darisana.
"Belum" bisiknya dengan nada kecewa.
Tidak keluar apapun darisana. Sedih tentu saja.
"Apa lagi yang harus kulakukan?"
Haechan mendongak, menatap penuh harap ke arah sang suami yang memalingkan wajahnya.
Kenapa?
"Mark"
"Hm"
Tangan Haechan berpindah ke wajah tampan itu. Memaksa agar bertatap muka dengannya.
"Aku disini, kenapa Mark tidak melihatku?"
"Tch"
Sebuah decihan yang keluar dari mulut pedas itu.