Oiya, sebelumnya mau ngasi tau kalo cerita ini remake yha....
Remake dari cerita saya sendiri yang pasti, walopun dari akun dan cast yang laen, bukan akun ini...
Ini remake kedua karena ya emang gemes aja ama ceritanya 😌
Tapi walopun namanya remake, bukan berarti cuma ganti nama doang ya... Remake alur ceritanya maksudnya ehehe...Ps : mark disini lebih muda dari echan yah man teman😶
~.a.b.c.~
Mark membuka matanya perlahan, mengusap pelan untuk menetralkan penglihatannya yang masih sedikit kabur. Efek bangun tidur.
Melirik ke arah jarum jam di kamarnya yang tergantung di dinding.
"Masih pagi, aku tidur sebentar" gumamnya lagi sambil menarik kembali selimutnya. Hingga menutup seluruh tubuhnya. Bahkan kepalanya juga tidak terlihat.
Tak lama waktu indah tidurnya berjalan. Saat ia merasakan sesuatu yang menepuk, ah tidak, memukul lebih tepatnya. Memukul kepalanya.
Tidak sakit. Sama sekali. Karena pukulan itu tergolong ringan.
Dan Mark berniat kembali terjun ke alam mimpinya lagi saja. Masih pagi pikirnya.
"PAPA!"
Lagi-lagi rencananya untuk melanjutkan mimpi indah itu terusik. Sebuah teriakan yang cukup melengking menghujani telinganya tanpa belas kasih.
Apalagi kini bukan hanya pukulan kecil saja yang ia terima.
"Minhyuk! Jangan menindih Papa!"
Ya, sebuah pantat sudah duduk santai di kepalanya yang tertutup selimut.
Untung saja posisinya miring hingga ia masih bisa bernafas. Sungguh ia tidak bisa tidur lagi jika sudah begini.
"PAPA! PAPA!"
"Akh!"
Pantat itu melorot hingga ke lehernya. Yang tentu saja membuat Mark menjerit kesakitan.
"Astaga!"
Mau tak mau, akhirnya pemuda yang berniat melanjutkan mimpi indahnya itu harus membuang jauh-jauh niatan itu.
Membuka selimut dan mendapati sosok menggemaskan yang menatapnya dengan kedua bola mata berairnya. Tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Kenapa sudah bangun? Ini masih terlalu pagi, Baby"
Mengangkat tubuh yang tak ringan itu dari atas tubuhnya. Mendudukkannya di atas kasur. Menghadapkan ke arahnya seperti tengah disidang.
"Papapapa"
Dan tentu saja sosok yang belum paham akan apa yang Mark ucapkan hanya bergumam pelan sambil mencoba kembali mendekatinya. Merangkak ke arahnya.
Dan setelah sampai di depannya, sosok itu memanjat tubuhnya. Meminta perhatian dengan menyentuh-sentuh wajah bangun tidurnya yang masih sipit itu.
"Ya sudah, sekarang Minhyuk mau apa? Susu?"
Markpun akhirnya menyerah. Marah juga percuma karena sosok ini masih belum paham apa yang ia ucapkan.
"Cucu!"
Dan termasuk pintar karena sudah mulai memahami beberapa kata mudah. Terutama susu. Favoritnya.
"Nanti kalau Papa sekolah, Minhyuk tidak boleh nakal ya? Harus menjadi anak yang baik. Minhyuk kan anak Papa yang paling pintar"
Membawa sosok itu ke dalam gendongannya dan beranjak menuju dapur.
"Cucu cucu"
Dan nyatanya ucapannya sia-sia saja karena sosok itu sudah mengoceh sendiri. Seperti tidak sabar untuk menikmati susunya.