18

43.5K 5.7K 656
                                    

Adaqah yang menunggu cerita ini apdet? 😣

~.a.b.c.~

"Mark"

"Ya, Ayah"

Wajah kusut sang ayah hampir saja membuat Mark tertawa, namun ia urungkan karena tak ingin kembali mendapatkan pukulan lagi seperti tadi malam.

Ya, akhirnya tadi malam Mark mendapat pukulan dari sang ayah. Tapi tidak sampai pingsan atau bahkan masuk rumah sakit seperti apa yang pernah ayahnya alami.

Ia sangat berterimakasih pada sang Ibu yang membuatnya bisa tetap selamat hingga pagi ini.

"Anakmu benar-benar mengganggu"

Senyuman terpaksa Mark ukir sebagai tanda jika ia menahan tawanya.

"Ayah tidak bisa memeluk Ibumu karena ada anak itu"

Ya, tadi malam memang Minhyuk tidur bersama orang tua Mark. Ibu Mark yang menginginkannya. Sampai merengek-rengek bak anak kecil.

Ibu Mark sangat menyukai Minhyuk sepertinya.

"Kau tidak sekolah?" tanya sang ayah saat melihat penampilan Mark.

"Ini hari libur, Ayah"

"Ah, benar juga"

Sang Ayah akhirnya mengambil duduk di salah satu kursi di dekat Mark.

"Jadi kapan Ayah dan Bubu kembali ke luar negeri?"

"Oh, apa Ayah belum mengatakannya?"

Mark mengerutkan kening dan menggeleng kecil.

"Kami akan tinggal lagi disini. Urusan pekerjaan sudah selesai"

"Oh... Begitu ya... Aku... Senang mendengarnya"

Tidak menyangka jika ia akan kembali tinggal bersama kedua orang tuanya.

"Apalagi ada Minhyuk sekarang. Ibumu pasti sudah tidak mau lagi diajak tinggal lama di luar negeri"

Mark hanya tersenyum kecil dan mengangguk.

Mark bisa merasakan jika kehidupannya akan semakin rumit mulai sekarang. Tapi apapun itu, ia harus siap menerimanya.

"Oh ya, aku tidak melihat kekasihmu sejak kemarin. Dia dimana?"

"Ke...kasih?"

Sang ayah mengangguk kecil.

"Atau kalian sudah menikah tanpa kehadiran kami?"

Mark sontak menggeleng cepat.

"Aku tidak punya kekasih, Ayah" sahutnya.

"Huh? Lalu-"

"Makanan sudah siap!"

Percakapan pagi mereka harus ditunda sejenak demi menikmati makanan yang dibuatkan oleh Ibu Mark. Rasanya sudah lama sekali tak merasakannya, meski nyatanya belum sampai satu tahun.

"Kita lanjutkan nanti"

Mark hanya mengangguk saja. Percuma ia tunda-tunda, nanti akan terbongkar juga.

~.a.b.c.~

Mark kembali dihadapkan dengan interogasi kedua orang tuanya setelah acara sarapan mereka selesai. Tidak hanya tiga orang saja disana, ada pula si bayi yang sepertinya sudah sangat akrab dengan neneknya.

Sejak kemarin, dua orang beda generasi itu menempel terus. Bahkan Mark hanya melihat saja. Bayinya sudah melupakannya.

"Jadi dimana Ibu Minhyuk, Mark?"

Baby (MarkHyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang