Selamat hari minggu bagi teman-teman yg membaca di hari minggu ^^
~.a.b.c.~
"Akhirnya Mark ujian juga"
Haechan nampak sumringah pagi ini. Menyiapkan seragam sang suami yang kini masih tidur nyenyak di atas kasurnya.
"Jika Mark sudah lulus, artinya Mark bisa lepas dari rumor dan gosip tak jelas di sekolah"
Berjalan riang mendekati cermin.
Haechan tahu jika rumor dan gosip di sekolah tentangnya dan Mark masih saja ada, dengan berbagai versi cerita yang sama sekali tak ada yang benar.
Dan Mark sama sekali tak pernah membahasnya di rumah, lebih tepatnya tak pernah membahasnya jika ada dirinya. Membuat Haechan juga merasa tak enak sendiri untuk membahasnya. Ia memilih diam saja jika Mark sendiri tidak memulainya.
Mungkin beberapa kali ia bisa menemukan beberapa luka di tubuh suaminya itu. Mark jadi sering berkelahi akhir-akhir ini.
Haechan tak menyukainya.
"Lama-lama aku benar-benar bisa menjadi beruang"
Melihat pantulan dirinya sendiri di depan cermin. Perutnya memang masih belum terlalu nampak, tapi ia yakin berat badannya mulai naik. Yang terlihat sangat jelas adalah penambahan volume di pipinya. Semakim chubby. Berbanding terbalik dengan pipi tirus sang suami.
Dan seringkali menjadi bahan gigitan Mark jika pemuda itu bosan.
"Tidak masalah. Nanti kalau sudah melahirkan, aku pasti akan menurunkan berat badanku. Aku akan menjadi langsing"
Memotivasi dirinya sendiri. Ya, nanti setelah melahirkan ia pasti akan melakukannya.
"Kau sedang apa?"
Tersentak kecil saat mendengar suara berat nan serak itu dari sampingnya.
"Mark... Sudah bangun?"
Iapun mendekat dan duduk di pinggir kasur, dekat dengan dimana kepala sang suami berada.
Mengusap rambut tebal berantakan Mark dengan lembut.
"Minhyuk mana?"
"Tidur disana"
Haechan menunjuk ke arah box bayi yang berada tak jauh dari tempat mereka.
Bayi itu sempat bangun tadi, meminta susu dan kembali tidur dengan nyenyak di kasur kecilnya.
"Ini jam berapa?"
"Satu jam lagi bel sekolah akan berbunyi. Kalau Mark tidak segera bangun, nanti akan terlambat ujian"
Sosok itu diam saja, bahkan hampir saja kembali memejamkan matanya jika Haechan tidak membuka paksa mata itu.
"Artinya Mark harus segera bangun dan mandi!" pekiknya.
"Masih lama"
Selalu begini jika pemuda itu bangun terlalu pagi. Terlalu pagi versi Mark maksudnya.
"Mark cepat bangun~"
"Tidak"
Pemuda itu berbalik dan memeluk gulingnya lagi. Mengabaikan keberadaan Haechan yang masih berada di tempat yang sama.
Haechanpun cemberut dan mencebik. Kemudian ikut berbaring di balik punggung sang suami.
"Mark~"
Memeluk pemuda itu dari belakang, menempelkan wajah chubbynya di punggung lebar si pemilik.
"Aku jadi ingin tidur, Mark" cuitnya lagi.
Dan tak lama, dengkuran haluspun terdengar. Sangat cepat menyusul sang suami ke alam mimpi.