Hayo yg nungguin ini apdet dan belom bobo 😁 (pede banget saya🙃)
~.a.b.c.~
Haechan buru-buru mengambil selimut di dekatnya dan langsung menutup area tubuh bagian atasnya. Termasuk Minhyuk di dalamnya.
"Mm...mark..."
Bodoh. Ia lupa jika pemuda itu sedang berada di kamar mandi.
"Benar-benar ada susunya memang?"
Pemuda itu mendekat dengan wajah penasarannya.
Sementara Haechan semakin mengeratkan selimutnya.
"Ti...tidak"
"Lalu kenapa ditutup begitu?"
Haechan tidak menjawab.
"Haechan sedang berusaha sekarang. Kau sebagai suaminya seharusnya membantu dan mendukungnya"
Dan dijawab oleh sang mertua.
"Tidak ada urusannya denganku"
Plak~
Tepukan keras di pinggangnya berhasil dilayangkan oleh Nenek Minhyuk.
"Enak saja tidak ada urusannya denganmu. Justru kau lah yang seharusnya paling mendukung Haechan. Kau ini kan kepala rumah tangga"
"Tch~"
Dan pemuda itu pergi begitu saja. Setelah berdecih kecil tentu saja.
"Bubu, ini bagaimana? Tidak bisa keluar"
Sementara Haechan mulai menunjukkan kekhawatirannya.
"Tenang saja. Yang penting, Haechan harus berpikir positif. Terlalu banyak pikiran juga akan menghambat hormonnya"
Sang mertua menepuk kedua bahu Haechan pelan.
"Bagaimana kalau refreshing? Tidak perlu jauh-jauh, cukup jalan-jalan saja"
Haechan mengangguk kecil. Sepertinya bukan ide yang buruk pikirnya.
"Ajak Mark juga ya?"
"Itu...."
Bukannya dirinya yang tidak mau, tapi sebaliknya. Apa pemuda itu mau?
"Bubu sudah bicara banyak dengan Bibi Nam mengenai Mark. Anak itu terlalu tua untuk usianya"
"Heum?"
Sebelah alis Haechan terangkat, dibuat penasaran dengan cerita sang mertua.
"Dia menyia-nyiakan masa mudanya hanya untuk merawat Minhyuk. Kata Bibi Nam bahkan teman Mark hanya Hendery saja. Seusai sekolah, dia juga langsung pulang, dimana kebanyakan anak-anak seusianya akan bermain dan menghabiskan waktu muda mereka dengan bersenang-senang"
Penjelasan yang sangat bisa Haechan pahami. Sekaligus membuat rasa bersalah kembali menyerangnya.
Mark saja sudah membuang masa remajanya untuk merawat Minhyuk, sementara dirinya dengan keegoisan yang sangat tinggi, hanya memikirkan masa depannya saja.
Memalukan.
"Aku harus bagaimana, Bubu?" tanyanya dengan pandangan redup.
"Bubu punya rencana. Haechan mau melakukannya kan? Untuk Mark"
Haechan dengan semangat memberikan anggukkannya. Setidaknya ia harus melakukan sesuatu untuk membalas apa yang telah Mark korbankan.
"Aku akan melakukan apapun, Bubu"
~.a.b.c.~
"Papa pulang~"
Hari ini Mark sudah mulai kembali masuk sekolah, setelah ia masuk rumah sakit dan pernikahan mendadaknya.