Mark

58.8K 4.2K 562
                                    

"Mark mencintaiku? Mark tadi bilang mencintaiku, kan?"

Yang ditanyai seolah menulikan pendengarannya. Pertanyaan yang sama entah sudah keberapa kalinya. Muak mendengarnya.

"Mark... Mark..."

Sementara Haechan tetap memanggil-manggil nama itu.

"Minhyungie~"

"Jangan berisik, bayi semangka sedang tidur"

Mencebik, namun tetap melakukan apa yang suaminya katakan. Menutup mulutnya.

Wajah tertekuk itu tak berlangsung lama. Berubah menjadi teduh.

Pemandangan di depannya lebih penting sekarang dibanding pertanyaannya tadi. Pertanyaan yang sudah jelas jawabannya, tapi tetap ingin Haechan dengarkan lagi dan lagi.

Pertama kali dalam seumur hidupnya. Sesuatu yang sangat besar bahkan yang tak akan Haechan lupakan seumur hidupnya.

"Seharusnya tadi aku merekamnya, agar aku bisa mendengarkannya kapanpun yang kuinginkan"

Terdengar jelas nada penyesalan yang amat sangat terasa.

"Kenapa kau harus merekamnya kalau kau bisa mendengarkannya secara langsung?"

Binar itu kembali membesar. Wajah penuh harap.

"Mark mau mengatakannya lagi?"

"Tch"

"Mark bilang tadi- aduh"

Baru akan bangun dari posisi berbaringnya, sesuatu tak nyaman Haechan rasakan.

"Kau mau kemana?!"

Dan langsung saja Mark membantunya. Duduk di atas tempatnya berbaring ini.

"Aku lapar, Mark~"

Mencebik karena suara Mark yang mulai meninggi padanya. Menunjuk ke arah meja penuh makanan tak jauh dari mereka.

"Kau ingin makan disana atau disini?"

"Disana saja. Mark bantu aku- MARK!"

Niatnya hanya meminta bantuan Mark untuk berjalan ke sofa dekat meja yang dimaksudnya. Tapi suaminya itu justru langsung mengangkatnya dan membawanya ke tempat yang diinginkannya.

"Jangan terlalu banyak bergerak"

Malu-malu, Haechan mengangguk kecil. Dalam hati berteriak kesenangan. Sungguh. Perhatian sekecil apapun yang Mark berikan padanya, berdampak begitu besar untuknya.

"Mark sudah makan, belum?"

Haechanpun mulai mengambil sumpitnya. Mengambil makanan yang menjadi incarannya sejak tadi.

"Aku tidak lapar"

Mengunyah makanannya, sambil melihat ke arah sang suami yang hanya melihat saja.

"Tapi Mark harus makan"

"Aku mengantuk. Biarkan aku tidur dan jangan berisik"

Dan Haechanpun hanya mengangguk saja. Baru menyadari kantong mata menghitam di wajah tampan sang suami. Nampak begitu lelah.

"Sebaiknya... Mark pulang saja. Istirahat di rumah" cicitnya disela acara makannya.

"Sudah kubilang jangan berisik"

Mark, dengan posisi duduknya itu kini tengah memejamkan kedua matanya. Menyandarkan punggungnya di kepala sofa dengan kedua tangan menyilang di depan dada.

"Selamat tidur, Mark"

Tangan Haechan mengarah ke dahi sang suami. Menepuk-nepuknya pelan bak anak kecil. Berharap suaminya bisa tidur dengan nyenyak.

~.a.b.c.~

"Mark... Sakit"

"Aku tidak kuat, Mark... Sakit sekali"

"Mark jaga Minnie ya kalau aku..."

Mark langsung terbangun dengan nafas terengahnya. Menyadari jika dunia nyatanya sudah kembali sekarang.

"Tch"

Mengusap wajahnya kasar dengan sebelah tangannya yang cukup besar.

"Mark sudah bangun, ya? Cepat sekali, padahal baru sepuluh menit"

Menolehkan kepalanya pada sumber suara yang memberikannya pertanyaan itu.

"Mark?"

Haechan. Sosok yang masih menikmati makanannya itu bingung saat tiba-tiba Mark yang notabanenya baru bangun tidur itu langsung memeluknya.

"Jangan... Pergi"

"Mark... Bermimpi, ya?" tanyanya bingung.

Sebuah gelengan diberikan sebagai jawaban.

"Lalu?"

"Aku hanya teringat saat... Bayi semangka lahir"

Oh. Haechan hanya mengangguk mendengarnya. Mark memang mengatakannya saat itu.

Kemarin lebih tepatnya. Saat akhirnya bayi yang mereka tunggu-tunggu menangis untuk pertama kalinya.

"Mark"

Haechan menarik kepala Mark agar menjauh darinya. Agar ia bisa bertatapan langsung dengannya.

"Aku tidak akan kemana-mana. Maaf membuat Mark khawatir"

Haechan hanya terlalu terbawa suasana kemarin. Padahal tak terjadi sesuatu yang buruk apapun padanya kemarin.

"Aku akan selalu berada di samping Mark. Menjaga dan merawat Minnie dan bayi semangka bersama Mark. Aku tidak ingin melewatkan perkembangan mereka seperti apa yang kulakukan pada Minnie dulu. Aku tidak akan membuat Mark merawat mereka sendirian lagi"

Dan akhirnya senyum itu kembali.

Cup~

"Aku mencintai Mark"

"Aku juga mencintaimu"

~.a.b.c.~

Ya kira2 gitu aja sih teman2 🥺 amat sangat pendek dan ngga jelas sumpah 🙃

Buat akun sebelah, karena udah ada dua cerita, bakalan dipublish un-namenya ^^ ada di bio ya setelah chapter super amat pendek ini publish 😖

Ceritanya hampir mirip sama divorce ya... Ya anggep aja terinspirasi dari divorce gitu ya... Ehehe

Oiya, buat id name pororooonggg, sumpah ya... Anda selalu ada di setiap akun yang kubuat walopun akunnya belom dipublish 🥺 kasih hadiah 😘 dulu ah....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baby (MarkHyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang