Dobel update dong 🥳🥳🥳
~.a.b.c.~
"Keluarga Mark harmonis sekali ya"
Baru juga kemarin ia membicarakan hal ini dengan Hendery, sosok ini kembali mengajaknya bicara.
Yah, meski sebelumnya mereka juga sering mengobrol. Tapi sebelumnya hanya mengenai pelajaran dan sekolah saja. Hanya pembicaraan normal bagi siswa seperti mereka.
"Ya" jawabnya singkat.
Yuji. Gadis itu duduk di depannya. Seperti biasanya memang.
"Aku ikut senang melihat keakraban keluarga Mark"
"Ya"
Gadis itu tersenyum kecil setelahnya.
"Bahkan Mark mencium kening orang tua tiri Mark di depan orang tua kandung Mark sendiri. Sangat akrab sekali ya"
Pandangan Mark yang semula tertuju pada ponselnya itu langsung teralihkan. Menuju ke arah sosok gadis yang masih saja tersenyum padanya.
"Kau penguntit?"
Mark yakin yang dibicarakan gadis itu adalah pagi ini. Saat mereka berangkat bersama.
Ya, saat Haechan meminta berangkat bersamanya yang berakhir dengan Minhyuk terkena muntahan orang yang memangkunya. Sungguh kasihan.
Dan mau tak mau, Haechanpun diantar pulang lagi. Bayi itu mengamuk tentu saja. Ia yang tidak merasa membuat salah apapun, sedang tenang-tenangnya menikmati asupan paginya, tiba-tiba terkena muntahan dari orang yang mengandung dan melahirkannya. Keterlaluan.
"Aku hanya tidak sengaja melihatnya di depan gerbang sekolah. Dan aku yakin bukan hanya aku saja yang melihat keakraban keluarga Mark"
Mencium kening Haechan. Kalau tidak dipaksa, Mark juga tak ingin melakukannya. Setidaknya tidak di area sekolahnya.
"Terimakasih informasinya. Aku akan lebih berhati-hati"
Kali ini giliran Mark yang tersenyum, sementara gadis di depannya langsung terdiam.
Mungkin tak menyangka jika jawaban Mark akan setenang ini.
"Lebih baik tutup matamu ketika melihatku dan keluargaku. Hubungan kami terlalu rumit" lanjutnya.
Kemudian iapun berdiri.
"Aku menyukai kerumitan"
Disusul si gadis yang ikut berdiri. Seperti menantangnya.
"Oh, begitu rupanya. Tapi sayangnya aku tak menyukai kerumitan" balas Mark.
Gadis itu kembali menyunggingkan senyumnya.
"Artinya kita tidak cocok ya, Mark" kemudian langsung berlalu dari hadapannya.
Aneh.
Mark yang awalnya ingin pergi itu kembali mendudukkan dirinya. Toh, gadis itu sendiri yang memilih pergi terlebih dahulu.
~.a.b.c.~
Haechan beruntung karena ia tak ada kelas pagi, jadi terlambat sekalipun tidak merugikan siapapun selain dirinya sendiri. Aman.
"Kalau Mark lulus nanti, aku juga akan berhenti mengajar" pikirnya.
Ia baru saja selesai dengan kelas siangnya. Melirik ke jam dinding di dekatnya.
"Pantas saja sudah lapar lagi" gumamnya.
Hanya sarapan roti yang membuatnya sampai muntah. Wajar saja kan kalau sudah lapar lagi.