Jangan kaget 🤫 ini boncap yang super singkat 🍉🍉
~.a.b.c.~
Haechan melongok keluar kamarnya. Memicingkan mata karena tak terdengar suara apapun.
Sepi.
"Tumben" gumamnya.
Kemudian kembali masuk ke kamar dan menghampiri sang suami yang masih memejamkan kedua matanya. Sepertinya sangat kelelahan.
"Mark"
Tapi ia bosan. Ingin menggangu suaminya yang masih bergelung di dalam selimut hangatnya.
"Selamat pagi, Mark!"
Membuka selimut itu paksa dan membiarkan sang suami mendapatkan cahaya sinar matahari yang masuk ke kamar mereka melalui jendela.
"Lima menit lagi"
"Tidak ada lima menit. Sekarang Mark harus bangun"
Menarik lengan sang suami sekuat tenaga. Dan tentu saja sia-sia.
"Mark!"
Dirinya yang ditarik dan terpaksa ikut berbaring disana.
"Tidur lagi saja"
Dipeluk dengan penuh kehati-hatian.
"Tapi aku tidak mengantuk, Mark"
"Pejamkan matamu, nanti juga tidur sendiri"
"Tapi-"
Brak~
"MAMA!"
Hampir saja Haechan melompat kalau saja suaminya tidak memeluknya erat seperti sekarang. Siapa juga yang tidak terkejut kalau tiba-tiba ada yang mendobrak pintu dan berteriak seperti itu.
"Hh~ anak itu lagi. Pura-pura tidur saja"
"Mark, tapi Minnie-"
"Lepaskan Mamaku, Brengsek"
Belum selesai Haechan bicara, sosok yang mereka bicarakan itu sudah sampai di dekat mereka. Memisahkan pelukan hangat pagi ini.
"Minnie, jangan bicara kasar pada Papa"
Dan Haechanpun akhirnya mau tak mau bangkit dari posisi berbaringnya.
"Mama sarapan dengan Minnie, ya?"
Selalu begini. Sosok ini akan berubah menjadi manja jika sudah akan dimarahi. Apalagi oleh Haechan.
"Ya sudah, kita sarapan bersa- MINNIE!"
Benar-benar terkejut untuk entah berapa kalinya pagi ini. Tiba-tiba saja tubuhnya sudah diangkat dan dibawa pergi dari kamarnya sendiri.
"Tidak. Hanya Mama dan Minnie" sahutnya dengan senyum penuh kemenangan.
Meninggalkan Mark yang masih bergelung dengan gulingnya sendirian.
"Dasar anak durhaka"
~.a.b.c.~
"Bayi semangka"
"Aku punya nama! Bukan bayi semangka!"
Sosok perempuan dengan tinggi tak seberapa itu tetap mendekat meski sambil bersungut-sungut.
"Minnie, jangan menggoda adiknya lagi. Kasihan"
"Mama~"
Hingga muncullah sosok yang menjadi penengah. Baru muncul dan sudah mendapatkan pelukan dari dua sisi.
"Sudah, sudah. Jangan bertengkar lagi ya?"
Dua orang yang memeluk itu mengangguk kompak.
Sementara Haechan, sosok yang dipeluk hanya mengangguk-angguk sambil tersenyum bangga.