"Sepertinya saya mengganggu pertemuan keluarga ini"
"Oh tentu saja tidak, gadis secantik nona ini tentu saja tidak akan pernah mengganggu. Teman Mark? Artinya teman Hendery juga kan?"
Yang disebut namanya seolah tak mendengar, seolah tak memiliki nama tersebut.
"Dad, hentikan. Jangan membuat malu"
Haechanlah yang menarik sang ayah yang barusaja datang itu. Kasihan adiknya. Tapi lebih baik, daripada tidak datang sama sekali.
"Apa Haechan mengenal nona cantik ini?"
"Dad, sudah"
Si ayah nampak belum puas. Melihat ke arah dua besan yang hanya diam saja itu.
"Apa yang tidak Dad ketahui sekarang?"
Haechan hanya memberikan tatapan tajam ke arah ayahnya. Berharap ayahnya ini diam saja.
Lagipula dimana Ibunya sekarang? Bagaimana bisa melepaskan pria tua ini sendirian?!
"Ayahnya Pak Donghyuk, ya? Salam kenal, saya Han Yuji. Temannya Mark"
Gadis itu memberikan salam ramahnya. Seperti apa yang dilakukan sebelumnya.
"Oh, kebetulan sekali. Mertuanya Mark"
Gadis itu nampak memberikan senyuman terpaksanya. Berusaha tidak terkejut saat mendengar perkenalan tak wajar itu.
"Temanmu cantik juga, Mark"
Menyenggol sang menantu tanpa melihat bagaimana ekspresi si menantu.
"Diam dan pergi saja" desis Mark tertahan.
"Saya tidak menyangka bisa bertemu Ayah Pak Donghyuk disini. Senang bertemu dengan Anda"
"Nona cantik ini senang bertemu dengan kakek tua ini? Baiklah, kalau begitu artinya kita harus bertemu lagi. Mungkin minum sirup atau semacamnya"
Gadis itu kembali memberikan senyuman palsunya.
"Sepertinya akan menyenangkan" sahutnya.
Dan merekapun saling memberikan senyuman satu sama lainnya.
"Kalau begitu sepertinya pertemuan singkat ini harus berakhir" pamit ayah Haechan yang sejak tadi menjadi juru bicara.
"Sampai jumpa di lain hari, Nona. Tenang saja, sangat mudah mendapatkan nomor Nona tanpa Nona beritahu sekalipun"
Gadis itu kali ini memberikan pelototan tajamnya.
"Apapun mengenai Nona akan sangat mudah didapatkan. Sampai jumpa"
Tanpa mengatakan apapun lagi, gadis itupun pergi begitu saja. Bahkan saat ayah Haechan masih melambaikan tangannya pertanda perpisahan.
"Jadi, apakah ini waktunya untuk berfoto? Dad datang di saat yang tepat, kan?"
Dan kembali ke arah anak sulungnya.
"Dad keren sekali~"
Tahu-tahu mendapatkan sebuah pelukan dari baby bearnya.
"Sejak dulu Dad memang sudah keren" sahutnya besar kepala.
~.a.b.c.~
"Mark, aku ingin ke toilet"
"Tahan dulu, sebentar lagi kita pulang"
"Tapi aku sudah tidak tahan, Mark"
Menunggu. Karena keterlambatan kedatangan ayah Haechan, akhirnya mereka harus menunggu sebelum akhirnya melakukan sesi foto sesuai permintaan Haechan. Bersama dua keluarganya. Keluarganya dan keluarga dari sang suami.