Bacanya pelan2 aja ya, biar lama 😅
~.a.b.c.~
"Dery, Mark baik-baik saja kan?"
"Dari tadi kan aku bersamamu, mana kutahu"
Haechan menggigit bibir bawahnya. Ketakutannya tadi pagi benar-benar terjadi. Dan ia tak menyangka akan separah ini.
"Ini pasti... Salahku, Dery"
"Mark bukan anak kecil yang harus dibela"
Haechan memajukan bibir bawahnya. Sambil melihat ke kaca sebelahnya. Melihat lalu lalang di jalanan.
Mereka berdua kini tengah berada di dalam mobil. Dengan si adik yang berada di balik kemudi, sementara Haechan duduk di kursi penumpang di sebelahnya.
Usai makan siang, Haechan menyuruh Hendery untuk menghubungi Mark lagi. Dan hasilnya? Bibi penjaga Minhyuk yang menjawab.
Mengatakan jika Mark sedang berada di Rumah Sakit.
Dan disinilah mereka sekarang. Tiba di depan sebuah Rumah Sakit yang lumayan besar.
"Mark baik-baik saja kan, Dery?"
"Kalau baik-baik saja tidak mungkin sampai dibawa ke rumah sakit"
Adiknya benar-benar bukan penenang yang baik. Justru semakin membuat Haechan khawatir.
"Kau benar-benar menyukai Mark ya?"
Setelah bertanya pada bagian administrasi, kini mereka berjalan beriringan menuju kamar yang dimaksud.
"Tidak! Aku hanya... Kasihan, Dery"
"Oh"
Tak lama, mereka sudah tiba di depan sebuah kamar.
"Pintunya tertutup, Dery. Bagaimana?"
Sungguh, posisi mereka disini seperti terbalik. Siapa yang kakak, siapa yang adik.
Tok~ tok~ tok~
Hingga tanpa menjawab sang kakak, Henderypun mengetuk pintu itu.
"Ya?"
Sebuah jawaban dari dalam kamar. Dan Henderypun membuka pintu itu.
Cklek~
"Permisi. Saya Hendery, temannya Mark" sapanya sopan.
"Oh, silahkan masuk"
Henderypun masuk setelah dipersilahkan. Tak lupa menarik sang kakak dengannya.
"Tadi...."
Henderypun menceritakan kenapa ia bisa tahu temannya berada disini sekarang.
Sementara pandangan Haechan tertuju pada sosok yang tengah memejamkan kedua matanya di atas kasur. Orang yang sejak kemarin membuatnya khawatir.
Mark.
"Senang sekali Mark memiliki teman seperti Hendery"
Hendery memberikan senyumannya.
"Anda... Ibunya Mark?"
Yang ditanyai hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Oh ya, ini kakak saya. Guru di sekolah saya dan Mark"
Akhirnya Hendery mengenalkan si kakak yang mendadak jadi patung itu.
"Oh gurunya Mark ya"
Haechan mengangguk kecil dan tersenyum canggung. Gugup sekali rasanya tanpa ia tahu alasannya.