Chapter ini dibuat sangat kilat, jadi maapin kalo ada typo yakkk 😬
~.a.b.c.~
Haechan duduk terdiam di tempatnya. Hanya memainkan ujung pakaian putih yang dikenakannya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
Sama halnya dengan orang yang duduk di dekatnya. Hanya diam dan menopang kepala sambil memberi pandang ke arah Haechan.
Sunyi. Tak ada suara apapun di ruangan serba putih itu.
Tik
Tok
Tik
Tok
Bahkan suara jam dinding terdengar begitu jelas disana.
"Aku pulang saja, tak penting juga aku disini"
Hingga salah satu diantara mereka berdiri dari duduknya. Berniat untuk pergi seperti apa yang diucapkannya.
Haechan hanya memberikan tatapannya. Dalam dan sayu.
"Mungkin aku akan pulang setelah seseorang datang"
Membuat orang itu kembali duduk. Melipat kedua tangan di depan dada.
"Terimakasih, Dery" cicit Haechan pelan.
Kemudian kembali melakukan kegiatan awalnya. Diam.
Suasanya sunyi itu berlangsung cukup lama. Sekitar lima belas menit. Dengan dua orang yang sama-sama terjaga dan tak melakukan apapun. Sama-sama diam.
"Aku ibu yang buruk, Dery"
Hingga akhirnya Haechan yang mengeluarkan suaranya terlebih dahulu.
Berbicara tanpa mengalihkan pandangan dari baju yang ia mainkan.
"Mungkin ini balasan karena dulu aku tak menginginkan Minnie" lanjutnya.
Yang mendengar hanya diam saja. Tak memberikan balasan apapun. Membiarkan Haechan berbicara sendiri, namun masih ia dengarkan.
"Mark pasti marah padaku, jadi dia tidak ingin bertemu denganku"
Bibirnya mulai bergetar, dan mata membulatnya sedikit berair.
"Bagaimana kalau... Mark membenciku seperti dulu? Bagaimana kalau Mark meminta berpisah?"
Memikirkannya saja membuat hati Haechan seperti dicubit sangat dalam. Sangat sakit hanya membayangkannya saja.
"Kalau benar begitu, memangnya kenapa?"
Haechan mendongak saat sosok yang duduk di dekatnya itu kembali mengeluarkan suaranya.
"Aku... Aku... Aku tidak tahu, Dery... Hiks"
Dan lolos sudah air mata yang daritadi sudah ditahannya.
Menutup wajahnya yang mulai berair itu dengan kedua telapak tangannya.
"Lebih baik kau istirahat saja lagi. Jangan memikirkannya"
"Tapi... Tapi... Mark...hiks"
Cklek~
"Sialan, brengsek, orang gila"
Sosok yang baru masuk itu langsung mengumpat sebelum melihat keadaan di dalam ruangan serba putih itu.
"Mark... Hiks"
Haechan menurunkan tangannya, melihat sosok yang baru masuk itu dengan air mata yang sudah membasahi wajah chubbynya.
"Baiklah, karena sudah ada yang datang. Aku pulang sekarang"