Yang pada belom tidur, mari merapat 😁
~.a.b.c.~
"Bubu kemana?"
Mark yang baru bangun itu tidak menemukan sang Ibu di dapur. Justru ada orang lain di dapur itu.
"Bubu bertemu dengan teman-teman Bubu tadi katanya"
Haechan. Orang yang tengah sibuk di dapur, memunggungi orang yang masih mengusap kedua matanya. Berusaha mengumpulkan seluruh kesadarannya.
"Dengan Ayah?"
"Iya, dengan Minnie juga"
Mark hanya mengangguk saja. Tak ada yang perlu dikhawatirkan pikirnya.
"Mark tidak sekolah?"
Akhirnya Haechanpun membalikkan kepalanya. Melihat bagaimana sang suami sama sekali belum siap-siap. Belum mandi. Bahkan masih menggunakan piyamanya.
"Masih pagi"
Jawaban itu sontak membuat Haechan reflek menengok ke arah jam dinding. Keningnya berkerut setelahnya.
"Masih pagi kata Mark?"
Tak percaya dengan jawaban itu.
"Lebih baik tidur lagi saja"
Dan semakin tak percaya saat pemuda itu berbalik lagi ke arah kamar mereka.
Haechanpun buru-buru menyelesaikan pekerjaan di dapur, sebelum menyusul sang suami ke kamar.
Mark bisa terlambat kalau tidur lagi. Pikirnya.
Dan benar saja. Saat ia berada di kamar, ia mendapatkan buntalan yang dilapisi selimut. Mark tak main-main dengan ucapannya.
"Mark bangun!"
Seperti seorang Ibu yang membangunkan anaknya saja.
"Lima menit lagi"
Benar-benar seperti adegan di serial india yang Haechan tonton bersama sang mertua.
"Ya sudah, aku siapkan seragamnya Mark dulu"
Tanpa banyak bicara, selagi menunggu lima menit yang Mark maksud, Haechanpun beranjak menuju lemari. Seperti apa katanya tadi, menyiapkan seragam sekolah sang suami.
"Lebih baik aku mandi duluan saja"
Dan beranjak menuju kamar mandi.
"Panasnya" gumamnya pelan.
Berkutat di dapur sendirian sejak pagi membuat tubuhnya berkeringat. Tentu saja, biasanya Ibunya atau mertuanya yang berada disana. Namun kali ini, mau tak mau ia harus memasak.
Untuknya sendiri dan sang suami.
Mertuanya tadi berangkat pagi-pagi sekali, bahkan dengan Minhyuk yang barusaja bangun dan menyusu. Belum mandi.
Katanya sekalian nanti saja.
Melepas piyamanya satu persatu dan mulai membasahi tubuh berkeringatnya dengan shower.
"Segarnya"
Mendongak sambil menutup matanya, membiarkan butiran air bergerombol itu mengenai wajahnya.
Merasakan seluruh kesegaran itu menyelimuti tubuhnya.
"Ah, aku berendam saja. Mark pasti masih lama bangunnya"
Menyalakan kran air untuk memenuhi bath tub di dekatnya.
Selagi menunggu, Haechan masih berada pada posisi yang sama. Membasahi tubuh dengan shower.