Ini dipublish lagi ya ehehe
~.a.b.c.~
"Sekian pelajaran hari ini, terimakasih"
Mark membereskan bukunya. Berniat untuk jalan-jalan sejenak sebelum pelajaran berikutnya dimulai. Lumayan, masih ada sedikit waktu.
"Kau mau kemana?"
Orang ini. Rasanya sudah lama sekali mereka berjalan beriringan seperti sekarang.
"Jalan-jalan saja"
"Kalau begitu aku ikut"
"Terserah"
Hendery. Mark tidak ada alasan untuk menolaknya. Toh ada ataupun tidak ada pemuda ini sama saja.
"Apa sekarang kau populer, Mark?"
"Apa maksudmu?"
Bingung akan pertanyaan dari orang yang berjalan beriringan dengannya ini.
"Kau tak menyadarinya?"
"Apa itu?"
Dan merekapun akhirnya berhenti di tempat yang tak terlalu ramai. Bisa dibilang sepi. Duduk disana tanpa melakukan apapun. Hanya berbicara.
"Orang-orang memperhatikanmu tadi?"
"Huh?"
Semakin tak mengerti. Sungguh.
"Kau melakukan apa memangnya? Apa rahasiamu sudah terbongkar?"
"Kau membicarakan apa sih?"
Henderypun menyandarkan punggung di kursi tempatnya duduk. Kemudian mengeluarkan ponsel yang daritadi tidak ia intip sama sekali. Terlalu sibuk sendiri.
"Oh, wow. Kau luar biasa, Mark"
Perkataan Hendery sama sekali tidak ia pahami sejak tadi. Dan sekarang? Semakin bingung tentunya.
"Lihat ini"
Hingga sebuah ponsel sudah berada di depan wajahnya. Menunjukkan sebuah chat dari grup yang Mark tak memperdulikan apa namanya itu.
"Apa kau sendiri yang menyebarkan rumornya? Agar rahasiamu tetap aman?"
Mark membacanya perlahan. Melewatkan beberapa kalimat tidak penting dan mendapatkan inti dari percakapan di grup itu.
Itu tentang dirinya.
"Wah, luar biasa sekali"
Bahkan menepukkan kedua tangan dengan mulut menganga kecilnya.
"Luar biasa bodohnya" lanjutnya dengan senyum kecut.
Sementara Hendery hanya terkekeh kecil mendengarnya.
"Tapi sepertinya ini lebih baik daripada hubunganmu yang sebenarnya terungkap" cuit Hendery yang mendapatkan anggukkan dari Mark.
"Tapi aku tak yakin ini lebih baik untuknya"
Hendery yang berniat membalas pesan di grup chat itu melirik ke arah temannya.
"Jadi sekarang kau perduli padanya?"
"Omong kosong"
Dan kembali terkekeh kecil saat Mark berdiri dari duduknya. Dan pergi begitu saja.
"Dasar anak muda" gumam Hendery pelan sebelum mengikuti langkah Mark.
~.a.b.c.~
Haechan sadar jika tatapan untuknya kali ini berbeda. Tatapan dari orang-orang yang bertemu dengannya. Entah itu guru ataupun muridnya.