24

49.8K 5.8K 799
                                    

Selamat malam ~ 🍉

~.a.b.c.~

Haechan tersenyum-senyum sendiri, sambil melirik-lirik ke arah Mark yang berjalan di sebelahnya.

"Ternyata Mark bisa perhatian juga ya" cuitnya.

Rasanya ada bunga-bunga bermekaran di hatinya sekarang. Sangat mendalami perannya sebagai siswi SMA, juga peran sebagai kekasih dari pemuda di sebelahnya ini.

"Aku melakukannya agar kau tidak menggangguku lagi"

Tak perduli. Suasana hati Haechan benar-benar bagus sekarang. Hanya karena satu kalimat dari pemuda yang ekspresi wajahnya belum berubah ini. Masih datar-datar saja.

Mereka sudah turun dari bus. Dan senyum Haechan terus saja terkembang sejak kalimat tadi terucap.

"Mark menyukai popcorn?"

"Tidak"

Haechan mengangguk-angguk.

Sambil memesan tiketnya, Haechan tak lupa memesan makanan juga. Snack dan minuman. Untuknya dan Mark.

Bertanya hanya untuk basa-basi saja, Haechan tetap memesan dua untuk minuman dan ukuran besar untuk popcorn. Tak memperdulikan pendapat Mark sama sekali.

Ia hanya ingin Mark merasakan apa yang remaja lainnya rasakan. Termasuk menonton film sambil menikmati popcorn bersama teman. Sepele memang, tapi sangat berharga.

Hingga mereka sudah menempati kursi di dalam. Tidak terlalu ramai dan tidak terlalu sepi juga untuk film bertajuk animasi.

Haechan meletakkan popcornnya di tengah-tengah kursinya dan Mark. Sengaja memang.

Dan filmpun dimulai.

~.a.b.c.~

"Hiks... Kenapa... Hiks..."

"Jangan membuatku malu"

Haechan tak bisa menghentikan air matanya, menutupi wajahnya dengan tisu yang entah kenapa sudah berada di ranselnya. Tentu saja dipersiapkan sang mertua.

"Tapi Mark... Hiks..."

"Aku akan meninggalkanmu disini kalau kau terus saja menangis"

Haechan menggeleng cepat. Mencoba menghentikan tangisannya dengan susah payah.

"Aku...hiks...kenapa Midori mati....Huweee"

Bukannya berhenti, tangisan Haechan justru mirip Minhyuk sekarang.

Ya, yang Haechan bicarakan adalah akhir dari film yang ditontonnya. Berakhir dengan tragis.

Dan mereka kini masih berada di dalam. Dengan Mark yang sudah berdiri, serta tangan Haechan yang memegang pemuda itu. Agar tidak meninggalkannya.

"Aku.akan.benar.benar.meninggalkanmu"

Haechan buru-buru ikut berdiri dan menggelengkan kepalanya. Masih dengan isak tangis yang tak bisa dengan mudah dihentikan.

"Ayo...hiks"

Dan akhirnya mereka keluar juga. Dengan pandangan aneh dari orang-orang di sekitar mereka tentunya.

"Mark...aku...ke toilet dulu ya"

Berusaha agar tidak menangis lagi.

"Heum"

Dilepaskannya tangan Mark, kemudian berjalan menuju toilet dengan wajah tertunduk. Sambil menghapus air matanya.

Sementara Mark yang menunggu itu hanya melirik kesana dan kemari. Tempat yang baru baginya.

Baby (MarkHyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang