Kalau di kampus Kiara mungkin bisa saja bolos masuk kelas. Atau parahnya dia bakalan ngampus dengan muka lusuh tanpa make up. Ya walaupun selusuh lusuhnya cewek itu, dia tetap glowing.
Tapi ini Kiara lagi PPL, yang mana kata lainnya adalah praktek kerja. Kalau lagi kerja kan harus profesional dong ya. Mau segalau dan sekacau apapun dirinya, pekerjaan harus di prioritaskan. Jangan sampai mencampur adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan.
"Udah move on?"
"Matamu!" Melotot hampir keluar matanya. Serem bangat sist.
"Kirain. Abis cantik bangat sih. Wangi lagi."
"Ya kali gue ke sekolah gak mandi dulu gitu ya?"
Silva terbahak karenanya. Ya karena sudah hafal kelakuan temennya itu, wajar dong kalau Silva bilang gitu. Kan gak biasanya gitu loh.
Mereka bertemu di parkiran. Dia sangkutkan helmnya ke spion. Tepat ketika seseorang datang dengan motor matic yang bergaya retro datang dan memarkirkan motornya di samping motor Silva.
"Pagi, Sil."
"Pagi" Di balas tuh sapaannya sama Silva. T-tapi, kok Kiara gak di sapa?
"Gue duluan ya."
Langsung deh nyelonong boy.
Ih kok nyebelin. Kiara emang kecil. Tapi masa orang secantik ini gak keliatan. Kiara bukan makhluk ghoib loh.
Senyum aja nggak. Padahal kemaren sok sok perhatian. Huh dasar cowok. Abis baperin hati Kiara tau tau jadi cuek gitu aja. Awas loh ya kalau nanti sampai jatuh cinta.
"Lo kenapa, Ra?"
Kiara terkesiap. Dia tertangkap sedang mendengus sebal pada lelaki yang baru saja lewat.
"Gak apa apa. Yuk ah." Ajaknya
Ya Silva sih hayuk. Mereka berjalan bersisian kemudian. Tapi, dari ekspresinya Kiara yang Silva lihat, kok seperti ada yang aneh ya? Apa sabtu kemarin terjadi sesuatu ya antara Kiara dan Azka?
"Btw, Ra. Lo udah gak mikirin Reno lagi kan?"
Bagaimana bisa?
"6 tahun loh, Sil. April besok jadi 7 tahun malah."
Ah iya. Biasanya seminggu sebelum anniversary Silva bakalan ikutan pusing pilih kado.
"Ra, biar gimana pun dia udah lupain lo begitu aja. Jadi, lo juga harus bisa lupain dia. Lo harus maju. Jangan stuck disitu aja."
Untuk saat ini sih hatinya belum bisa bilang iya sama apa yang Silva ucapkan. Jujur. Ini susah bangat. Pisah cuma karena hal salah paham yang sepele, buat Kiara itu gak adil.
Kiara emang pernah nakal. Kiara ngaku kok. Tapi itu semua kan karena Renonya jauh. Bayangin aja, waktu SMA mereka cuma ketemu sebulan sekali. Komunikasi juga jarang. Nah kan, mana tahu Reno disana juga punya pacar. Ya walaupun Kiara gak yakin.
Karena menurut Kiara, Reno tuh cinta bangat sih sama dia. Kalau Reno gak cinta, mana mungkin dia mau nerima Kiara lagi yang udah ngekhianatin dia berkali kali. Iya, kan?
Makanya, Kiara gak yakin kalau cewek yang di foto bersama Reno itu pacar barunya. Itu mah pasti akal akalan Reno doang. Walaupun sejujurnya Kiara cemburu. Dia sampai cari tahu siapa cewek itu, semaleman. Yang akhirnya Kiara tahu cewek itu masih ada kekerabatan dengan keluarganya Reno.
Gak cantik kok. Biasa aja. Kalah jauh deh sama Kiara mah. Tapi tetep aja Kiara cemburu. Kiara gak suka. Tapi Kiara gak bisa buat apa apa. Kan kesel.
*****
Ternyata daripada ngegalau, kerja dan berhadapan sama anak murid tuh lebih seru. Terbukti tuh sekarang waktu Kiara lagi ngajar.
"Bu, bu."
Padahal Kiara lagi ngoreksi nih di depan kelas. Tapi tiba tiba ada yang menginterupsi
"Iya apa?"
"1 + 1 berapa bu?"
Lah masa begitu aja nanya. Kiara ngajar anak kelas 1 SMP kan. Bukan kelas 1 SD.
"2 dong." Tetep di jawab
"Kalau aku tambah kamu jadinya apa bu?"
Langsung deh rame sekelas. Sorak sorai tertuju pada murid yang katanya paling badung di kelas. Ah Kiara tahu nih kemana akhirnya. Ya sudah lah ya, mending Kiara jawab, "Apa tuh, Ibu gak tau?"
"Kalau aku tambah kamu jadinya kita."
Makin rame deh kelasnya sekarang. Ya ampun, gurunya di gombalin ternyata. Receh sih. Tapi mengundang gelak tawa. Anjlok semua humor sekelas gara gara anak itu.
"Bu, Bu. Aku mau nanya dong."
Nah kali ini ada anak perempuan dengan buku tulisnya datang menghampiri Kiara.
Tanpa curiga Kiara langsung jawab dong. "Iya. Kenapa?" Karena yang bertanya anak perempuan. Jadi gak bakalan kan Kiara di gombalin lagi. Kayaknya sih mau nanya perihal pelajaran deh.
"Ibu pacaran sama Pak Azka ya?"
Langsung to the poin tanpa basa basi. Lah Kiara melongo dong. Gagasan dari mana tuh? Di kira mau nanyain soal pelajaran tak taunya malah..
"Kemaren, Siska yang ikut OSN itu katanya liat Ibu sama Pak Azka pegangan tangan, Bu, di tempat lomba. Emang bener, Bu?"
"Cie, Ibu sama Pak Azka pacaran" yang lain menimpali
"Pantesan aja Ibu kalau ke kelas kita suka barengan sama Pak Azka."
Ya ampun. Kenapa tiba tiba mereka berspekulasi seperti itu sih. Kiara kan jadi salting.
"Nggak. Kalian gak boleh ngomong gitu. Pak Azka tuh udah punya pacar."
Padahal niatnya membela diri, tapi ucapan Kiara itu malah menimbulkan asumsi baru para siswanya. Karena ada yang bilang, "Iya. Kan Bu Kiara pacarnya."
Astaga. Tobat Kiara. Kalau sampe anak anak lain denger trus nyebar satu sekolahan apa kata Bu Rika nanti. Malu Kiara.
"Nggak ya, sayang. Ibu sama Pak Azka cuma temenan aja. Udah ah, jangan di bahas lagi"
"Berarti yang Siska bilang, bohong dong?" Siswi yang di samping Kiara bertanya.
Kalau Kiara bilang iya, artinya Kiara yang bohong. Tapi kalau bilang nggak. Bisa jadi jebakan batman.
Teeeeet... teeeet..
Bersyukur dong Kiara. Bel ganti jam pelajaran berbunyi.
"Nah, berhubung bel sudah berbunyi. Kita akhiri pertemuan kita kali ini ya."
Ada nada kecewa yang mereka tampakkan. Sementara siswi siswi yang masih kepo mengikuti Kiara keluar kelas sambil merengek minta penjelasan.
"Bu, gimana bu. Yang kemarin itu betulan ngga?"
Duh Kiara bingung jawabnya. Kiara cuma bisa tersenyum. Dan saat itu pula seseorang keluar dari kelas sebelah.
"Cie, Pak Azka, Bu."
"Hush. Sana masuk kelas." Perintah Kiara. Anak anak itu mengikuti, tapi masih seperti meledek guru penggantinya itu.
Ya ampun. Gimana nih. Jangan sampai anak anak itu nyebar rumor yang bukan bukan. Sumpah, Kiara bakalan mati kutu kalau yang seperti itu kedengeran sama Mamahnya Azka.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
*** WHEN I'M WITH U ***
RomanceJadi selama ini kita ngapain? Jagain jodoh orang?