42

23 4 0
                                    

Musim ujian sudah selesai. Penilaian Akhir Semester pun baru saja selesai di laksanakan. Tinggal tunggu pembagian rapor semesteran saja. Azka dan Kiara itu kan guru baru, biasanya yang begini, belum di bebankan untuk menjadi wali kelas. Jadi ya bisa libur duluan. Alias gak sesibuk guru yang menjadi wali kelas karena harus berkutat dengan rapor.

Kebetulan bangat, malam ini ada film yang pengen bangat Azka tonton. Pemeran utama wanitanya itu aktris cantik berbakat tanah air yang jadi idola semua kalangan. Ya termasuk Azka.

Tahu ceritanya tentang apa?

Tentang pasangan yang sudah bercerai terus kepengen rujuk lagi gitu. Tapi ada syarat kalau perempuannya tuh harus nikah dulu sama lelaki lain biar bisa rujuk sama mantan suami. Ya karena si mantan suami gak rela kan si istri nikah sama lelaki sembarangan. Jadi si mantan suami nyaranin mantan istrinya buat nikah sama sahabat mereka. Yang mana ternyata si sahabat itu punya rasa sama si perempuan. Nah jelimet kan ya. Konflik batin tuh diantara mereka bertiga.

Akhirnya?

Ya si perempuan tetep nikah sama si sahabat itu. Sedangkan si mantan suami merelakan. Dan gak ada yang namanya rujuk sama mantan istri.

****

"Kamu kalau seandainya ada di posisi Risa gimana?" Tokoh perempuan yang ada di film barusan.

"Gimana gimana?" Tanya Azka ketika mereka baru saja keluar dari studio bioskop.

Bau baunya ini pertanyaan udah gak enak di denger nih.

"Ya maksud aku tuh gini, seandainya nih, kamu sama aku pisah ..."

"Dih, ngedoain. Emang mau?" Tuh kan bener yang Azka duga. Lebih baik di cut kan daripada di lanjut.

"Ya nggak. Ih! Ga mau!" Rengek Kiara

"Lah terus ngapain tadi pake ngomong gitu segala?"

"Ya kan se-an-dai-nya. Se-um-pa-ma, Mas. Misal loh misal." Kiara menekankan beberapa kata disana.

"Gak ada. Gak ada! Gak ada kata seandainya untuk hal kayak gitu. Aku gak suka ya. Kamu tuh pertanyaannya aneh aneh aja. Coba pertanyaannya di ganti, seandainya Bella jadi jodoh Mas gitu." Aktris yang memerankan tokoh Risa di film itu.

"Dih, ngarep! Gak mungkin lah dia mau sama Mas. Unurnya juga lebih tua dia."

"Lah, siapa tau dia suka brownis kayak Mas. Brondong manis limited edition nih."

"Dih mengpede sekali, Bapak!"

"Eh bener loh, manis gini, nih liat. Apalagi kalau senyum" Azka tampakkan cengirannya untuk Kiara.

Beuh, bukan manis lagi. Tapi overdosis manisnya. Bikin diabetes. Meskipun sudah sering disuguhkan senyuman itu, Kiara tetep meleleh di buatnya. Pipi bolongnya itu loh yang bikin Kiara jatuh hati. Kiara emang paling gak tahan sih liat cowok berlesung pipi. Bawaannya pengen gigit tuh pipi.

"Apaan sih, gak jelas kamu mah."

"Ih, kok gak jelas. Inih coba liat sekali lagi" malah jadi menggoda.

Dan disaat itu, tepat ketika mereka beberapa langkah lagi keluar dari bioskop, seseorang menghampiri. Menginterupsi apa yang mereka lakukan.

"Hehisi Hah, hoeh humhang haya."

"Ya?" Kiara yang menjawab.

"Hoeh humhang haya."

Ah, Kiara paham, lelaki yang kiranya seumuran dengan mereka ini rupanya punya keterbatasan dalam berbicara. Tangannya lebih aktif saat dia berbicara untuk mendeskripsikan apa yang dia maksud.

*** WHEN I'M WITH U ***Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang