46

29 4 0
                                    

Dusun Bambu. Itu yang jadi destinasi 2 pasangan kali ini. Btw mereka semua guru. Bedanya Galih dan pacarnya itu guru SD. Beda sekolah juga tentunya. Alfia, pacarnya Galih tuh ternyata satu prodi sama Silva. Iya dia mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris. Kiara juga baru tahu waktu sempet ngobrol ngobrol sedikit dengannya.

Back to nature. Tema kali ini. Dusun Bambu tuh asri bangat. Salah satu tempat wisata yang terbilang baru di Lembang. Disana konsepnya ya serba alam hijau. Disana ada wahana bermain anak, ada resort juga. Dan sepertinya sih lebih ke tempat makan gitu sih. Soalnya Azka lihat ada beberapa bangunan restoran yang bergaya klasik.

Cuma karena tempatnya asri. Jadi ya lumayan lah buat ngilangin penat dari kerjaan yang lumayan nguras tenaga dan pikiran.

Disana mereka ya cuma foto foto aja sih. Gak lebih. Berhubung Azka yang bawa kamera, jadi dia yang lebih aktif jadi fotograper. Objeknya tentu saja sang pacar. Bahkan Kiara sudah di jepret dari tempat parkir. Mulai dari gaya supermodel sampai gaya candid. Dari muka cantik sampe muka yang gak karuan. Semuanya Azka abadikan.

Pasangan bucin lainnya sih kebanyakan foto selfie berdua. Siapa lagi kalau bukan Galih dan Alfia.

"Sini gue fotoin."

"Dari tadi kek." Protes Galih.

"50ribu ya sekali jepret."

"Boa edan!"

Meski begitu Azka tetap jepret. Sebab Galih dan Alfia sudah bergaya layaknya foto prewedding.

"Beuh, tinggal cetak undangan lah."

"Iya. Nanti dateng ya, Teh." Begitu kata Alfia. Padahal Azka cuma guyon tapi kok.

"Eh, beneran nih?"

"Beneran lah, iya kali gue becanda ngajak anak orang nikah." Jawaban Galih bikin Azka gak bisa berkata kata sih.

Serius nih?
Azka masih gak bisa percaya. Dia sampe cubit pipinya berkali kali. Kok bisa?

"Ah, udah biasa dia mah, Beb. Si Azka tuh kalau sama cewek bucin. Tapi kalau buat serius dia mikir mikir dulu." Yang Galih terangkan untuk Alfia disaat perjalanan pulang.

Karena sampai saat hendak pulang pun Azka masih bertanya tentang keseriusan Galih melamar Alfia. Konon katanya perjalanan ke Bandung kali ini pun karena Galih ingin mengakrabkan diri dengan keluarga Alfia yang akan dia lamar bulan depan.

Wah ngaco sih. Bisa bisanya Galih ngeduluin Azka. Padahal kan Galih sama Alfia baru jadian 3 bulan. Kok bisa sih, tiba tiba yakin buat ngelamar Alfia? Ya bukan berarti Azka gak yakin buat ngelamar Kiara disaat hubungan mereka sudah lebih dulu terjalin di banding Galih dan Alfia. Karena kan sudah di jelaskan sebelumnya seberapa rumit menjalani hidup sebagai suami istri. Gak bakalan bisa loh sebebas waktu masih membujang. Dan masih banyak hal lain yang harus di pertimbangkan.

"Mungkin gak sih By, Azkanya gak PD?" Baby, panggilannya. Soalnya muka Galih pas buat di bilang Baby.

"Mana ada!" Langsung di protes. "Azka mah PD nya tingkat Dewa."

"Ya siapa tahu aja sih." Bisa aja nih, Azka tuh gak PD sama keadaan dirinya yang cuma sekedar guru honor. Merasa belum punya cukup bekal untuk menikahi gadis pujannya. Begitu sih menurut Alfia. Yang tidak dia jabarkan secara rinci pada Galih. Yang ada dia malah bilang, "Kamu gak tahu ya, semua yang di pake Kiara itu branded gak kaleng kaleng loh. Aku aja mikir mikir buat beli merk itu." Diam diam begini, Alfia pemerhati loh.

Dari awal melihat Kiara, dia saja yang sesama perempuan merasa insecure. Alfia yang sudah dandan habis habisan tetep kalah jauh sama kecantikan Kiara yang cuma sekedar poles. Melihat Kiara dari ujung rambut sampe ujung kaki, Alfia merinding.

Tadi tuh ya, Kiara sempet ajak Alfia ke toilet. Pengen pipis katanya. Sebenernya sih bisa bisa aja Kiara ke toilet sendiri. Tapi demi mengakrabkan diri ya Kiara mau gak mau harus ajak pacarnya Galih.

Alfia sih, hayuk aja. Toh dia juga memang ke pengen buang air kecil. Tapi, ada kejadian yang bener bener bikin Alfia tuh merasa beda jauh sama Kiara. Jadi, sewaktu Alfia baru aja keliar dari toilet, dia liat Kiara yang lagi poles bibirnya.

"Itu liptint packaging baru ya?" Refleks aja gitu soalnya Alfia tau soal dunia perbeautyan.

"Eh, iya teh. Mau pake?" Tawar Kiara

Eh. Beneran nih? Gak apa apa dia pake aplikator liptintnya bareng gini sama orang yang baru di kenal

"Nih teh, pake aja."

Wah gila sih. Satu kehormatan nih buat Alfia, bisa nyobain lip product brand mahal yang harganya lebih dari setengah juta. Lah dia biasa pake yang paling mahal juga harganya seratus ribuan.

Pas dia swatch ke bibir, "Ih bagus bangat warnanya."

"Iya kan? Tapi yang natura tea lebih cantik lagi warnanya, Teh. Aku gak bawa sih"

"Eh, seriusan? Punya berapa shade, Ra?"

"Gak banyak teh, kayaknya cuma 4 deh."

Dalam hati Alfia meronta ronta. 4 loh, dia bilang cuma 4. Itu Alfia bisa dapet lipstik berapa dus kalau dia beli merk yang biasa dia pake. Duh gak maen maen sih Kiara nih. Bisa bisanya guru honor tapi pakeannya melebihi dari yang PNS.

Bahkan ransel yang Kiara gendong itu adalah idaman anak anak kelasnya dulu waktu kuliah. Sebab ransel itu sama seperti milik idol korea yang menjadi brand ambasadornya merk itu. Alfia sih, mending pilih harga yang agak terjangkau lah ya. Toh fungsinya sama kan, buat nyimpen barang.

Makanya Alfia agak sungkan untuk gabung sama Azka dan Kiara, dan hanya menjawab seperlunya ketika di tanya.

"Ya tapi si Kiara tuh gak kayak yang kamu pikir, Beb. Dia mah hamble orangnya."

"Iya sih, keliatannya juga gitu. Cuma ya karena baru pertama ketemu, agak canggung aja gitu. Apalagi pas liat penampilannya." Curhat Alfia.

"Ya udah, nanti kalau udah sering ketemu mah pasti seru kok ngobrolnya. Kamu gak usah insecure segala. Siapa tahu jadi bestie. Kan dia temennya Silva juga. Malah kan tadinya dia mau masuk Inggris juga, lancar loh inggrisnya. Tapi karena dia bilang dia gak jago ngomong di depan orang banyak jadinya dia ambil matematika."

"Tuh kan.. apalagi dia pinter." Makin insecure yang ada Alfianya.

Yang Galih tenangkan dengan kalimat, "Lah, calon istri aku apalagi. Udah pinter, cantik pula. Aku orang yang paling beruntung karena bisa dapetin kamu, tau."

Beuh, meleleh gak tuh.

Btw mereka ngobrol di motor. Sudah menuju ke tempat tantenya Alfia. Tapi tidak dengan Azka dan Galih.

Iya, tadi di jam 5 sore, Alfia di telpon tantenya. Katanya Omnya itu masuk rumah sakit. Tantenya mau mastiin, Alfia jadi ke rumahnya apa ngga gitu. Nah mendengar berita itu, Azka jadi gak enak hati dong. Dia bilang "Ya udah, Lih, gue sama Kiara pulang aja. Gak enak juga takut ngerepotin."

Kalau Alfia sih bilangnya, "Loh, gak apa apa, Ka. Kan emang aku udah bilang sama Tante, mau bawa temen."

Ya tapi kan tetep aja. Kondisinya tidak memungkinkan untuk di hadirkan tamu. Jadi, "Gak apa apa. Kita mau pulang aja, Fi. Iya kan, Yang."

Kiara mengangguki. Menyetujui apa yang Azka barusan bilang. Sampai akhirnya Galih bilang, "Oke deh. Hati hati di jalan, ya. Sorry nih ya. Di luar keinginan kita soalnya."

"Santai"

****

*** WHEN I'M WITH U ***Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang