17

38 2 0
                                    

Mesin mobil yang di matikan. Mobil matic berwarna merah itu berhenti di depan gerbang sebuah rumah. Yang mengemudi baru saja hendak membuka pintu. Tapi urung dilakukan saat tangannya di tahan.

"Kamu beneran pacaran sama cewek itu?"

Sudah tahu kan. Itu pertanyaan Kiara untuk Reno. Iya. Reno antarkan Kiara pulang meski Kiara menolak. Masalahnya Kiara datang mengendarai mobil. Kalau Reno antarkan dia pulang nanti Reno pulang naik apa dong?

"Biar Reno pulang naik ojol" begitu kata Emak.

Iya. Iya. Emak yang maksa Reno buat anter Kiara pulang. Reno sih sebagai anak yang baik nurut apa kata Emak. Meski memang dalam hati dia khawatir jika Kiara menyetir sendiri malam malam begini.

Eh, jangan salah. Meski gak punya mobil. Tapi Reno bisa menyetir kok. Dia sempet jadi supir pamannya untuk antar kambing ke pasar. Jadi supir pick up gitu.

Dan kalimat yang barusan keluar dari mulut Kiara itu sebenarnya sudah ingin Kiara tanyakan sejak mobilnya berlalu tinggalkan area hajatan. Tapi yang ada mereka diam seribu bahasa di sepanjang perjalanan.

Reno pandang tangannya yang di cegat. Jemari lentik dengan warna kuku yang cantik itu menahannya dengan lembut.

Dia mendesah, lalu berkata, "Menurut kamu?"

Oh, Kiara harus jawab apa? Kalimat apa yang sebenarnya ingin Reno dengar?

"Kamu udah gak sayang sama aku?"

Nah sekarang, Reno yang bingung harus jawab apa. Kalau mau jujur, sebenarnya Reno sayang sama cewek di hadapannya ini. Masih sayang. Dan sangat sayang. Tapi masalahnya, "Emangnya kamu sayang sama aku?"

"Sayang"

Yang Kiara jawab tanpa jeda dari pertanyaan yang Reno tanyakan.

"Kalau sayang kenapa masih kemana mana?"

"A, aku .."

"Udah malem." Kalimat yang menyela ucapan Kiara. Harusnya dia tidak perlu tanyakan itu. Karena Reno sudah sangat tahu jawaban apa yang keluar dari mulut Kiara. "Aku harus pulang." Dan Lelaki itu langsung turun dari mobil. Tanpa kalimat perpisahan yang lain.

Bukan ini yang Kiara mau. Kiara masih tidak bisa terima di tinggalkan seperti ini. Makanya dia ikut turun dan mengejar Reno yang berjalan kaki menuju gang.

"A, jangan tinggalin aku kayak gini. Aku mohon." Langkah Reno tertahan. Sebab Kiara memeluknya dari belakang. "Aku gak bisa pisah sama kamu." Lagi Kiara berucap. Bahkan dia merengek.

Untung Kiara di belakang Reno. Jadi, Lelaki itu gak bisa lihat air mata Kiara. Reno paling gak mau lihat Kiara nangis. Tapi justru sekarang dia yang buat Kiara nangis. Jujur itu berat untuknya.

Hufth
Reno mendesah, sebelum dia katakan, "Tapi aku gak bisa sama kamu, Ra."

Kiara eratkan pelukannya yang hendak Reno lepaskan. "A, aku janji sama Aa. Aku gak bakalan temenan sama cowok mana pun. Aku gak akan deket deket sama cowo mana pun. Aku juga gak bakalan ngambekan. Gak bakalan cemburuan. Aku janji A. Tapi please jangan tinggalin aku."

Sebucin itu seorang Kiara pada Reno. Makanya orang bilang Kiara itu anugrah untuk Reno. Dan akan sangat bodoh jika Reno meninggalkan seorang Kiara.

Tapi orang lain tidak pernah tahu apa yang menjadi tekanan Reno. Orang orang hanya melihat Kiara tanpa melihat Reno.

"Aku gak bisa, Ra. Kita terlalu beda"

Mendegar itu otomatis Kiara lepas pelukannya. Dia berlari kecil menghadapkan diri dengan Reno.

"Apa yang beda? Kita sama sama manusia. Sama sama ciptaan Tuhan. Sama sama makan nasi. Dan aku yakin kita juga punya rasa yang sama."

Tapi coba lihat lagi. Dari penampilan saja mereka berdua sangat jauh berbeda. Hari ini, Kiara cantik luar biasa. Elegan dengan dress brokat dan heels mahalnya. Tapi Reno, cuma pakai kemeja batik dan celana jeans dengan alas sendal gunung. Dimana letak kesamaan mereka?

Tadi saja Reno malu saat melihat Kiara ada di atas pelaminan berdampingan dengan Reni. Karena yang pengantin kalah memukau dengan dirinya. Padahal Reni sudah pakai MUA terbaik di kampungnya. Tapi masih kalah cantik dengan Kiara yang cuma di poles dengan make up natural. Harga emang gak pernah bohong. Meski looknya natural, tapi make up Kiara high end semua. Reno tahu itu, sebab dia sering menemani Kiara belanja. Termasuk belanja Make up.

Terkadang Reno berpikir sejuta kali untuk meminang perempuan itu. Reno takut tidak bisa menghidupi Kiara yang biaya hidupnya serba mahal. Dia cuma buruh rendahan yang gajinya pas pasan. Kalau mau dapat uang lebihan ya harus lemburan.

Sumpah Reno malu, kenapa bisa jatuh cinta pada perempuan itu. Reno merasa tidak pantas.

"Nggak."

"A. 6 tahun loh. Bahkan besok aniv ke-7 kita." Ah iya. Reno ingat kok.

Setiap Anniversary Kiara cuma minta di ajak jalan jalan ke alam terbuka. Yang biaya parkirnya cuma goceng. Di beliin mie instan sama teh manis aja dia mah seneng kok. Emang gak pernah muluk muluk orangnya. Untuk hal itu Kiara pengertian.

"Terus kenapa kamu gampang bangat bilang kamu gak bisa sama aku setelah selama itu? Kenapa gak dari dulu aja? Kenapa gak dari dulu kamu tinggalin aku? Kenapa kamu balik lagi di saat aku udah nyakitin kamu berkali kali? Kenapa kamu nyediain tempat pulang buat aku? Kenapa? Itu semua karena kamu sayang kan sama aku? Karena kamu cinta kan sama aku?"

"Cukup Ra!"

"Nggak! Aku gak terima!"

Mereka berdebat. Di pinggir jalan. Untung sih kompleks perumahan Kiara tuh sepi. Penghuni rumah rumah gedong itu tidak akan tau apa saja yang terjadi di luar jika tidak ada teriakan yang menggelegar. Pagar rumah mereka menjulang terlalu tinggi.

"Aku capek, Ra! Aku muak sama semuanya. Keluarga kamu, kelakuan kamu. Gak ada alesan buat aku pertahanin hubungan ini!"

Deg.
Tubuh Kiara gemetar. Wajahnya sudah di banjiri air mata. Yang sempat mundur perlahan kini melangkah maju. Dia peluk tubuh Reno erat. Lalu berkata, "kamu gak ngerasain apa apa?" Sangat lirih

Dimana Reno pejamkan matanya dalam pelukan itu. Dia tidak membalas pelukan Kiara. Sampai Kiara melepaskan diri dan kembali berkata "Beneran kamu gak ngerasain apa apa?" Tersedu sedu Kiara berkata dalam tangisnya.

Dan saat itu pula Reno raih wajah Kiara. Menyatukan bibir mereka dengan perlahan. Menempel. Membuat Kiara pejamkan matanya. Jemari Kiara meremas ujung kemeja milik Reno saat lelaki itu mencoba menerobos lebih dalam. Memberikan ciuman yang menuntut tapi lembut. Membuat Kiara melingkarkan tangannya secara posesif di pinggang Reno. Iya. Seperti ini harusnya. Kiara tahu Reno masih punya rasa yang sama.

Tapi tiba tiba ciuman itu di lepas. Tangan halus yang melingkar di pinggang Reno di paksa di lepas.

"Aku gak ngerasain apa apa."

Deg.
Lagi, Kiara serasa di hempas dari jurang yang tinggi.

"Kita udahin semua ini. Aku udah gak punya rasa sama kamu" yang selanjutnya Reno tinggalkan Kiara sendiri mematung di pinggir jalan.

Jadi, ciuman teakhir yang reno berikan barusan sama seperti saat pertama kali reno berikan. Tanpa rasa.

****

*** WHEN I'M WITH U ***Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang