Perlu di ingat jika dua tokoh dalam cerita ini adalah seorang tenaga pengajar. Yang mana mengajar di jenjang pendidikan yang sama. Yaitu sebagai guru SMP. Hanya saja mereka berbeda sekolah, beda wilayah, bahkan beda Kota. Meski jarak antar rumah tidak lebih dari satu jam.
Maka, di bulan yang mana anak anak tingkat akhir di SMP sudah melakukan kegiatan yang paling mendebarkan alias Ujian Sekolah sudah selesai, ada masanya mereka melepas semua penat yang ada. Acara tahunan yang mana seringnya di adakan di sekolah maupun di luar.
"Alat mandi, baju ganti, stelan jas aku masukin tas ya. Jaketnya aku gantung disini. Nanti jangan lupa dibawa." Rempongnya Kiara mengatur ini dan itu. Keperluan yang harus Azka bawa.
Besok itu jadwal keberangkatan perpisahan kelas IX di SMPnya Azka. Bukan sekedar jalan jalan perpisahan, tapi mereka juga akan mengadakan acara pelepasan semacam wisudaan gitu di daerah Garut, jadi pihak sekolah menyewa resort untuk acara dan menginap di salah satu tempat wisata daerah sana. Makanya Kiara menyiapkan baju ganti.
Dia pilihkan beberapa baju ganti yang nyaman untuk Azka pakai di hawa dingin disana. Tidak lupa mempersiapkan pakaian dalam yang wajib untuk di bawa. Ya kali Azka gak ganti. Gatel yang ada.
Kiara gak sungkan kok. Di bulan ke 4 mereka bersama, gadis itu sudah mulai terbiasa dengan isi kamar Azka yang dulu sempat jadi misteri. Iya, Kiara sangat di terima oleh Bu Rika dan keluarga. Ya walaupun kadang Kakak Iparnya Azka masih suka julid sih. Semacam bilang, "Masa bumbu dapur kaya gitu aja kamu gak tahu sih, Ra."
Dah lah ya, Kiara masa bodo. Mbak Riska memang sepertinya masih belum move on dari Fisca. Tapi Kiara sih ga perduli. Bu Rika juga tidak mempermasalahkan kok. Karena Bu Rika selalu bilang, "Gak apa apa, nanti belajar lagi, ya Ra."
Ya begitu lah, Kiara sudah mulai sering bulak balik ke rumah Azka. Gak lagi cuma sekedar makan dan nonton film kalau ketemu.
Seperti sekarang, Azka yang sedang rebahan santuy di kasur mengangguk tanpa memperhatikan apa yang Kiara lakukan. Dia fokus pada game online di ponselnya.
"Obat obatanya udah di masukin ke sini kan?" Tas selempang kecil yang Kiara maksud. Tapi saat di buka, "ASTAGA!!! Kamu mau dagang apa mau numpang mati disana?!" Pekikan Kiara sampai mengundang Bu Rika untuk hadir.
Memang kebetulan sedang lewat barusan. Wanita setengah abad itu akan menuju dapur. Tapi gara gara suara Kiara, beliau jadi mampir.
"Kenapa, Ra?"
"Ini loh, Mah. Masa Mas bawa rokok sampe 5 bungkus gini. Disana kan hawanya dingin."
Tidak ragu lagi sebut Mamah untuk wanita yang dulu dia segani. Bahkan Kiara santai menyebut panggilan sayangnya untuk Azka di depan orang tuanya.
"Kalo ngerokok di tempat yang dingin kan enak, Yang. Ngeplong gitu. Kamu gak bakalan tahu rasanya."
"Ya justru itu, nikmatnya sesaat. Tapi kan dampaknya gak bagus, Mas."
Debat gak nih? Kalau mau di debatin panjang sih. Jadi.. "Ya udah iya, kurangin satu deh."
"Nggak! Bawa 1 aja!"
"Yah, Yang mana cukup. 3 deh ya."
"Satu!"
"Please, Yang. 3 ya."
Terjadi aksi tawar menawar. Yang Ibu Rika saksikan. Dia bersandar di pintu kamar anaknya. Biarkan saja. Dia akan memperhatikan sejauh mana Kiara bisa mengendalikan anak bungsunya.
"Satu, Mas. Kamu tuh harus ngurangin rokok. Gimana sih, guru olahraga masa ngerokok. Percuma dong kamu olahraga tiap hari."
Ya gimana ya, sudah menjadi .. "Candu, Yang. Candu. Sama kayak kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
*** WHEN I'M WITH U ***
RomanceJadi selama ini kita ngapain? Jagain jodoh orang?