27

30 3 0
                                    

Asal tahu saja, kalau Kiara itu morning person. Dia biasa bangun jam 5 pagi untuk bersiap beraktivitas. Tapi tidak dengan hari ini. Padahal hari senin. Tapi dia malah mensnooze alarmnya ketika berbunyi. Sampai akhirnya "MBAK! UDAH JAM 10! LO GAK NGAJAR?"

Refleks Kiara bangun. Dia melotot dan berjalan terhuyung ke kamar mandi. Bahkan dia sempat tersandung dan hampir terjatuh. Tanpa dia sadari ada seseorang yang mentertawakan aksinya. Ya siapa lagi kalau bukan Dion.

Kiara baru sepenuhnya tersadar setelah keluar dari kamar mandi. Dia kerutkan alis matanya saat melihat jam di dinding kamarnya. Pukul 6 lewat 10 menit. Masih terlalu jauh untuk jarum pendek mencapai angka 10.

"Sialan." Kiara kena tipu adiknya.

Lagipula kalau di pikir pikir, jika dia bangun jam 10, untuk apa dia cepat cepat mandi. Toh dia juga sudah telat. Lebih baik ijin sekalian kan? Tapi kalau di pikir lagi, gak mungkin bangat lah Kiara bangun jam 10.  Emang Dionnya aja yang kebangetan. Lagian lagi nih masa iya siswa kelas 12 itu jam 10 pagi masih di rumah. Kan ngaco.

Kiara toyor tuh kepala adiknya ketika baru saja tiba di meja makan.

"Ih apaan sih Mbak. Masih pagi tau!"

Yang Kiara nyinyiri dengan mengulang kalimat Dion barusan sambil meledek.

"Ra. Yon. Udah deh. Kalian tuh udah gede." Kalau tidak di tegur oleh Mamah, mungkin saja bisa panjang perdebatan mereka.

Tapi Kiara juga males sih pagi pagi buang energi cuma buat ngebacotin kelakuan adeknya yang gak ada akhlak. Jadinya sudahlah. Biarkan saja.

Lagian ya, bisa bisanya Kiara telat bangun. Padahal kemaren waktu bergadang bikin skripsi aja dia masih bisa on time bangun jam 5 pagi. Lah sekarang, cuma karena mantra seorang Azka, Kiara bisa tidur senyenyak itu.

"Kamu belum tidur?"

Adalah kalimat pertama yang Azka tanyakan saat jaringan nirkabelnya terhubung.

Tentu saja jawaban Kiara "Belum" karena pertanyaan itu merupakan pertanyaan bodoh yang seharusnya tidak perlu di pertanyakan karena sudah pasti tau jawabannya. Kalau Kiara sudah tidur, gak mungkin di jawab dong telponnya Azka.

"Nungguin aku ya?"

"Ih ngga kok." Padahal emang iya.

Kan tadi Azka yang bilang, kalau dia sampai rumah dia akan menelpon. Jadi Kiara menunggu telpon dari Azka. Yang tadinya berbahasa lo-gue aja sekarang beraku-kamu. Cinta itu merubah segalanya ya.

"Terus kenapa belum tidur? Udah malem juga. Bentar lagi tengah malem loh."

"Aku belum tidur tuh gara gara kamu tahu."

"Gara gara aku?" Azka membeo. "Kangen sama aku?" Dengan percaya dirinya dia katakan.

"Ih, PD bangat kamu. Bukan lah." Ada kekehan yang Kiara dengar dari seberang sana. Lalu Kiara lanjutkan kalimatnya, "Handphone aku bunyi terus tang ting tung tang ting tung, banyak bangat notif. Isinya semua nanya Ra, lo jadian sama Azka? Ra, lo pacaram sama Azka? Cie Kiara kok bisa sih jadian sama Azka" curhatnya.

Ya gimana ya, Azka juga lumayan terkenal di kampus, cuma Kiara ga pernah notice aja karena beda prodi. Begitupun Azka, tidak pernah menotice Kiara sebelumnya. Jadi kalau mereka berdua bersama, yang kenal sama mereka ya kaget lah.

Yang tadinya cuma kekehan, sekarang berubah jadi sebuah tawa. Puas banget tawanya Azka sampe Kiara sebel dengernya.

"Jangan ketawa dong. Gak lucu tau. Ini kan gara gara kamu." Gara gara Azka mengganti foto profil sosmednya dengan foto mereka.

"Bukan kamu aja Yang, handphone aku juga sama. Galih tuh daritadi nelponin mulu sama aku aja ga diangkat."

Seketika tubuh Kiara meremang. Darahnya berdesir dengan cepat. Mudah sekali bagi seorang Azka menyebut Kiara dengan sebutan 'Yang' tidak tahu saja efeknya luar biasa bagi yang disebut.

*** WHEN I'M WITH U ***Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang