Kiara buka mulut ketika Azka menyodorkan paha.
"Enak?" Tanya Azka
Sedang jawaban Kiara hanya berupa "Hm.." beserta anggukan kepala. Mulutnya sedang penuh dengan Paha Ayam geprek yang Azka bawa.
Dion belum pulang, bahkan disaat Azka sudah turut membersihkan dapur yang berantakan hingga kini lelaki itu temani kekasihnya makan sambil lesehan. Di depan televisi. Di ruang keluarga. Mereka berduaan.
Iya. Kiara tahu kok, waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Gak sepantasnya laki laki dan perempuan berduaan di dalam rumah, tanpa adanya tali persaudaraan, apalagi ikatan pernikahan.
Tapi ya mau bagaimana lagi, Kiara takut sendirian. Makanya sewaktu Azka bilang mau otw ke rumah, ya Kiara ga bakalan nolak. Apalagi Azka juga bilang mau bawa makanan. Ayam geprek Bensol yang Kiara mau.
Gak cuma itu, Azka juga bawa es krim juga minuman dingin berasa. Di tambah beberapa camilannya juga. Emang paling the best deh pacarnya Kiara nih.
"Kamu mau?"
Azka menggeleng, Dia sudah makan di sebelum datang. "Masih kenyang." Cukup sedot minumannya saja, pun kadang dia ambil cemilan sesekali.
Lelaki itu jadi pemerhati. Gadis di hadapannya makan dengan lahap. Padahal sambel gepreknya pedes bangat. Kiara request level tertinggi soalnya.
Dia sampirkan helaian rambut yang terurai begitu saja. Takutnya menghalangi aktivitas makan sang pacar. Yang kemudian Kiara berikan senyuman. Manis. Duh gemes kan Azka jadinya. Apalagi sekarang pipi Kiara makin berisi. Efek di jajanin terus sama Azka.
Kalau sama Fisca, yang sering makan itu Azka. Karena setiap ketemu Fisca pasti bawa makanan buatannya sendiri. Atau ya kalau gak bawa makanan, numpang masak bareng sama Mamah Azka. Beda sama Kiara yang setiap ketemu pasti cari tempat makan baru. Pokoknya Kiara selalu kenyang perut kalau ketemu Azka.
Ngomong ngomong soal kenyang. Adiknya Kiara udah makan belum ya? Karena sudah malam gini .. "Kok Dion belum pulang juga ya, Mas?"
Kiara khawatir, maka Azka sarankan untuk "Coba kamu telepon"
Sebelum laksanakan saran Azka, Kiara jilat jari jarinya yang penuh dengan minyak sambel geprek. Jorok ya. Gak apa apa deh, karena justru di situ letak nikmatnya. Yang Azka bantu lap dengan tissue setelah Kiara cuci bersih tangannya. Kiara ambil ponselnya di meja. Mendial nomor sang adik disana.
"Gak di angkat" Kiara menggeleng
"Mungkin masih di jalan, Yang."
"Masa belum nyampe nyampe daritadi. Ini udah malem loh, Mas. Rumah Silva tuh gak jauh."
Oh iya, soal Silva yang katanya dapat pernyataan cinta dari Dion, sudah Azka dengar dari Kiara. Ya Azka nyangka gak nyangka sih kalo Dion suka sama cewek yang umurnya di atas dia. Meskipun yang namanya cinta itu jorok. Artinya, bisa jatuh dimana saja. Macam Azka yang jatuh hati pada Kiara.
Tapi, Azka salut sih sama Dion, dia berani ngungkapin perasaannya di saat orang yang dia suka itu sudah ada yang memiliki. Yang mana sudah tahu akhirnya akan seperti apa.
"Aku takut Dion kenapa kenapa deh. Dia udah kelas 12, mau ujian, kalau sampe terjadi apa apa gimana?"
"Hush! Jangan ngomong sembarangan. Dion mungkin lagi butuh udara seger aja, Yang." Azka menenangkan. Dia genggam jemari Kiara. "Di tolak sama cewek itu gak simpel loh"
"Emang kamu pernah?"
****
Kalau ngomongin pernah di tolak atau nggak. Azka Dwi Cahyo itu sebenarnya sering di tolak berkali kali oleh Fisca. Ya meskipun beda kasusnya dengan Dion.
Inget kan, Azka itu suka sama Fisca tapi sikap gadis itu selalu acuh pada Azka. Gak salah dong kalau Azka anggap itu penolakan. Dan penolakan telak Fisca pada Azka adalah saat gadis itu menjalin hubungan dengan Arkasa. Asli sih, Azka merasa dirinya bukan tipe Fisca.
Azka gak kayak Dion yang berani bilang suka sama orang yang udah punya pawang. Karena Azka tahu, kemungkinan untuk mendapatkan hatinya hanya 10%, 90%nya Azka yang bakalan sakit hati karena di tolak. Masa iya Azka harus di tolak secara terang terangan sama Fisca. Gak lah. Azka gak mau.
Tapi, bukan Azka namanya kalau menyerah sebelum mendapatkan apa yang dia mau. Karena saat itu Azka yakin, cinta dia tulus untuk Fisca. Makanya, dia lebih baik menunggu. Menunggu timing yang pas. Yaitu setelah terdengar rumor kalau Fisca putus sama Arkasa. Dia maju. Gak masalah Fisca dulu cuek sama dia. Nolak buat ngobrol atau deket deket sama Azka. Mungkin itu karena Fisca gak tahu, kalau Azka suka sama dia.
Pokoknya Fisca gak boleh nolak Azka kalau dia udah tahu Azka suka sama dia. Makanya, waktu itu Azka gak nanya sama Fisca, tapi dia buat pernyataan. "Lo cewek gue sekarang. Karena gue suka sama lo. Mulai hari ini kita jadian"
Yang secara otomatis, Fisca gak bisa jawab apa apa selain menerima perlakuan Azka yang manis. Menggacak rambut Fisca lalu menjawil hidungnya. Fisca mematung bahkan di saat tangannya di gandeng Azka pun Fisca masih nge-lag.
Beda sama Silva yang bilang, "Yon, kamu tahu kan, Aku ini temen Mbak kamu." Yang artinya umur kita berbeda. Dion 18 tahun sedangkan Silva 22 tahun. "Aku juga udah punya calon." Yang artinya, Silva akan menjadi istri orang.
Yang mana kesimpulannya adalah, Silva hanya mengganggap Dion sebagai adik. Tidak pernah lebih.
"Emang salah ya, Mas?"
Itu pertanyaan Dion untuk Azka. Yang orangnya pulang ketika Kiara tanyakan macam mana penolakan yang pernah Azka terima.
Mamah sama Papah juga udah pulang. Hanya saja, Azka yang tahu masalah Dion ini, memergoki adik sang pacar yang sedang merokok di balkon lantai atas.
Dion bukan pecandu rokok kok. Baru coba coba tahun lalu saat dia di kas 11. Dia juga merokok hanya sesekali saja. Hanya saat dimana dia benar benar butuh ketenangan. Ya kayak sekarang ini. Yang sayangnya kepergok sama pacar sang Kakak. Mamah Papah gak tahu, apalagi Kiara. Kalau tahu sih, mampus lah.
Dion ketar ketir. Takut di laporin. Tapi Azka memaklumi. Kan dia juga laki laki. Azka juga merokok kok. Hanya saja tidak pernah terlihat di depan Kiara. Maka, untuk memulai obrolan Azka tanya perihal rokok. Sampai akhirnya dia tanya alasan Dion merokok kali ini.
Ya, mungkin kalau sama Reno, Dion mana mau ngobrol hal sepribadi ini. Jangankan curhat. Ngobrol sekedar basa basi aja Dion ogah. Tapi karena ini Azka, orang yang sangat teramat di terima di keluarga mereka, di tambah mereka yang memang terkadang sering ngadu playstation, jadi gak ada salahnya kan Dion ceritakan. Dion benar benar sudah menanggap Azka layaknya seorang Kakak.
"Gak salah kok. Gak ada yang salah sama semua ini. Karena kita itu gak bisa memilih untuk jatuh cinta sama siapa, dimana, dan kapan. Kita bisa aja tiba tiba jatuh cinta sama orang yang kita baru kenal, atau bahkan sama orang yang udah lama kita kenal. Perasaan itu muncul secara tiba tiba tanpa bisa kita tahan."
"..."
"Mas salut sama kamu. Kamu bisa nyampein perasaan kamu sama orang yang kamu suka. Padahal kamu tahu dia udah punya pasangan. Resikonya gede loh. Apalagi Silva kan besok mau tunangan."
Lebih tepatnya mengadakan pesta pertunangan. Sebab Silva sudah di lamar secara pribadi oleh pacarnya beberapa hari yang lalu. Yang sempat membuat Kiara heboh di jam 10 malam. Membuat Dion mengetuk kamar Kiara saking berisiknya.
Malam dimana Dion overthinking semalaman. Gak bisa tidur. Silva bakalan jadi milik orang lain. Terus perasaan Dion gimana? Masa mau di pendam terus. Setidaknya Silva harus tahu kalau Dion suka sama dia. Makanya Dion berani lakukan hal itu hari ini. Meskipun tahu sangat kecil kemungkinannya Silva menaruh hati padanya.
"Tapi gak ada salahnya kan mencoba."
Azka mengagguki pernyataan Dion. Ya, dari awal Azka sudah bilang. Gak ada yang salah. Hanya saja Dion terlalu keras kepala. Egoisnya anak remaja. Pernah kok Azka alami. Maunya ya semua yang dia inginkan berjalan lancar.
"Jadi, akhirnya gimana?"
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
*** WHEN I'M WITH U ***
RomanceJadi selama ini kita ngapain? Jagain jodoh orang?