"Untuk simbolisnya, gimana kita buat plakat aja sebagai cendramatanya."
"Boleh juga tuh, Han. Yang lain gimana?" Nata yang menimpali
"Gue sih oke aja." Galih yang jawab
Dan sisanya mengangguk setuju. Maka Azka sebagai ketua kelompok menyetujui usulan Hana.
Oke. Kiara catat yang menjadi kesepakatan bersama. Kiara bukan sekretaris, tapi dia adalah bendahara kelompok. Berhubung agenda rapat hari ini adalah membahas persiapan acara perpisahan mahasiswa PPL di sekolah. Jadi Kiara cukup sibuk mencatat apa saja yang di perlukan dan harus di beli sebagai tanda terimakasih mereka terhadap sekolah.
"Oh iya, kita gak ngadain acara makan makan gitu?" Amel yang bersuara.
"Tapi kalau prasmanan gitu ribet gak sih?"
"Gak usah prasman Jul. Kita beli nasi kotak aja biar simple."
Nah iya. Kenapa gak terpikirkan oleh July. Kalau denger makan makan otaknya langsung on ke prasmanan aja. Ya ampun.
"Nasi kotak ayam bakar gitu kan, Mel?"
Amel mengangguk pada terkaan Galih.
"Pake lalapan sama sambel."
"Beuuuh mantap."
"Ya ilah, Nat. Jadi lapar gue."
Galih sama Nata malah membayangkan makanan. Tapi sayangnya fantasi makanan mereka di sela oleh Hana. "Ih. Lo berdua tuh ya. Orang lagi serius malah ngebayangin makanan."
"July yang mulai kan." Protes nih Nata
Tapi July lebih protes. "Kok gue?"
"Yang bahas makanan pertama siapa?"
"Amel." Tunjuk July.
Jiah jadi main salah salahan kan.
"Ya udah sih. Lagian bentar lagi juga jam makan siang. Iya kan Nat."
Nata anggukkan kepalanya pada pernyataan Galih. "By the way, nanti kita makan dimana Lih?"
"Bebek goreng depan kampus yuk. Lo udah gak ada jam kan abis ini?"
Sambil menganggukkan kepala Nata katakan. "Boleh bangat. Gue kangen nih. Udah lama gak makan disana. Sambel mangganya itu loh."
"Mantep bangat. Asem asem seger gimana gitu."
"Buset dah jadi ngiler gue."
Nah kan jadi nyambung ke perut. Nata sama Galih tuh emang sebelas dua belas bangat dah.
"Heh! Serius dong!"
Dua lelaki itu terkesiap saat meja di gebrak. Duh mohon maaf. Kalau urusan perut suka gak bisa di tunda sih. Sampai mereka lupa kalau mereka sedang ada di tengah rapat. Gak formal sih. Tapi kan yang namanya rapat tetap saja rapat. Setidaknya harus menghargai ketua.
"Ya kali gue gak di ajak. Gue juga mau kali."
Nata hembuskan nafasnya. Sementara Galih mengumpat, "Si bego. Gue kira lo marah gara gara gue sama Nata gak serius."
Sedang para gadis mentertawakan mereka. Ya ampun. Selera humor Azka seperti itu ternyata. Kiara yang duduk di sampingnya juga hampir copot jantung loh tadi.
"Terus gimana jadinya, Ka?" Kiara bertanya
"Boleh." Kembali Azka ke mode serius. Duh kalau lagi serius gitu, Azka gantengnya nambah. Sumpah gak bohong.
"Karena di sini gurunya ada sekitar 80 orang, pesen aja 100 box."
Oke 100 box. Kiara catat. Tapi, "Pesennya dimana? Ada rekomendasi yang enak dan sesuai budget gak? Jangan yang terlalu mahal."
KAMU SEDANG MEMBACA
*** WHEN I'M WITH U ***
RomanceJadi selama ini kita ngapain? Jagain jodoh orang?