30

34 1 0
                                    

"Nemu yang kayak gitu dimana, Dek?"

Eh, maksudnya?

Azka baru aja sampe rumah, sehabis nganterin pacar pulang. Belum sempet duduk udah di kasih pertanyaan. Seenggaknya kasih Azka nafas dulu lah.

"Pinter bangat sih nyari yang cakep."

Lagi. Itu kalimat dari orang yang sama. Fajar. Kakaknya Azka.

Mantannya Azka cakep cakep kok. Yang ketahuan maupun nggak. Pokoknya gak ada yang burik dah. Good looking semua. Tapi yang ini cantiknya valid. Di akui dari semua kalangan. Dari yang bocil sampai yang tua. Dari cowok yang memang makhluk visual sampai cewek yang suka bikin lupa gender kalau lihat gadis secantik Kiara.

"Kalau gak cakep ya gak bakalan aku pacarin lah."

Tuh kan, emang gitu. Cowok mah mandang fisik.

"Kalau jadi sama dia, Mas yakin sih hasilnya gak bakalan gagal."

Paham kan maksudnya?

Tapi, "Percuma cantik kalau gak bisa masak. Emangmya liatin muka doang bisa bikin kenyang." Nah loh. Ini ibu ibu yang bersabda. Ibu dua anak dari kakaknya Azka. Baginya, penampilan bukan nomor satu. "Kamu kalau kepincut makanan orang lain, mau punya pasangan secantik bidadari juga pasti males jadinya."

Perlu diketahui, banyak selingkuhan gak lebih cantik dari pasangan. Modal jago masak, bisa ngenakin lidah dan ngeyangin perut aja bisa gaet suami orang.

"Emang Kiara gak bisa masak, Ka?"

"Boro boro masak, dia bedain lengkuas sama jahe aja ga bisa, Mas."

Yang di tanya oleh Fajar itu Azka, tapi yang jawab Riska.

"Masa sih?"

"Iya. Tadi waktu makan, Kezia tuh makan lengkuasnya. Di kira daging, kan. Tapi Kiara malah bilang: itu jahenya jangan di makan Kez." Menirukan cara bicara Kiara. "Jelas jelas itu lengkuas."

"Mungkin salah sebut" Fajar membela.

"Gak, Mas. Kiara tuh emang gak tahu apa apa soal dapur. Coba aja ajak kesini, suruh masak sama Mamah. Pasti dia gak mau. Beda bangat sama Fisca yang udah cantik jago masak. Bikin apa aja bisa. Kalau sama Fisca mah mata seneng perut juga kenyang."

Fajar pelototi istrinya seketika

"Apa? Emang bener kan kalo Fisca itu jago urusan dapur."

Yang Azka hembuskan nafas kasarnya.

Gak masalah kalau Mbak Riska bilang Kiara gak bisa masak. Azka tahu kok. Bahkan Kiara selalu bingung menambahkan seberapa banyak air saat Azka pinta kopi. Padahal kopinya kopi instan. Dan memang sudah pernah terbahas jika pacarnya itu cuma bisa masak mie instan dan telor goreng.

Tapi, membandigkan skill memasak dengan mantan, nampaknya itu terlalu menyakitkan. Setiap orang kan punya kelebihan dan kekurangannya masing masing. Mungkin iya. Fisca lebih unggul dalam hal dapur, tapi soal hati?

"Percuma bisa masak tapi berbagi masakan dan hatinya ke orang lain."

Skak mat.

Azka tinggalkan Riska dan Fajar di ruang tengah. Dia melenggang pergi menuju kamarnya. Menutup pintu itu dengan rapat tanpa banyak berpendapat.

Gak habis pikir deh sama Mbak Riska. Bisa bisanya bahas mantan. Azka sudah mulai menemukan kenyamanan di diri Kiara, tidak mau lagi mengingat sang mantan, apalagi waktu ketika bersamanya. Sekali lagi Azka tegaskan, itu menyakitkan.

Ketika bersama Kiara, Azka gak perduli cewek itu bisa masak atau nggak. Lagipula sekarang jaman sudah canggih, bisa order makanan via online, gak perlu repot repot ngotorin perabotan buat masak. Makanan banyak tersedia di luar. Kalau gak enak ya tinggal cari makanan yang lain. Beda sama hati, kalau sudah melukai, susah untuk menemukan yang lain. Azka sudah klik di Kiara. Jadi tolong jangan usik hubungannya.

*** WHEN I'M WITH U ***Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang