26

34 3 1
                                    

Sedikitpun Kiara tidak mengkhawatirkan Azka yang dia tinggalkan di lantai bawah. Kiara asik aja tuh mandi, keramasan, ngeringin rambut sampai sempet skincare-an dulu. Sebenernya sengaja gak sengaja sih Kiara lakukan itu. Sengajanya karena dia mau tahu aja gitu, Azka bakalan ngomong apa nanti karena nungguin dia yang lama bangat. Gak sengajanya ya karena Kiara gak bisa buru buru kalau udah urusan mandi.

Mamah dan Dion ada di ruang keluarga yang sedang asik menonton televisi.

"Azka masih ada Mah?"

"Masih tuh. Lagi di interogasi sama Papah" Yang jawab Dion ya. Bukan Mamah.

Maka buru buru Kiara berlari menuju ruang tamu. Tapi yang dia lihat justru pemandangan yang berbeda. Azka asik asik aja gitu ngobrol sama papah. Gak ada ketegangan sama sekali. Malah Kiara denger mereka lagi ngomongin bola.

"Pah.."

Teralihkan atensi Papah. Dia menoleh ke arah sumber suara. Kiara yang menghampiri.

"Eh, Ra. Lama bangat sih, kasian nih pacar kamu nungguin kelamaan." Yang membuat mata Kiara membulat sempurna saat Papah angkat bokongnya dari sofa.

"Kapan kapan kita nonton bola bareng ya. Kalau ada pertandingan di stadion jangan lupa ajak, Bapak."

Azka tersenyum sambil berkata, "Siap Komandan" tak lupa dia berikan hormatnya. Membuat Papah Kiara tertawa akan tingkah Azka.

Demi apa? Kenapa pemandangan ini aneh sekali?

Sepanjang perjalanan kisah cinta Kiara. Papah cuma tau kalau Kiara pacaran sama Reno meskipun Kiara sempat menyimpang ke hati lain beberapa kali, tapi yang Papah tahu cuma Reno. Dan Papah gak pernah mau ngobrol seakrab itu dengan Reno. Senyum? Kayaknya juga gak pernah deh. Bahkan gak pernah tuh bilang Reno itu pacarnya Kiara. Dia selalu bilang 'temen kamu tuh, Ra'. Tapi pada Azka.. Perasaan Kiara jadi campur aduk. Dia kaget, tapi kok sakit ya.

"Lo bilang apa sama Papah gue?" Kiara katakan saat dia jatuhkan bokongnya di sofa.

Azka yang seruput wedang jahenya memandang Kiara dengan bingung, "Bilang apa?" Karena kan yang Azka bicarakan dengan Papahnya Kiara banyak.

Meski awalnya ragu, tapi tetap jua Kiara suarakan, "soal.. hubungan kita" Kiara tertunduk. Dia malu.

"Oh itu. Gue cuma bilang kalau gue pacar lo" tersuarakan dengan santai. Tapi mata Kiara gak bisa santai. Dia melotot bak bola matanya mau copot.

"Jadi, punya hubungan apa kamu sama anak saya?"

Kalimat pertanyaan itu membuat darah Azka berdesir cepat. Baru bertamu dan bertemu sudah di tanya soal hubungan.

Ya Azka bingung dong, awalnya. Sebab jika dia salah bicara, bisa kacau semuanya. Mau bilang teman tapi kan Azka otw menjadikan Kiara pacarnya. Mau bilang pacar pun belum ada konfirmasi dari Kiara.

Ah masa bodo lah. Azka katakan saja, "Saya pacarnya Kiara, Pak."

"Lo bilang apa barusan?!" Wuih gak bisa nyantai nih Kiara. Antara bingung, kaget, tapi seneng. Lah gimana deh.

Tapi Azka sih santai aja. Dia ulangi lagi, kalau "Gue bilang gue pacar lo, Ra."

"Sejak kapan?!"

Iya sejak kapan? Itu juga yang Papah Kiara tanyakan waktu dengar pengakuan Azka tentang hubungan dengan anaknya. Cuma bedanya Papah bertanya gak pake ngegas kayak Kiara. Ya walaupun dia cukup terkejut dengan keberanian lelaki jangkung itu.

"Sejak hari ini, Pak."

Dan memang sungguh patut di acungi jempol anak muda ini. Membuat Papah Kiara semakin penasaran akan sosoknya.

*** WHEN I'M WITH U ***Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang