24

30 2 0
                                    

Futsal Sport Center.

Sebuah nama yang Kiara baca dari gedung yang ada di hadapannya kini.

"Lo mau main futsal?"

Azka taruh helmnya di spion. Kemudian tak lupa dia ambil helm yang ada di genggaman Kiara.

"Iya. Temen gue kekurangan orang. Sebenernya emang jadwal gue main sih. Tapi kan gue mau ngajak lo keluar, jadi gue minta tuker orang. Eh orang yang gantiin guenya malah gak dateng."

"Tapi kan lo baru aja abis makan, Ka. Masa langsung di bawa lari lari sih. Nanti kalau perut lo sakit gimana?"

"Cie, ceritanya perhatian nih?"

Padahal Kiara sedang khawatir, eh malah Azka goda. Kan nyebelin ya.

"Tenang aja, Ra. Gue gak bakalan kenapa kenapa kok. Gue janji sama lo."

Di janjikan seperti itu Kiara merasa dirinya spesial untuk Azka. Apalagi Azka membawa Kiara ke lingkungannya. Yang mana teman teman Azka berkumpul disana. Kiara harus mengenalkan diri sebagai apa?

Azka langkahkan kakinya memasuki gedung. Di ikuti Kiara yang mengekor di belakangnya. Ini bukan pertama kalinya kok Kiara masuk lapangan futsal. Dulu dia juga sering menemani Reno bermain futsal. Yah Reno. Kenapa harus teringat disaat saat seperti ini sih.

"Ka!" Seseorang yang menyerukan penggalan nama Azka melambai.

Disana ada 5 orang berkumpul. 4 diantaranya mengenakan seragam futsal. Sedang satunya berpakaian biasa.

"Si panjul kemana emang?" Kalimat Azka yang pertama kali keluar ketika bergabung dengan teman temannya.

"Ah tau deh tuh anak. Di telpon gak di angkat angkat" jawab seseorang yang duduk di lantai sambil memakai sepatu.

"Gue tebak sih pasti dia lagi molor. Dia kan kalau tidur kayak orang mati." Sahut yang lainnya.

"Ah kebiasaan deh. Gak ngertiin bangat gue tuh anak."

Ya sebetulnya Azka tidak masalah sih. Cuma waktunya gak pas aja gitu. Dia kan lagi ngedate. Eh bisa di bilang ngedate gak sih ini?

"Ya udah lo ganti dulu tuh. Ada seragamnya si Biyan." Sesuai intruksi temannya yang mana adalah kapten tim Azka bergegas menuju kamar ganti.

Dan Azka melupakan Kiara yang duduk sendiri di bangku yang tak jauh dari kumpulan teman temannya Azka.

Ngeselin gak tuh. Dia gak di kenalin sama sekali ke temen temennya. Bahkan setelah ketemu temen temennya Kiara seolah di lupakan kehadirannya.

"Teh. Maaf ya, kita jadi ngeganggu."

Eh, ternyata kehadiran Kiara ternotice oleh teman temannya Azka.

"Soalnya kita kekurangan orang. Jadi terpaksa deh nelpon Azka." Begitu kata salah satu temannya yang menghampiri Kiara.

Ya Kiara cuma bisa tersenyum sambil bilang "Gak apa apa kok, A."

"Emang tadi lagi dimana, Teh?"

"Oh tadi lagi di San Hill sih."

"Pantesan cepet. Azka biasanya lama kalau disuruh dateng."

Kiara terkekeh pelan lalu bertanya "Suka ngaret ya, dia?"

"Banget. Dandannya sejam. Udah kayak cewek."

"Jangan percaya. Tukang bohong dia mah, Ra." Tiba tiba saja. Suara Azka menginterupsi obrolan Kiara dengan temannya.

"Serius Teh. Jangan mau sama Azka. Ganteng doang tapi tukang ngaret. Mending sama saya aja. On time orangnya"

*** WHEN I'M WITH U ***Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang