#17

1.1K 67 0
                                    

Sinar mentari pagi menyentuh kulit mulus Vebby dan mengusik tidur damainya. Sayup-sayup dia melihat sekitar, semuanya nampak normal kecuali suara orang tidak berperasaan dibalik pintu kamarnya yang dengan tidak tahu aturannya menggedor pintu tanpa henti.

"Vebby! Bangun Veb! Nasib sarapan saya gimana ini?! " Katanya sambil menggedor pintu keras-keras. Vebby menghela napas berusaha untuk sabar. Dia tidak habis pikir bagaimana jadinya jika dia benar-benar akan menikah dengan Farza. Bisa botak saking banyak pikiran dan tekanan dia.

CEKLEK

"Apalagi sih pak? Ini masih jam 6 pagi, saya ngantuk gara-gara semalem. " Kata Vebby agar Farza berhenti mengganggu tidur cantiknya.

"Kamu ini gimana sih. Liat tuh nasi di rice cooker kering kerontang. Terus saya harus makan apa? Nasi kering gitu? Nggak becus banget kamu ini jadi ART, sia-sia saya gaji kamu. " Kata Farza yang mendapat helaan napas dan juga putaran bola mata malas dari Vebby. Entahlah Vebby merasa rasa hormat nya kepada bosnya satu ini ikut menguap bersama kekesalannya. Karna itu dia berani menghela napas dan memutar bola mata dihadapan muka Farza.

"Oh ga sopan ya! Kamu itu harus hormat sama bos sendiri! " Kata Farza kesal dengan kelakuan Vebby. Apa Farza tidak sadar kalau yang dilakukan selama ini jauh lebih menyebalkan dari yang Vebby lakukan barusan.

"Harus gini? " Kata Vebby sambil mengangkat tangannya hormat seperti yang biasa dilakukan pada saat upacara bendera.

"Ya nggak gitu juga maksud saya." Kata Farza kesal sambil menatap Vebby tidak bersahabat.

"Yaudah bapak minggir sana! Saya mau masak. " Ucap Vebby yang meninggalkan Farza yang terpaku sedang mencerna keadaan saat ini. Biar saja Farza kesal, memangnya hanya pria itu yang bisa bertindak seenaknya!

"Tunggu! " Kata Farza sambi menahan tangan Vebby.

"Apa?! " Ucap Vebby dengan raut wajah yang seolah mengajak perang.

"Kok kamu jadi nyebelin gini sama saya?! Nggak menghormati saya lagi! Nggak sopan sama saya! Attitude kamu kemana?? " Tanya Farza yang jengkel melihat tingkah Vebby yang dirasa mulai berani dan memberontak terhadapnya. Biasanya perempuan itu hanya akan diam dan menahannya.

"Kenapa? Bapak minta dihormati tapi sendirinya nggak pernah menghormati saya! Bapak minta saya berperilaku sopan tapi bapak nggak pernah sopan sama saya! Bapak tanya tentang attitude saya? Kalau bapak tanya begitu, memangnya bapak juga ngerti apa itu attitude? Bapak punya yang namanya attitude? Selama ini apa yang bapak lakuin selalu seenaknya tanpa perduli perasaan saya! Terus bapak berharap saya perduli perasaan bapak?! "Ucap Vebby yang sengaja berkata begitu agar hati Farza tertohok. Benar saja laki-laki itu terpaku ditempatnya. Sementara Vebby melenggang pergi ke dapur untuk memasak.

Senyum Vebby mengembang didapur. Ia merasa menang hari ini. Mampus Farza! Akhirnya setelah dua bulan ditahan unek-uneknya tersampaikan juga. Biar saja laki-laki itu kepikiran, siapa suruh bertindak seenaknya. Bahkan melibatkan dirinya tanpa berkompromi dulu dengannya. Padahal dirinya ini kan bukan milik Farza , tapi milik dirinya sendiri.

Setelah selesai memasak dia pergi ke kamarnya untuk bersiap. Setelah penampilannya dirasa sempurna, dia melenggang keluar kamar dengan percaya diri. Dia melirik sekilas kepada Farza yang sedang menyantap makanannya,lalu menatap dirinya sendu. Ingin sekali Vebby tertawa keras, tertawa atas penderitaan Farza yang seperti merasa bersalah tapi gengsi untuk meminta maaf kepada dirinya, alhasil Farza hanya melihat Vebby sampai perempuan itu keluar rumah.

Setelah keluar rumah Vebby mencegat taksi yang kebetulan lewat. Senyum Vebby semakin mengembang , sepertinya  hari ini memang hari keberuntungannya.

MY PAPA Is A DUREN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang