#5

2.6K 117 1
                                    

Keesokan paginya, vebby memulai rutinitasnya yang baru, yaitu menjadi ART dirumah ketua yayasan tempatnya mengajar.

Vebby masuk ke kamar alea untuk membangunkan gadis tersebut. Tadi pagi-pagi sekali farza sudah berangkat ke sekolah karena ada urusan penting yang harus diselesaikan, entah apa urusannya, yang jelas vebby tak tau dan tak ingin tau. Dia bukan ART yang modelannya ingin tau segala hal tentang urusan tuan besarnya.

" Alea bangun, ini udah pagi. Mataharinya bahkan udah nongol, ayo mandi terus berangkat kesekolah." Kata vebby sambil mengguncang tubuh alea.

"Lima menit lagi pah." Racau alea tidak jelas.

"Alea ini bukan papah kamu. Ayo bangun." Kata vebby masih terus mengguncang bahu alea , tapi kali ini dengan kekuatan lebih besar. Sumpah! Ini kalo bukan anak bosnya pasti sudah vebby sleding biar mampus. Aduh tapi sayangnya alea ini anak bosnya.

"Yaudah deh limabelas menit lagi ah." Katanya kembali menawar. Hadeh! Kalo gini lama-lama air di bak mandi pindah ke kasur alea kalo vebby hilang kesabaran. Untungnya stok kesabarannya belum habis sekarang ini.

"Alea ini udah jam setengah tujuh, papah kamu juga udah berangkat duluan. Kamu naik bus sama ibu berangkatnya. Ntar bisa ketinggalan bus kalo kita nggak cepet-cepet." Kata vebby masih berusaha membangunkan alea .

"Hah? Papah berangkat duluan?" Tanyanya masih dalam kondisi setengah sadar.

"Iya alea, pak farza tadi berangkat duluan." Jawab vebby.

"Ohhh papah berangkat duluan." Katanya sambil mengucek mata. "WHAT? PAPAH BERANGKAT DULUAN?" Jeritnya sambil melotot .

"Iya alea." Kata vebby utuk keberkian kalinya.

"Trus lea berangkat sama sapa dong? Masa iya lea mau naik bus lagi! Ga mau!" Protes alea.

"Terus kalo kamu nggak mau naik bus, terus mau naik apa? Taxi?" Tanya vebby.

"Iyalah , gamau lea kalo suruh naik bus. Disana orangnya nggak pada berperikemanusiaan semua. Udah tau lea badannya minimalis, masih aja digencet sana sini, bisa jadi perkedel kentang nanti." Katanya sambil memanyunkan bibir.

"Tapi papah kamu gak nitip uang buat ongkos kamu, katanya kamu suruh berangkat sama ibu, itupun pake uang ibu bayarnya. Mungkin papah kamu lupa kali." Jelas vebby.

"Hah? Yang bener aja bu." Kata alea dengan suara lemas.

"Yang sabar ya alea." Kata vebby sambil menepuk pundak alea.

"Nikmat apa yang hamba dustakan ya gusti." kata alea pelan.

"Oh iya alea. Tadi papah kamu nitip bekal sehat buat makan siang kamu, katanya kamu ga boleh makan sembarangan." Kata vebby membuat perut alea seketika eneg.

"Astagfirullah , cobaan apalagi ya ini!"

***

Setelah sampai disekolah , alea langsung berpisah dengan vebby.  Tadi karena saking terburu-burunya alea sampai tidak mandi, untung saja stok farfumnya masih banyak, alhasil dia masih bisa pergi kesekolah dengan tampilan yang fresh.

Ketika berjalan dikoridor, mata elang alea tak sengaja menangkap orang yang tak asing lagi baginya. Ibras! Itu ibras. Tapi kenapa ibras langsung lewat dari gerbang depan? Dia nggak keparkiran dulu buat markir motor ninja barunya? Karena penasaran, alea pun berlari mengahmpiri ibras.

"Hoi ! Buntelan sumbat wc! Diem-diem aja nih!" Kata alea sambil sengaja menepuk bahu ibras dengan kuat.

"KUTU KUPRET! Anjir ngagetin lo!" Kata ibras sambil menepuk lea dari belakang, saking overnya ibras alea bahkan hampir tersungkur kedepan. Beruntung keseimbangannya alea tidak begitu buruk. Bayangkan saja kalau alea itu lemir? Sekali tabok jatuh tergelintir. Hidih!

MY PAPA Is A DUREN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang