#18

1.1K 66 0
                                    

Saat ini Farza,Vebby, dan Alea sedang menyantap makan malam dengan damai.

Alea baru pulang kerumah setelah kemarin dia menginap dirumah mamahnya. Alea baru tahu kalau ternyata dia punya saudara tiri yang satu angkatan dengannya tetapi lebih muda, parahnya anak itu bersekolah di sekolah yang sama dengannya.

"Akhir pekan kita kencan ya Veb. " Kata Farza santai membuat kedua anak manusia dihadapannya tersedak hebat.

"Pah? /Hah?" Ucap Vebby dan Alea serempak.

"Tapi kenapa? " Kata Vebby heran sambil mengambil air minum untuk meredakan tenggorokannya.

Sementara Alea, dia hanya terpaku menatap papanya, apalagi ini? Apa dia melewatkan banyak hal hanya dalam satu malam saja? Alea jadi menyesal mengiyakan permintaan mamanya untuk menginap. Lihat sekarang! Dia kelihatan bodoh karena tidak tahu apapun.

"Karena kamu calon istri saya. " Ucap Farza enteng. Vebby hampir menyemburkan air yang diminumnya ke wajah Farza.

Lagian Farza tidak mau bersifat munafik dengan bilang tidak tertarik dengan perempuan cantik didepannya ini. Jujur dia mulai tertarik dengan Vebby karena dia terbiasa dengan kehadiran perempuan didepannya ini sejak dua bulan yang lalu. Sekarang Farza tertawa, menertawakan  pemikirannya dulu yang menganggap ucapan 'cinta datang karena terbiasa' itu hanya omong kosong belaka,liat dirinya sekarang. Dia seolah termakan oleh omongannya sendiri.

"Saya bukan calon bapak! Orang cuman bohongan doang! " Seru Vebby tak terima. Lagian dia belum mau menikah, tanggung sekali dia sudah semester akhir, bentar lagi juga wisuda.

"Kata siapa? " Tanya Farza memicing.

"Bapak bilang saya cuman nemenin kondangan doang! Bukan bilang mau dikenalin jadi calon bapak! Saya nggak mau. " Tegas Vebby. Dia menatap laki-laki didepannya ini yang nampak tenang-tenang saja. Hal itu membuat Vebby geram, ingin sekali dia mengumpat kearah Farza. Kenapa laki-laki ini seperti menggampangkan omongannya, apa dia pikir pernikahan itu main-main?

"Kalau gitu coba kamu yang kasih pengertian ke orangtua saya. Bilang kita ini bohongan. " Kata Farza sambil menatap lekat perempuan dihadapannya ini. "Tapi kalau jantung mami saya kambuh kamu mau tanggung jawab? Denger kita tinggal bareng aja mami udah syok berat. Gimana kalo kita bilang bohongan? Bisa disangka kumpul kebo beneran, kamu mau? " Kata Farza berusaha menakuti Vebby, biar saja dia bilang maminya punya penyakit jantung, berdosalah Farza bilang begitu tentang maminya. Benar saja, bisa Farza lihat Vebby didepannya membeku, raut wajahnya terlihat gelisah.

"Jadi minggu besok bisa? " Tanya Farza kepada Vebby, yang ditanya hanya mengangguk pasrah. Lagian sudah terlanjur Farza mengenalkan Vebby kepada mami papinya, malu kan kalau ternyata cuman bohongan.

Vebby ditempatnya hanya merutuki kebodohannya karena mengiyakan ajakan Farza, kenapa juga yang laki-laki menyebalkan ini singgung harus orangtuanya? Vebby paling tidak tegaan kalau sudah menyangkut topik sensitif seperti ini.

Alea yang sedari tadi membeku akhirnya tersadar dari syoknya. "Jadi papah mau nikah sama bu Vebby? " Katanya masih berusia mencerna kejadian ini.

"Hm." Ucap Farza seolah mengiyakan ucapan Alea.

Alea hanya terdiam, membiarkan papanya itu bertindak semaunya, yang penting laki-laki itu bahagia.

"Kamu nggak mau tanya lagi gitu? " Tanya Farza menyerkit bingung.

"Enggak, Alea laper mau lanjut makan aja. Lagian ini urusan orang dewasa, jadi biar papa yang tangani. Asal jangan main-main aja. Biar nggak kawin cerai." Kata Alea nampak biasa saja.

MY PAPA Is A DUREN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang