#32

932 64 1
                                    


Pencet dulu bintang nya ya☺

.

Waktu tak terasa cepat berlalu, sekarang sudah hampir malam, matahari pun sudah mulai tenggelam di ufuk barat.

Saat ini Vebby sedang sibuk membantu kakak iparnya menyiapkan makanan untuk makan malam. Malam ini rencananya orang tua Farza akan datang berkunjung untuk membicarakan masalah pertunangan mereka. Sedari tadi Vebby terlihat sangat bahagia, senyum cerah tercetak jelas diwajahnya yang sangat mempesona itu.

"Hm senyum mulu, hati-hati loh bisa-bisa giginya kering." Ucap Yoda sambil menyenggol lengan Vebby pelan.

"Ah mbak bisa aja. Bukannya kalo nggak senyum-senyum malah keliatan aneh ya? Orang seneng kan harusnya senyum, kalo nangis malah ntar dikira kesurupan." Ucapnya sambil tertawa dan membantu memotong sayuran.

"Iya bener bener." Ucap Yoda sambil tertawa membenarkan ucapan Vebby.

"Veb, mbak minta tolong urusin meja makan ya. Piring sama sendoknya ditata. Gelasnya juga diliat ada yang kurang atau enggak, bila perlu di lap sekalian. Nggak enak kalo nanti ada yang kurang didepan tamu. Apalagi itu calon mertua kamu kan." Ucap Yoda sambil tersenyum dan diangguki Vebby. The best sekali memang kakak iparnya. Pantesan kakaknya bisa sampai bucin akut, orang begini modelan istrinya. Yoda memang tipikal orang yang perfeksionis, segala hal harus pas tanpa kesalahan apapun.

Vebby menata piring dan sendok didepan masing-masing kursi yang ada di ruang makan sambil bersenandung ria.

"Ehem,,, ciee cieee yang bentar lagi nikah. Akhirnya tante melepas masa lajang setelah malalui banyak ujian dan pertapaan seumur hidup tante." Ucap Iqbal yang datang dari lantai atas sambil merentangkan tangan dan terpejam menghayati ucapannya.

"Pertapaan gundulmu itu! Dikira Parasurama kali pake tapa segala." Ucap Vebby sambil menggeleng, heran sendiri menghadapi ulah keponakan absurd nya ini. Ada saja ulahnya.

"Hehe bercanda doang." Ucapnya sambil terkekeh dan duduk di salah satu bangku yang ada diruang makan.

"Om Farza kapan dateng tante? Semuanya ikut?" Tanya Iqbal.

"Cuman calon mertua tante sama om Farza doang. Alea masih fokus belajar dirumah." Jelas Vebby.

"Buset! Kesambet apa Alea jadi rajin begitu? Dulu disekolah aja kerjaannya cuman ngiler dikelas kok." Kata Iqbal terheran-heran.

"Ya nggak papa lah, itu kan dulu. Sekarang kan dia jadi rajin belajar nggak kaya kamu yang nyontek tempat Siti mulu." Kata Vebby membuat Iqbal cemberut.

"Tante gitu ya sekarang! Mentang-mentang mau jadi ibunya Alea, Iqbal nggak dibela lagi." Ucap Iqbal kesal. Iya dia tahu kalau dia suka mencontek jawaban Siti. Tapi kan dia juga mencontek dengan usaha yang keras, tidak mudah menyontek kepada Siti mengingat Siti jadi pelitnya kaya setan semenjak tau boroknya dan Ibras yang suka menggosipi dirinya dikelas sebelah. Bahkan kadang-kadang ia harus mengeluarkan skill nyontek tanpa ketahuan yang merupakan bakat terpendam yang paling potensial yang dimilikinya. Semua orang bilang bakat itu perlu disalurkan kan? Lalu apa salahnya dia? Itung-itung menyelam sambil minum air, dia mengasah bakatnya dan mendapat nilai bagus. Bukannya itu membanggakan?

"Iya lah, ngapain belain anak nakal kaya kamu. Udah dikelas tidur mulu, ulangan nyontek kawannya, masih sok-sok an sombong padahal kerjaannya balapan sama tawuran. Ckck siapa coba yang mau sama anak nakal kaya kamu?" Ejek Vebby membuat Iqbal makin cemberut.

"Tante jahat! Biar nanti Iqbal tunjukin ke tante. Bila perlu Iqbal ciuman sama pacar Iqbal di depan tante, kaya tante yang demen banget ciuman didepan Iqbal." Ucap Iqbal membuat tantenya mengendus.

MY PAPA Is A DUREN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang