#22

1.1K 73 1
                                    

Farza mondar-mandir di ruang tamu sambil menunggu Vebby pulang. Sejak tadi dia sibuk mengutak-atik ponselnya untuk menghubungi Vebby. Farza menghela napas berat, nomor Vebby tidak ada dalam kontak ponselnya berapapun banyaknya dia mencari.

"Aaaakhh." Farza berteriak frustasi sambil mengacak-acak rambutnya. Betapa bodohnya dia, selama ini tidak ada satupun yang dia ketahui tentang gadis itu. Padahal mereka akan menikah. Bahkan maminya meminta pertunangan mereka dilakukan bulan depan. Tapi apa ini? Vebby pergi. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda akan pulang walaupun Farza sudah lama menunggunya.

Farza menyesal. Seharusnya jika dia menyukai Vebby dia ungkapkan langsung ke orangnya, bukan malah terus-menerus memendamnya begini.

Ditengah kebingungannya ponselnya berdering. Dia mengambil ponselnya dengan enggan, nomor tidak dikenal tertera disana. Farza hanya membiarkannya tanpa berniat menjawabnya.

Namun semakin diabaikan ponselnya terus berdering. Sepertinya sang penelpon memang orang yang keras kepala. Akhirnya mau tak mau Farza mengangkatnya.

"Halo?" Kata Farza malas, ingin sekali dia mengomeli orang yang berani menelponnya disaat dia kalut begini. Dia semakin sentimental sekarang.

"Halo, ini benar dengan bosnya Vebby? " Tanya orang di seberang dengan tenang.

"Iya. Saya bosnya Vebby. Kenapa? " Farza menyerkit bingung, kenapa ada laki-laki yang menelpon dan berbicara tentang Vebby kepadanya.

"Saya mau mengabari kamu, Vebby menginap dirumah saya malam ini. Jadi dia tidak pulang, saya mohon diijinkan. " Orang di seberang sana berbicara santai dengannya.

Deg!

Farza membeku ditempatnya. Apa katanya barusan? Menginap di rumahnya? Jangan gila! Siapa dia berani meminta ijin begitu dengannya?! Dia ini calon suaminya, dan pria itu berharap kalau Farza mengijinkannya?

Tidak akan! Sampai kapanpun tidak akan pernah dia ijinkan. Amarah dan kegelisahan Farza makin meluap-luap. Ingin dia hajar sampai habis pria disebrang telponnya.

"Tidak! Saya tidak ijinkan! Bawa dia pulang sekarang juga, atau buruk akibatnya buat kamu! " Farza menutup teleponnya sepihak, dia mendengar laki-laki disebrang sana kembali ingin menyanggahnya. Tapi Farza tidak ingin mendengar apapun lagi dari mulut orang tersebut.

"Sialan! " Farza marah. Apa ini? Apa yang barusan dia dengar? Apa selama ini Vebby punya laki-laki lain? Apa itu alasan dia enggan menikah dengan Farza? Tapi kenapa selama ini dia tidak mengatakan apapun?! Banyak sekali pertanyaan memenuhi benak Farza.

Jika Vebby lebih memilih laki-laki itu dan pergi meninggalkannya bagaimana? Apa yang akan terjadi dengannya setelah itu? Dia tidak bisa membayangkannya.

Dia mulai memiliki perasaan spesial dengan gadis itu. Dia tidak rela jika membiarkannya bahagia dengan laki-laki lain. Vebby miliknya. Gadis itu miliknya sejak dia mengklaimnya menjadi calon istrinya. Siapapun tidak bisa memiliki apa yang menjadi miliknya. Miliknya hanya untuk dirinya seorang! Dia tidak suka membagi ataupun memberikannya kepada orang lain!!

"Sialan! Berngsek! Aaakh!" Umpatnya sambil memukul tembok keras untuk melampiaskan amarahnya.

Dia tidak habis pikir dengan Vebby. Kenapa dia mau menginap dirumah seorang laki-laki selain dirinya?! Sehebat apa laki-laki itu sampai bisa membuat Vebby bertekuk lutut kepadanya? Apa kurangnya dia dibandingkan dengan laki-laki itu?

Farza terduduk di sofa ruang tamu, dia terdiam tanpa ingin melakukan apapun. Bagaimanapun perasaannya sakit. Darah ditangannya mulai mengalir deras, luka ditangannya terasa perih. Farza meringis merasakannya, semakin dibiarkan rasanya semakin nyeri.

MY PAPA Is A DUREN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang