Saat ini Vebby sedang duduk santai diatas ranjang sambil membaca novel yang baru dibelikan Farza kemarin.
Beberapa kali Vebby nampak tersenyum lebar saat membaca adegan uwuw pasangan remaja yang ada di novel tersebut.
"Romance putih abu-abu emang beda ya, masih polos dan cute banget. Mau ciuman aja digambarin dramatis banget." Komentar Vebby sambil mengalihkan pandangannya kepada Farza yang baru keluar dari kamar mandi.
"Emang gimana?"
"Ya gitu, berdegup-degup, pipi merona seperti tomat, tidak bisa bernapas saking gugupnya. Lucu, untung jadi ciuman. Kan kalau pingsan duluan nggak lucu." Jelas Vebby masih belum melepaskan pandangannya dari Farza.
Memperhatikan dengan seksama gerak-gerik suaminya. Mulai dari Farza yang terlihat mengeringkan rambutnya menggunakan handuk sampai Farza yang dengan santainya berganti baju dihadapan Vebby.
Dasar! Suaminya itu tidak mengerti jika jantung Vebby sudah seperti mau copot ketika melihatnya dari belakang. Dan tanpa merasa berdosa, Farza malah tersenyum lebar kearahnya.
Lihatlah, walau hanya menggunakan kaos oblong putih polos dan juga celana training hitam, ketampanan suaminya itu sama sekali tidak berkurang. Apalagi ditambah tetesan air yang berasal dari rambut basahnya. Sungguh-sungguh pemandangan yang sangat tidak boleh dilewatkan.
Farza mendekat kearah Vebby dan mendudukkan diri dipinggir ranjang menghadap kearah Vebby. Lalu mendekatkan wajahnya. Membuat Vebby dapat mencium dengan jelas harum shampoo yang Farza kenakan. Maskulin sekali.
"Sama dong kaya kamu. Dulu kamu juga begitu kan." Ucapnya sambil mengulas senyum tipis.
Damn! Vebby ingin berteriak sekarang. Bukan karena perkataan Farza yang menyinggung dirinya, tapi karena wajah tampan Farza yang berada tepat dihadapannya. Demi apapun, Vebby tetap saja gugup meski sudah hampir sepuluh bulan menikah dengan Farza.
Air sisa-sisa mandi yang ada dirambut suaminya itu tampak turun, membuatnya terlihat sangat-sangat menggoda saat ini.
"Mas jangan mancing saya deh." Ucap Vebby tergagap saat Farza dengan isengnya mendusel-dusel di ceruk leher Vebby, membuat Vebby merasakan sensasi geli sekaligus dingin yang berasal dari rambut Farza yang basah.
"Mancing? Memangnya kamu ikan?" Kekeh Farza seraya memulai aksinya, menciumi ceruk leher Vebby secara membabi-buta.
"M-mas?" Mata Vebby terpejam, menikmati permainan dari suaminya.
Farza menciumi leher mulus istrinya bertubi-tubi, memberi banyak tanda kemerahan disana. Dan setelah puas Farza menjauhkan wajahnya, kemudian mengulas senyum saat melihat hasil karyanya. Bagus sekali! Tanda merahnya tercetak dengan jelas. Sudah pasti besok itu akan membiru.
"Bagus banget gambaran saya." Farza memuji dirinya sendiri sembari mengelus bekas cupangannya.
"Sembarangan! Besok kalo jadi biru gimana? Nggak lucu kan kalo saya harus pake syal di musim kemarau?!" Vebby berteriak dengan suara tertahan. Walaupun menikmatinya, tetap saja dia kesal. Bisa-bisanya Farza membuat sebanyak ini. Ini berlebihan sekali! Kalau dilihat orang kan malu.
"Biarin lah, biar lucu. Lumayan buat ngebadut." Kekehnya membuat Vebby sangat gemas dan memukuli pundak Farza bertubi-tubi.
"Mas mah gitu! Seenaknya sendiri!!"
"Loh loh,, bukan seenaknya sendiri, tapi seenaknya berdua. Kan yang enak bukan cuman saya." Ucap Farza sambil tertawa membuat Vebby makin histeris ditempatnya. Dan tentu saja makin membabibuta memukuli Farza.
"Ngawur ah! Sebel!" Teriak Vebby.
"Sebel juga tapi tetep suka kan?" Goda Farza.
"Nggak tau! Jangan ngomong lagi sama saya!" Vebby mendengus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PAPA Is A DUREN [ END ]
ChickLitBudayakan follow sebelum baca. Lika liku hidup seorang Alea karena punya papah super keren walau sudah label duda. Duda keren , ganteng, dan kaya. Nggak ada cela sedikit pun. Sekali papah kedip ganjen, para kaum hawa merapat. Entah itu remaja yan...