Vebby tersenyum melihat penampilannya dicermin. Dia terlihat cantik dengan pakaian casualnya. Vebby kemudian memakaikan make up tipis diwajahnya. Setelah dirasa sempurna dia segera keluar kamar dan menemui Farza yang sudah menunggunya sedari tadi. Farza bahkan dengan kurang kerjaannya mengirimi banyak pesan yang menanyakan hal-hal tidak penting. Mentang-mentang tadi malam akhirnya mereka saling bertukar nomor handphone setelah drama pukul-pukulan antara Farza dan juga Evans.
Drttt Drttt Drttt Drttt Drttt
Vebby memutar bola mata jengah. Pasti Farza yang dengan kurang kerjaan mengiriminya pesan. Ini sudah kesekian kalinya. Bahkan sedari tadi Vebby memilih mengabaikannya.
Di ruang tamu Vebby melihat Farza yang sedang sibuk mengutak-atik handphonenya dan kemudian seperti yang Vebby duga, ponselnya kembali bergetar. Melihat itu Vebby menggeleng tak habis pikir dengan ulah absurd kekasihnya itu.
"Mas! " Sungut Vebby, dia kesal dengan Farza yang semakin hari semakin menjadi-jadi.
"Loh dek, kok chat saya nggak dibales. Saya tungguin daritadi. " Ucapnya menatap Vebby lesu.
"Berisik banget mas, itu chatnya banyak banget. " Ucap Vebby kesal.
"Nah ya itu. Tandanya saya perhatian sama kamu. Kamu ini aneh, orang diperhatikan malah nggak mau. " Ucap Farza yang tak kalah kesal dari Vebby karena merasa diabaikan. Padahal dia hanya ingin perhatian saja, agar Vebby tau kalau dirinya ini benar-benar jatuh hati kepadanya.
"Ya mas yang benar-benar aja dong. Kita ini serumah, tinggal panggil dari luar pintu juga bisa, nggak usah pake chat segala. " Ucap Vebby jengah. "Udahlah ayo berangkat, mumpung akhir pekan, biasanya mas Evans nggak ada jadwal dirumah sakit. " Lanjut Vebby sambil meninggalkan Farza yang cemberut di belakangnya.
"Dek tungguin! " Ucap Farza bersungut-sungut.
Vebby hanya menggelengkan kepalanya, kenapa Farza jadi makin bawel dan manja seperti ini. Perasaan sebelumnya Farza tidak separah ini. Sekarang selain menjadi si menyebalkan, Farza juga bertransformasi menjadi Farza si bawel dan manja. Vebby tepuk jidat ditempatnya ketika memikirkan itu.
"Iya mas, iya saya tungguin. Nih saya berhenti kan, jadi cepet kesini. " Vebby berhenti, mengalah dengan Farza yang sedang merajuk. Melihat itu Farza segera berjalan cepat kearahnya dengan memasang muka sok judesnya.
Farza berhenti disamping Vebby , kemudian Farza menatap Vebby penuh harap, melihat tatapan itu Vebby sudah menebak Farza pasti lagi ada maunya. Entah hal apalagi yang akan diminta Farza kepadanya.
"Ehem." Farza berdehem pelan, "Pegang tangan boleh kan dek? " Tanya Farza dengan senyum senang, entah kemana muka judesnya yang tadi.
Vebby mengangguk mengiyakan. Lagipula kenapa pula Farza meminta ijinnya segala. Padahal kemarin dia dengan seenaknya mencium Vebby tanpa permisi. Vebby kembali menggeleng heran sambil mengambil tangan Farza untuk digenggamnya.
Farza ditempatnya tersenyum, rasanya berbunga-bunga sekali. Farza bahkan jadi heran sendiri dengan dirinya, kenapa jadi malah seperti anak muda begini.
"Yuk masuk, tiba-tiba saya jadi kangen sama mas Evans. " Ucap Farza gembira yang membuat Vebby terheran-heran.
"Mas kangen sama mas Evans? Mas waras? Jangan-jangan mas panas lagi." Ucapnya sambil berjalan ke mobil dan memegangi kening Farza. "Enggak kok perasaan." Gunggamnya pelan.
"Iya. Saya jadi pengen cepet-cepet minta restu sama mas Evans, biar bisa cepet nikah sama kamu. " Ucapnya sambil tertawa, entah kenapa perasaan bahagia Farza seakan meledak-ledak tanpa bisa dia kontrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PAPA Is A DUREN [ END ]
ChickLitBudayakan follow sebelum baca. Lika liku hidup seorang Alea karena punya papah super keren walau sudah label duda. Duda keren , ganteng, dan kaya. Nggak ada cela sedikit pun. Sekali papah kedip ganjen, para kaum hawa merapat. Entah itu remaja yan...