#1

7.5K 208 17
                                    

Pintu digedor sangat keras dari luar membuat Alea yang sedang tidur terlelap akhirnya terpaksa membuka matanya, walaupun dengan setengah hati. Karena jujur dirinya masih sangat mengantuk saat ini.

Alea mendekat kearah pintu , dan membukanya perlahan. Setelah pintu terbuka cukup lebar, Alea mendapati wajah menyebalkan sang papah yang sok tersenyum manis.

"Ampun deh, Pa! Gabisa santai aja apa? "

"Salah sendiri, awalnya sih papah santai, tapi kamu yang bikin papa jadi ngegas." Farza mengedikkan bahunya.

"Mandi sana! Abis itu sarapan dan berangkat sekolah. Papa tunggu dibawah." Perintahnya kemudian.

"Yaelah pah, masih pagi juga!" Gerutu Alea yang sedari tadi masih saja menguap. Kantuknya sama sekali tidak bisa pergi darinya.

"Alea, kalo ini masih pagi. Yang siang itu jam berapa? Lagian berangkat sekolah kok siang mulu. Emangnya dipikir sekolah itu punyanya moyang mu?" Tanya Farza yang sudah mulai jengah dengan ulah sang anak.

Jadi begini rasanya punya anak remaja yang bandel. Dia jadi merasa berdosa kepada orangtuanya karena kelakuannya dulu sama persis seperti alea. Jadi tidak terbanyang gimana merananya orangtuanya dulu. Sampai papanya terkena struk , untungnya sih sembuh. Kalau misalkan wasallam? Astagfirullah amit-amit! Jangan sampe!

"Gausah jauh-jauh ke moyang pa. Kan sekolahannya punyanya eyang." Jawab Alea enteng.

"Ah iya juga." Farza mengangguk, membenarkan perkataan putrinya. "Tapi mentang-mentang punya eyangmu terus bisa seenaknya?" Lanjutnya bertanya.

"Iyalah. Kapan lagi bisa seneng-seneng. Kan mumpung punya eyang." Jawab alea sambil nyengir lebar membuat farza berusaha menguatkan hatinya. Jangan sampai dirinya memaki! Itu sangat-sangat tidak boleh terjadi.

"Mandi alea! Papa tunggu dibawah." Farza meninggalkan alea yang masih terlihat ogah-ogahan.

Farza duduk diruang makan sambil ngedumel soal alea. "Van, jadi nyesel aku cerai sama kamu. Sekarang aku masih nggak ngerti kenapa kamu nggak sanggup jadi istriku. Apa karena Alea? Tapikan alea itu anakmu juga, jadi mustahil gara-gara alea. Van, asal kamu tau aja, alea kita sekarang tingkahnya jadi hiperaktif, tobat aku lama-lama ngadepin alea. Bisa ubanan rambutku kalo ngadepin dia. Tingkahnya, bikin orang bawaannya istighfar mulu. " gerutu farza sambil bicara pada sang mantan istri yang jauh disana, nggak mungkin bisa denger yang jelas. Jadi dari tadi dia bicara sama angin, mulai stress agaknya.

"Pa istighfar. Dari tadi ngoceh sendiri, ngomong sama setan apa gimana?"

"Nggak. Papa ngomong sama angin." Jawab farza sekenanya.

"Kayanya rsj bakal nambah satu pasien nih." Kata alea sambil keluar dari rumah tanpa sarapan.

"Astagfirullah alea!" Farza hanya bisa mengelus dada melihat kelakuan sang anak.

   Farza berjalan keluar menuju mobilnya yang terparkir di garasi.

      Setelah sampai farza membuka pintu mobil dan mendapati sang anak yang sudah nangkring dengan nyamannya didalam mobil.

"Pah ayo cepet!  Alea telat nih."

"Gapapa. Toh sekolah itu juga punya eyangmu." Kata farza yang malas menanggapi alea.

"Kok papa gitu. Kan kita harus tetep disiplin. Yah walaupun sekolahan itu punya eyangku, dan yang jadi ketua yayasan itu papaku." Kaya alea membuat farza mendelik ke arahnya.

" katamu tadi nggak papa kalo telat. Toh sekolah juga punya mbahmu." farza bicara sambil menjalankan mobil keluar dari pekarangan rumahnya.

"Oh bilang gitu toh aku." Alea memiringkan kepalanya dengan polos. Melihat itu hati farza menghangat. Ternyata anaknya juga masih punya sisi yang menggemaskan . Sedikit bersyukur dengan itu.

      Mobil hitam mengkilat milik farza memasuki gerbang sekolah yang bertuliskan SMA HARSA (harapan bangsa).

       Mobilnya berhenti diparkiran khusus mobil, sebelum turun alea mengingatkan sang papa agar tidak ganjen pada para guru atau staf sekolah. Itu sudah jadi kebiasaan alea.

      Farza dan alea berjalan santai menuju gedung sekolah. Di sepanjang koridor para siswi menatap farza terkagum kagum. Dan yang membuat alea kesal adalah papanya yang malah memberikan kedipan maut kearah mereka. Itu membuat mereka makin menggilai sang papa.

      Dan yang akan kena imbasnya adalah alea. Alea akan jadi bank informasi untuk teman-temannya. Asal tau saja, itu melelahkan! Ia akan disuguhi pertanyaan  terus-menerus tanpa jeda . Mulai dari akun instagram, akun line, akun facebook, nomor WA, nomor sepatu, sampai nomor celana pun ikut ditanya, bahkan kadang ada yang sempat-sempatnya bertanya akun game online sang papa, entah itu yang MOBA , mobile legend, atau yang PUPG sekalipun tak luput dari pertanyaan mereka, dan yang sialnya tak semua yang mereka tanyakan bisa alea jawab, karna alea memang tidak tau. Dan jadilah dia asal-asalan menjawab, yang penting dijawab .

"Pah! Jangan genit!" Alea mencubit lengan sang papa. Membuat farza meringis kesakitan. Dan baginya hilang sudah kesan cool dan tamvannya. Tapi itu bagi farza, lain lagi bagi fans nya. Mau dia jungkir-balik bahkan kesandung dan nyungsep sekalipun akan tetap keren kalau fatza yang melakukannya. Yah begitulah , namanya juga fans. Bagi mereka mah kalo ganteng bebas , mau ngapain juga tetep ganteng keliatannya. Tapi lain lagi kalo yang jelek yang ngelakuain, jangan ditanya responnya.

"Sayang, itu cuma formalitas kok. Papa mah nggak pernah genit, mereka aja yang kebaperan." Jawab farza santai membuat alea merutuki betapa hebatnya sang ayahanda.

"Terserah deh. Pusing ngurusin papa yang banyak polahnya."

"Yang ada papa yang pusing ngurusin kamu yang lebih banyak polahnya."

     Dan perdebatan itu berlangsung sampai depan kelas alea.

      Alea tak habis pikir, sebenarnya untuk apa setelan jas yang menempel di badan sang papa, toh walaupun pake kolor dan kaos oblong juga bakal tetep bagus kalo yang make papanya. Karna kalo kata temennya, kalo udah ganteng mau diapa-apain juga tetep ganteng.

"Masuk sana. Jangan bandel ya sayang. Tolong dengerin gurumu didepan. Jangan malah ngempros (ngobrol)  sama temen sebangkumu. Belajar yang serius, biar pelajarannya nyantol. Jangan bikin malu eyang sama papamu ini. " kata farza memberi wejangan pada sang anak. Walau masih umur 35 tahun, dan tergolong masih muda. Farza berusaha semaksimal mungkin mendidik anak semata goleknya agar menjadi anak yang sukses dan membanggakan dimasa depan. Jangan sampai alea jadi produk gagal! Mau ditaruh mana mukanya ini?

"Iyah papa akoh , yang paling ganteng seantero HARSA." Kata alea sambil masuk kekelas dan melambaikan tangan ke arah sang papa. Benar -benar seperti anak baik, itu dimata yang belum mengenal alea. Kalau yang sudah kenal sih, paham betul kalo itu semua cuma pencitraan semata.

"Hai ibras! Cie udah masuk nih. Kemana aja? Les privat?" Kata alea sambil tertawa pada ibras yang baru berangkat setelah seminggu diskors karena ketahuan mengunci anak kepala sekolah di toilet. Dan mengambil celana anak tersebut dan menggantungnya di pohon mangga dekat parkiran.

      Ceritanya ibras cemburu karena pacarnya yang namanya viola lagi dekat sama gibran yang notabenenya anak dari kepala sekolah HARSA. Karena kesal pacarnya direbut gibran, ibras mengerjai gibran yang sedang ditoilet dengan menguncinya dari luar dan menggantung celana gibran di pohon mangga. Soalnya kalo mau main adu jotos, jelas ibras pasti kalah. Lah orang gibran itu menyabet sabuk hitam karate. Bisa bonyok sana sini kalo tetep nekat buat ngelawan.

"Berisik lo! Dasar kudis kuda!" Kata ibras sambil mengacak-ngacak rambut alea sampai kucir kudanya tak berbentuk lagi, jadilah dia macam singa betina yang kurang ke salon. Karena kesal, alea pun mendaratkan cubitan kepitingnya di lengan ibras . Teman sekelas yang melihat itupun hanya mengangkat bahu acuh, toh mereka memang begitu kalau ketemu.

Tbc

MY PAPA Is A DUREN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang