Beberapa hari kemudian, akhirnya Evans yang semula bersikeras tidak memperbolehkan Vebby menemui Nimas lagi berhasil Vebby luluhkan. Evans akhirnya memperbolehkan mereka untuk bertemu setelah Vebby menceritakan apa sebenarnya yang telah terjadi dan tidak mereka ketahui.
Mendengar semua kebenarannya membuat Evans terkejut. Dia jadi merasa bersalah kepada Nimas, tapi itu tidak bisa membuatnya memaafkan ibunya itu. Bagaimanapun juga bagi Evans ibunya lah yang mengambil andil besar dalam kematian ayahnya. Dia masih belum bisa memaafkan ibunya itu, tapi dia tidak lagi melarang keluarganya untuk bertemu dengan ibunya.
Evans juga sering mengantarkan istrinya dan anak-anaknya menjenguk ibunya dirumah sakit, namun dia tidak ikut masuk dan mengobrol dengan Nimas. Dia hanya menunggu didekat pintu dan menatap mereka dari kejauhan tanpa berkata apapun atau lebih memilih duduk diluar ruang rawat ibunya.
Evans sedang berusaha menghilangkan kebenciannya kepada wanita yang merupakan ibu kandungnya itu.
Kondisi Nimas yang semula drop pun kian membaik, dia menjalani kemoterapi dari dokter. Membaiknya kondisi fisik Nimas mungkin juga didukung oleh perasaan gembira yang menyelimuti dirinya sehingga itu menjadi pendorongnya untuk segera pulih.
* * *
Hari ini adalah hari bahagia yang dinanti Farza dan juga Vebby. Sedari tadi pagi-pagi sekali MUA sudah datang dan meriasnya. Vebby berusaha menahan kantuknya saat sang perias dengan lembut menyapu kulitnya dengan brush yang sangat lembut. Membuat Vebby menjadi nyaman dan kembali ingin tidur.
Setelah riasan selesai dia kemudian memakai kebaya dan juga jarik dibantu oleh sang penata rias. Rambutnya sudah disanggul sedemikian rupa untuk menunjang penampilannya yang sudah sangat cantik itu.
Vebby dan keluarganya menginap di hotel tempat resepsi, agar tidak perlu datang dari rumah saat hari akad nikah. Hal itu untuk menghemat waktu dan tenaga. Karena akad nikah akan dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB.
"Mbaknya cantik banget!" Ucap sang penata rias yang terkagum-kagum melihat tampilan Vebby saat ini.
"Mbak mah bisa aja. Ini mah gara-gara mbaknya yang pinter dandanin." Ucap Vebby sambil tersenyum bahagia.
Jujur, dipuji begitu mampu membuat hidung Vebby kembang kempis karena menahan tawanya agar tidak berlebihan. Vebby pastilah merasa bangga dipuji begitu, siapa coba perempuan yang tidak senang dipuji? Kan tidak ada.
Tak lama seorang mengetuk pintu kamar Vebby. Inka--calon mama mertuanya muncul dibalik pintu.
"Good!" Ucapnya sambil mengacungkan jempolnya.
"Pancen mantuku iki, ayune edan-edanan." Ucapnya sambil mendekat kearah Vebby dan mengedipkan mata berkali-kali melihat tampilan calon menantunya itu.
"Cantik banget! Kaya putri Solo." Pujinya membuat Vebby tersipu malu.
"Makasih, ma." Ucapnya sambil tersenyum.
"Kita turun ya. Udah ditungguin penghulu dibawah." Ucapnya membuat Vebby melirik jam dinding yang ada disana, hari sudah menunjukkan pukul 07.50 WIB.
"Iya mah, ayo." Ucap Vebby sambil mengikuti Inka yang menuju lift untuk sampai di tempat resepsi pernikahan.
Ketika lift terbuka, bisa Vebby lihat Farza yang menunggunya disana, beserta Evans dihadapannya untuk menikahkan mereka dan juga penghulu ditengahnya. Jantung Vebby berdebar kencang, dia sangat gugup sekaligus gembira.
Dia berjalan anggun menuju meja dimana Farza berada, calon suami nya itu tengah menatapnya dengan raut kagum yang ditunjukkannya secara terang-terangan. Laki-laki itu tersenyum saat Vebby duduk disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PAPA Is A DUREN [ END ]
ChickLitBudayakan follow sebelum baca. Lika liku hidup seorang Alea karena punya papah super keren walau sudah label duda. Duda keren , ganteng, dan kaya. Nggak ada cela sedikit pun. Sekali papah kedip ganjen, para kaum hawa merapat. Entah itu remaja yan...