#49

775 49 0
                                    

Sekarang Vebby sedang ada di ruang belajar bersama Alea, Axiella, dan juga Iqbal. Iqbal memang sengaja dititipkan oleh Evans kepada Vebby agar dapat belajar bersama dengan Alea. Sebelumnya Evans mendengar dari Ibras yang mulutnya ember itu bahwa Alea mendapat juara 3 umum. Dan benar saja kakaknya itu merasa kebakaran jenggot setelah mendengar prestasi yang didapat anak sambung Vebby. Alhasil dia mengirim Iqbal secara paksa setiap malam untuk ikut belajar bersama.

Namun ini baru pertama kali Iqbal ikut belajar bersama, pasalnya ponakan nakalnya itu suka sekali kabur-kaburan, dia ijin keluar rumah untuk belajar namun entah dia salah arah atau apa Vebby tidak mengerti, yang jelas Iqbal tidak pernah sampai kerumahnya. Sampai kemarin Vebby yang jengkel karena terus diterror Evans yang menanyakan perkembangan anaknya itu akhirnya dia memberi tahu bahwa Iqbal tidak pernah ikut belajar bersama. Mungkin setelah itu Evans memarahi anaknya habis-habisan sampai-sampai sekarang Iqbal menurut dan datang kerumahnya untuk belajar.

Vebby yang duduk setelah memberi materi pelajaran pun mengamati ketiga anak didiknya itu. Dari gerak geriknya Vebby bisa menangkap modus Axiella meminta bergabung bersama Alea untuk belajar. Nampaknya gadis muda itu menyukai Iqbal, karena sedari tadi Axiella terus saja mencuri pandang kearah Iqbal. Namun Iqbal yang tidak peka sama sekali tidak menyadari itu. Sepertinya Axiella harus berusaha lebih keras lagi, itu yang ada di pikiran Vebby.

"Tante, Iqbal pulang ya." Ucap Iqbal membuat Vebby menatap keponakannya itu. Ditempatnya Axiella nampak sedikit kecewa mendengar itu, namun lain halnya dengan Alea, anaknya itu terlihat mengulum senyuman mendengar Iqbal akan segera pulang. Jelas sekali dia sangat bahagia.

"Enggak bisa. Selesain dulu baru boleh pulang." Ucap Vebby membuat Iqbal menghela napas frustasi.

"Kalo nunggu selesai ini Iqbal nggak bakal pulang-pulang tante. Mau sampe bapaknya Kong Huan balik juga ga bakal selesai, Iqbal tuh nggak paham tanteee. Iqbal nggak suka ngitung-ngitung gini. Kalo boleh milih mending Iqbal jalan ngesot pulang ke rumah daripada suruh ngerjain soal sin cos tan dan kawan-kawannya ini. Bisa botak rambut Iqbal." Rengeknya namun tidak digubris oleh Vebby. Sementara Alea disampingnya menahan bengek kala Iqbal merengek dengan ekpresi tertekan, Alea sangat menyukainya.

"Udah jangan protes! Cepet kerjain." Ucap Vebby mengabaikan ocehan Iqbal.

"Ahhhh~ tantee Iqbal mau pulang tante." Rengeknya manja namun Vebby hanya menatap keponakannya itu datar.

"Yaudah sana. Kamu tadi bilang lebih milih pulang ngesot kan? Yaudah kamu boleh pulang asal jangan pake motor, ngesot aja sana." Ucap Vebby membuat Iqbal menatap tantenya itu tidak suka. Vebby benar-benar kejam.

"Tante mah gitu! Awas aja Iqbal aduin ke bunda!" Ucapnya sewot yang tidak dipedulikan oleh Vebby. Vebby hanya mengibas-ngibaskan tangannya diudara, mengabaikan Iqbal yang sedang menatap sengit kearahnya.

"Ya ya terserah kamu. Tapi besoknya jangan salahin tante kalo body motor kamu bonyok-bonyok gara-gara tante aduin kelakuan kamu selama seminggu ini." Ucap Vebby sambil tersenyum kearah Iqbal yang matanya sudah memerah. Vebby yakin Iqbal sangat kesal dengannya. Selanjutnya ponakannya itu hanya diam dan tidak membantahnya sambil mencoret-coret kertas jawabannya, entah apa yang sedang ditulisnya disana. Namun biarkan saja, Iqbal memang tidak boleh terus-terusan dimanja, cukup kedua orang tuanya saja yang terlalu memanjakannya. Bahkan sekarang kakaknya saja sudah mulai terbuka pemikirannya, jadi sekarang dia sedikit keras kepada Iqbal. Pasalnya Iqbal yang nakal itu akan makin menjadi-jadi kelakuannya jika semua orang terus-terusan menuruti kemauannya.

Mata Vebby yang tadinya melihat ketiga anak muridnya akhirnya teralihkan dengan suara getaran ponselnya. Sebuah notifikasi dari Whatsapp muncul di layar ponselnya. Vebby membuka isi pesan tersebut.

MY PAPA Is A DUREN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang