#3

3.1K 134 1
                                    

Farza masuk rumah dengan perlahan dan hati-hati, bahkan mungkin langkahnya tak bisa didengar semut. Ah berlebihan!

Semua lampu rumah sudah mati, itu artinya alea sudah tidur. Farza menghela napas lega.

"Inalilahi!" Jantung farza hampir meloncat ke luar saking kagetnya. Ketika lampu rumah tiba-tiba menyala dengan sendirinya.

"Pa?"

"Allahuakbar alea!" Seru farza ketika mendapati anak samata golek kesayangnya muncul dari tangga atas.

"Ngapain papa ngindik-ngindik gitu? Mirip maling aja." Kata alea menuruni tangga menghampiri farza.


"Papa kira kamu udah tidur, jadi takut berisik."

"Aku emang udah tidur dari tadi, tapi kebangun." jelas alea, " Percuma juga papa sekarang jalan macem semut gitu, kalo tadi papa bunyiin klakson mobil kaya orang kesetanan. Lagian papa kan bisa bangunin pak ujang pelan-pelan. Gausah brisik gitu. Udah pulang labu, tapi masih nggak tau diri." Lanjutnya.

"Labu? Buah maksut kamu?"

"Bukan. Labu itu singkatan jelang subuh. Lagian papa kemana aja sih? Rapat? Emang rapatnya ngobrolin apaan sampe segitu lamanya?" Tanya alea pada sang papa.

"Iya, abis rapat papa diundang party tempat temen. Dia baru nikah kemaren, jadi ngadain kumpul-kumpul."


"Party? Papa minum?"

"Ya enggak dong. Lagian disana nggak ada alkohol."

"Oh bagus kalo gitu."

"Kesannya kok kamu nggak ngebolehin papa minum sih? Emang kenapa sayang?"

"Papa nggak minum aja kadang-kadang otaknya konslet. Apalagi kalo minum? Nggak bisa dibayangkan." Kata alea, "udah ah mau balik tidur, besok sekolah, biar nggak telat. Bye papa." Kata alea sambil melampaikan tangan. Emangnya mau pergi jauh pake dada segala?

"Good night alea." Ucap farza sambil berjalan menuju kamarnya.

* * *

Keesokan harinya, seperti biasa farza menjalankan rutinitas menjadi ayah yang baik, dengan mengantarkan alea ke sekolah .

Mobil hitam farza memasuki parkiran mobil di SMA HARSA .

"Pa lea kekelas dulu ya." Kata alea sambil menyalami tangan farza.

"Iya. Jadi anak yang berbakti ya. Nurut sama guru, pr dikerjain, ada tugas dari guru diselesein, jangan malu-maluin papa sama eyang." Farza memberikan wejangan kepada alea, itu sudah jadi rutinitasnya setiap mengantar alea kesekolah.

"Iya iya." Jawab alea malas.

"Oiya lea, papa lupa sesuatu." Kata farza sambil membuka pintu mobilnya kembali dan mengambil sesuatu dari dalam tas jinjingnya.

Melihat apa yang dikeluarkan oleh farza membuat mata alea memicing. Lagi lagi!

"Nih papa tadi udah siapin subuh-subuh buat kamu. Maaf kemaren papa nggak siapin ini." Kata farza sambil menyerahkan sebuah kotak nasi berwarna pink dan sebotol susu murni.

"PAPA! LEA BUKAN ANAK TK LAGI!" Teriak alea frustasi. Pasalnya papa tercintanya itu mulai kumat gila kesehatannya. Ini nih gara-gara ada penyuluhan yang diadakan pak rt di komplek alea tinggal tentang bahaya susu yang katanya bahannya nggak murni lagi, dan bahaya mengonsumsi saus dan kecap kiloan di kantin. Jadi setelah mendengar penyuluhan dari orang suruhan pak rt , papa setiap hari nyiapin susu murni dan telur mata sapi lengkap sama sayur-sayur sehat ala papa.

MY PAPA Is A DUREN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang