Bel pulang pun berbunyi, Alea buru-buru keluar kelas. Hari ini dia ada janji akan pergi belanja dengan Vebby dan Farza .
"Mau kemana lo? Nggak mau nongkrong dulu? " Tanya ibras yang mengikutinya dari belakang.
"Hmmm katanya mau musuhan. " Kata Alea sambil tersenyum mengejek.
"Yaudah nggak jadi tanya, mulai sekarang beneran musuhan. " Kata ibras sambil berjalan cepat meninggalkan Alea sambil menghentakkan kakinya dengan sengaja.
"Hihi lucunya. " Alea cengar-cengir melihat ibras berjalan cepat menjauhinya. "Dasar baperan. " Lanjutnya.
"Lea! " Panggil Farza dari kejauhan sambil melambaikan tangan. Disamping nya ada Vebby yang tersenyum ramah.
"Jadi pah? " Tanya Alea.
"Pake tanya lagi. Ya jadi lah. Bu vebby nggak ada gaun, kalo nggak beli mau pake apa? Masa iya karung goni? " Kata Farza dengan entengnya.
"Ah bapak bisa aja. " Kata vebby sambil memaksakan senyumnya.
"Dih papah, kenapa karung goni? Papah mah kalo ngehina nggak pake saringan yah. " Kata Alea sambil tertawa.
"Nih bapak sama anak kenapa bisa copy paste sih! Jadi pingin cakar pake garpu. " Kata vebby dalam hati. "Alea jujur ya kalo ngomong. " Kata vebby.
"Boong dosa bu, jujur dapet pahala. " Kata Alea sambil nyengir lebar.
"Saya hebat kan veb? Didikan saya ini. " Kata Farza bangga.
"Ahaha iya Pak, bahkan Albert Einstein kalah sama bapak. " Kata vebby memaksakan senyuman nya.
"Makasih loh, yaudah yuk berangkat , keburu malem. " Kata Farza.
"Jangan lupa veb, nanti malem kamu jadwal ngajarin les privat buat Alea. " Kata Farza.
"Iya Pak iya, bapak tenang aja. " Kata vebby.
"Yang bener veb, saya bayar kamu mahal, awas aja kalo gagal. " Kata Farza.
"Duh bapak mah ga percayaan sih sama saya. "
"Bukannya ga percaya, saya ini mengingatkan. Cuma mengingatkan doang! " Kata Farza.
"Udah pah, ayok! " Kata Alea menyeret vebby dan Farza.
***
Singkat cerita, setelah berkeliling membeli barang-barang yang diperlukan untuk acara besok, mereka segera pulang. Lengkap sudah, sepatu dan gaun, bahkan perhiasan. Farza memang tidak tanggung-tanggung, barang yang dibelikan tidak bisa dibilang murah.
"Pak ini nggak- " Ucap vebby terpotong.
"Kenapa? Kamu nggak suka? Masih untung saya beliin, itu kamu nggak suruh ganti loh. Jadi nggak usah protes. " Kata Farza membuat vebby ingin memukul belakang kepalanya. Tapi dia cukup waras, Farza sedang menyetir sekarang. Jika tidak mau mati muda dia harus bisa menahan amarah nya.
"Bukan itu masalahnya pak. Yang saya masalahin itu harganya. Ini-"
"Kemurahan? Udah deh, barang gratis ini. Harusnya kamu bersyukur. " Ucap Farza.
"Ni orang emang punya bakat terpendam ya ternyata. Ngehinanya ga secara halus, langsung terang-terangan! " Vebby hanya tersenyum sambil mengangguk menanggapi ucapan Farza. Toh kalau menyela lagi bakal percuma, ucapannya pasti bakal terpotong lagi.
Setelah itu vebby hanya diam sepanjang perjalanan, malas menyuarakan pendapat saat Farza dan Alea memperdebatkan masalah sepele. Ternyata ucapan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya itu benar. Liat saja mereka, Alea bagaikan Farza versi perempuan. Sifat tidak mau kalah dan selalu seenaknya memang mengalir deras dalam diri mereka, entah darimana asalnya sifat itu. Yang jelas vebby sangat membenci sifat mereka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PAPA Is A DUREN [ END ]
Chick-LitBudayakan follow sebelum baca. Lika liku hidup seorang Alea karena punya papah super keren walau sudah label duda. Duda keren , ganteng, dan kaya. Nggak ada cela sedikit pun. Sekali papah kedip ganjen, para kaum hawa merapat. Entah itu remaja yan...