Setelah acara pemakaman Nimas selesai, Farza membawa Vebby pulang terlebih dahulu ke rumah. Nanti malam dia akan kembali mengunjungi rumah Evans untuk acara tahlilan.Farza menuntun Vebby untuk duduk disofa. Farza memandang sedih kearah istrinya yang masih saja menangis sedari tadi. Sepertinya Vebby belum juga menerima kenyataan yang ada.
"Sudah sayang, jangan nangis. Mending sekarang kamu istirahat dulu dikamar. Kamu tidur dulu nanti biar saya bangunin kalau mau ke rumah mas Evans." Ucap Farza sambil mengelus kepala Vebby.
Vebby yang masih menangis sesegukan hanya bisa mengangguk dan menuruti Farza. Karena memang benar jika sekarang tubuhnya ini butuh untuk diistirahatkan. Jadi Vebby akan tidur sebentar.
* * *
Saat malam tiba, Farza, Vebby, dan Alea mengunjungi rumah Evans, disana sudah ramai para warga sekitar dan juga para kerabat yang datang untuk ikut berdoa bersama. Kedua orang tua Farza dan juga mantan istri Farza beserta keluarganya juga ikut datang kesana.
Suasana disana cukup tenang. Hanya terdengar suara orang-orang yang membaca doa bersama. Hati Vebby yang gundah ikut merasa tenang.
* * *
Sebulan kemudian
Setelah cukup lama bersedih atas kematian ibunya, akhirnya Vebby dapat menghibur diri. Menyibukkan diri agar tidak teringat oleh almarhumah. Mengerjakan tugas kuliahnya dan juga mengajari Alea belajar setiap malam.
Vebby mengisi waktu luang dengan menonton film atau olahraga dan berkumpul bersama ibu-ibu di komplek mereka tinggal. Sekarang Vebby berhenti mengajar di sekolah Farza agar dapat fokus pada kuliahnya. Dia akan kembali mengajar jika sudah wisuda bulan depan.
"Sayang makan dulu." Ucap Farza yang membuka pintu ruang belajar, melihat istri dan anaknya yang sedang sibuk dengan buku tebal di tangan masing-masing.
"Sebentar lagi mas, ini tinggal sedikit lagi." Ucap Vebby yang membuat Farza mengendus sebal.
"Satu jam lalu juga kamu bilangnya begitu."
"Ini beneran. Udah papah keluar aja sana." Usir Alea yang dituruti Farza.
Farza juga heran sendiri, di saat libur akhir pekan begini kenapa juga mereka masih sibuk belajar. Dia saja tidak bekerja saat hari libur. Harusnya hari libur itu dijadikan quality time bersama keluarga. Tapi lihatlah, sekarang farza sendirian di ruang TV, menonton SpongeBob dan juga Patrik yang sedang bertingkah.
Sedari tadi Farza sangat jenuh, dari siang hingga sore hari mereka berdua hanya mengurung diri di ruang belajar, istri dan anaknya itu bahkan hanya memakan cemilan tanpa makan siang.
Farza mengambil ponsel yang sedari tadi bergetar. Banyak pesan dari grup komplek bapak-bapak gaul. Karena boring, Farza akhirnya membaca isi pesan tersebut.
Ternyata pak RT mengundang mereka untuk fanclub time mengingat sudah hampir dua bulanan mereka tidak bersenang-senang bersama. Farza tersenyum lebar, ternyata pak RT tau saja kalau dia sedang bosan dirumah.
"Dek! Lighstick yang baru dibeli kemarin disimpan dimana?" Seru Farza berteriak dari dalam kamarnya, sambil mengobrak-abrik isi laci dan juga lemari di kamar mereka.
"Di laci mas!" Ucap Vebby yang berteriak kesal ditempatnya.
"Enggak ada! Laci yang mana?" Teriak Farza sambil turun menuju ruang belajar.
"Yang mana?" Tanyanya lagi sambil membuka pintu. Disana Vebby dan Alea menatap kesal kearahnya.
"Laci di lemari hias yang ada di ruang tamu! Orang mas yang naro sendiri!" Ucap Vebby kesal. Pasalnya Farza yang menaruhnya sendiri disana, Vebby yang melihat Farza menyimpan nya saja tidak lupa, tapi suaminya itu malah lupa sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PAPA Is A DUREN [ END ]
ChickLitBudayakan follow sebelum baca. Lika liku hidup seorang Alea karena punya papah super keren walau sudah label duda. Duda keren , ganteng, dan kaya. Nggak ada cela sedikit pun. Sekali papah kedip ganjen, para kaum hawa merapat. Entah itu remaja yan...