#51

845 42 0
                                    

Saat pulang dari sekolah Farza menyempatkan diri untuk mampir ke mall terlebih dahulu sesuai rencana. Dia memberi alasan kepada Vebby kalau dia harus mampir untuk menghadiri puputan anak dari salah satu rekan kerjanya. Walaupun alasannya tidak sepenuhnya mengarang, karena memang benar teman kerjanya ada yang sedang melaksanakan syukuran pemberian nama anaknya yang baru lahir. Farza bisa saja mengajak Vebby kesana, tapi dia beralasan kalau nanti Vebby harus pulang bersama Alea agar Alea tidak kelayapan dengan teman-temannya. Alhasil Vebby pun termakan oleh bualan Farza dan membiarkan suaminya itu pergi seorang diri.

Setelah berhasil membeli dasi yang dicarinya Farza bergegas pulang kerumah. Sedari tadi Vebby sudah berkali-kali menelpon dirinya dan menanyakan keberadaannya.

Kondisi jalanan cukup padat mengingat ini sudah jam pulang kerja, jadi wajar jika banyak sekali motor dan juga mobil berdesak-desakan saat lampu merah menyala. Hampir lebih dari satu jam Farza terjebak diantara padatnya pengendara lalu lintas sampai akhirnya dia bisa bernapas lega karena dapat menyetir dengan lebih leluasa saat sudah memasuki kawasan perumahan yang ia tinggali.

Farza memarkirkan mobilnya di garasi yang ada di rumahnya. Farza menyerkit heran saat melihat Vebby yang terlihat panik dan mondar-mandir layaknya gasing sambil menggigiti kukunya.

"Kenapa dek?" Tanya Farza saat menghampiri Vebby yang menatapnya dengan penuh kekhawatiran.

"Ini Alea dari tadi saya hubungi kok nggak bisa ya? Saya belum liat dia keluar dari sekolah, dan sampai sekarang juga dia belum pulang." Tanyanya dengan suara parau. Dia takut terjadi sesuatu dengan anak sambungnya itu, bagaimana pun Farza sudah menitipkan Alea kepadanya, dia akan sangat merasa tidak becus menjalankan kewajibannya jika terjadi hal buruk pada Alea.

"Loh seharusnya Alea pulang sama kamu kan?" Tanya Farza tidak percaya. Pasalnya Vebby tidak seceroboh ini biasanya sampai-sampai dia kecolongan begini.

"Iya makanya itu mas. Dari tadi saya tungguin di gerbang anaknya nggak lewat-lewat bahkan sampai sekolah sepi juga Alea nggak keliatan. Padahal bisanya Alea selalu keluar cepet dari kelas. Waktu saya tanya temen-temen sekelasnya juga mereka jawab Alea udah keluar daritadi. Makanya saya pulang duluan karena saya kira Alea udah dirumah." Vebby menjelaskan dengan panjang lebar sambil matanya berkaca-kaca. Dia bisa melihat suaminya itu mengeratkan rahanganya, Farza pasti sangat marah dengannya.

"Terus kamu udah coba buat telpon?" Tanya Farza lagi.

"Udah, tapi handphone-nya mati mas." Ucap Vebby dengan suara yang pelan. Demi apapun sekarang Farza benar-benar terlihat sangat murka, Vebby bahkan tidak berani menatap matanya.

"Kenapa kamu nggak bilang daritadi ke saya?"

Vebby makin menundukkan kepalanya saat Farza menanyainya dengan nada tinggi.

"Saya sudah coba berkali-kali buat hubungin mas tapi nggak diangkat, saya juga SMS supaya cepet pulang dari tadi." Cicitnya.

Farza terlihat menghela napas kasar dan mengacak rambutnya. Kenapa masalah terus menimpanya bertubi-tubi begini? Kemarin masalah dengan Vebby dan mantannya, sekarang Alea. Farza benar-benar dibuat frustasi oleh tadirnya yang terus-terus saja seolah mengolok-olok dirinya.

Farza menelpon Vanessa dan menanyakan apakah Alea ada di rumahnya sekarang. Tapi Vanessa mengatakan Alea tidak datang kerumahnya seminggu terakhir ini. Begitupun ketika Farza menelepon ibunya, beliau juga menjawab Alea tidak ada disana.

Sekarang Farza benar-benar kalut, ini sudah jam setengah delapan malam tapi anak gadisnya itu tidak mengabarinya sama sekali dimana dia berada dan dengan siapa sampai-sampai dia belum pulang kerumah. Tidak biasanya Alea bertingkah laku seperti ini, anaknya itu akan selalu memberi tahu dirinya kemanapun dia akan pergi dan juga dengan siapa.

MY PAPA Is A DUREN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang