#47

865 41 0
                                    

Hari-hari sangat cepat berlalu. Sudah lebih dari satu minggu Vebby kembali mengajar di sekolah milik Farza pada tahun ajaran baru. Sekarang Alea pun sudah menjadi siswa kelas XI.

Vebby menatap dirinya di pantulan cermin. Dia tersenyum sumringah melihat pantulan dirinya disana.

"Cantik." Kata Farza sambil memeluk Vebby dari belakang, melingkarkan tangannya di perut Vebby dan menaruh dagunya di pundak istrinya itu.

"Saya memang cantik. Kalo nggak cantik mas mana mau sama saya." Ucap Vebby enteng membuat Farza tersenyum simpul.

"Hmm. Jelek juga nggak papa asal itu kamu, saya tetep mau." Ucap Farza membuat Vebby menggeleng tidak setuju.

"Mas bohong." Ucap Vebby sambil melepas pelukan Farza. "Tapi saya akan pura-pura bodoh. Saya akan percaya ucapan mas barusan." Ucap Vebby sambil tersenyum dan memakaikan dasi suaminya.

"Kamu makin lama makin so sweet banget dek, hampir ngalahin saya loh." Ucap Farza sambil meraih pinggang ramping Vebby untuk mengikis jarak.

"Mas yang ngajarin." Ucap Vebby sambil tersenyum dan memeluk leher suaminya.

"Mas." Panggil Vebby.

"Kenapa sayang?"

"Otot lengan sama punggung mas kok makin gede aja. Saya baru sadar." Ucapnya sambil memencet pelan otot punggung Farza.

"Kenapa? Kamu nggak suka?" Ucap Farza sambil menelungsupkan wajahnya pada ceruk leher Vebby.

"No, saya suka. Suka banget malahan." Ucap Vebby sambil melepas pelukannya dan menatap wajah Farza, membuat Farza menatap tidak suka kearah Vebby. Dia masih ingin memeluk istrinya itu.

"Tapi mas, kalo saya suka mas yang berotot gini, bukannya perempuan diluaran sana juga akan berpikiran sama seperti saya? Kalo mereka liat mas pake baju yang pres body begini, makin banyak yang bakalan suka sama mas. Saya nggak suka!" Keluhan Vebby membuat Farza tersenyum lebar ketika mendengarnya.

"Tapi saya nggak suka perempuan di luar sana. Saya sukanya sama kamu. Cuman kamu aja. Perempuan diluaran sana nggak menarik dimata saya." Ucap Vebby sambil menangkup wajah istrinya.

"Tapi mas menarik dimata mereka. Mereka suka sama mas. Dan saya yakin, mereka nggak akan mudah menyerah, apalagi sekarang jamannya pelakor." Ucap Vebby sambil cemberut.

"Kamu tenang aja, saya bakal selalu setia sama kamu. Saya janji."

"Tetep aja, walaupun mas udah janji sama saya, saya tetep aja khawatir. Boleh nggak kalo saya simpen mas didalam kamar aja, mas jangan keluar-keluar biar cuma saya yang bisa liat mas. Saya aja, perempuan lain nggak bisa." Ucap Vebby membuat Farza meringis, ternyata istrinya ini orang yang cukup posesif.

"Saya sih nggak masalah kalo kamu mau lakuin itu. Tapi emangnya kamu nggak mikirin pekerjaan saya? Gimana sama yayasan saya nanti? Terus gimana nasib para karyawan yang kerja sama saya? Gimana mereka mau dapet gaji kalo saya aja nggak berangkat kerja hm?" Perkataan Farza itu membuat Vebby mendengus sebal.

"Saya tau. Tapi tetep aja saya pengen mas jangan diliat banyak orang."

"Itu kayanya nggak bisa sayang. Mas harus keluar buat kerja, buat sosialisasi, dan juga yang paling penting buat kencan sama kamu." Ucap Farza.

"Kamu kenapa jadi posesif begini dek?" Tanya Farza yang merasa heran dengan perubahan sifat Vebby. Seminggu yang lalu istrinya itu tidak se posesif ini.

"Ini juga gara-gara mas." Ucapnya.

"Kok bisa gara-gara saya? Emang saya ngapain?" Tanya Farza heran.

MY PAPA Is A DUREN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang