#19

1K 59 0
                                    

Hujan mengguyur dengan derasnya sehingga membuat Vebby yang sedari tadi sedang mengoreksi lembar jawaban siswa hanya termenung menatap jendela. Dia menghela napas berat, disekolah sudah sepi karena para murid dan guru sudah pulang daritadi. Ini sudah sore dan hujan tetap tidak berhenti, dan bodohnya dia karena tidak membawa payung, padahal sekarang sedang musim penghujan.

Akhirnya setelah berpikir panjang Vebby memutuskan untuk menerjang hujan saja. Lagipula ini sudah hampir gelap dan sekolah sudah sepi, entah kenapa sekolah tampak horror sekarang ini.

Ia menuruni anak tangga dan sampai di teras sekolah, dia menatap ngeri hujan didepannya. Ini deras sekali, kalau dia nekat menerobosnya dia bisa basah kuyup dan susah untuk mencari kendaraan. Vebby gelisah, antara takut berada disekolah sepi ini lebih lama dan juga takut basah kuyup dan susah mencari kendaraan umum yang mau menampung penumpang yang basah kuyup. Ingin sekali Vebby berteriak untuk mengurangi frustasinya.

Setelah terdiam beberapa saat, tepukan di bahu Vebby membuatnya kembali dari lamunannya. Sumpah demi apa, kalau demit yang menepuk pundaknya ingin sekali Vebby pura-pura pingsan saja agar makhluk itu cepat pergi. Tapi sialnya tangan besar itu masih bertengger di bahunya. Ingin sekali Vebby mengumpat dan melemparkan tas di tangannya kearah makhluk yang berani-beraninya menepuk pundaknya itu.

Vebby memberanikan diri dan menoleh kebelakang, dilihatnya seseorang yang menjulang tinggi dihadapannya. Vebby pun menghela napas lega setelah melihat kaki orang tersebut menapak ditanah.

"Ini payung buat ibu. " Kata laki-laki berseragam satpam kepada Vebby.

"Buat saya? " Tanya Vebby bingung, kenapa tiba-tiba ada satpam memberinya payung, padahal kenal saja tidak. Agak tidak nyaman rasanya kalau menerima barang dari orang asing.

"Ini titipan dari pak Farza, tadi disuruh kasih ke ibu kalo udah mau pulang kerumah. " Kata satpam tersebut ramah.

Ini lebih membuatnya terkejut daripada harus menerima payung dari pak satpam yang namanya saja dia tidak tahu. Demi apa coba Farza si laki-laki super menyebalkan itu jadi perhatian begini. Mau tidak mau kan Vebby jadi kepikiran yang iya-iya tentang perhatian Farza kepadanya. Masa iya sih laki-laki itu naksir dengan dia.

Akhirnya Vebby memutuskan untuk menerimanya tanpa banyak bertanya.

"Makasih ya pak. " Kata Vebby sambil melangkah pergi untuk pulang kerumah.

***

Vebby sampai didepan rumah Farza dan memencet bel rumah. Tak lama pintu terbuka, wajah tampan Farza menyembul dari balik pintu. Vebby kembali terheran-heran , tidak biasanya Farza langsung membukakan pintu, yang normal Vebby harus gedor-gedor seperti hendak melabrak rumah pelakor sambil berteriak baru Farza akan muncul dengan wajah menyebalkannya sambil membuka pintu.

Vebby rasanya tidak sanggup menerima kejadian-kejadian aneh yang menimpanya sejak dua minggu yang lalu, entah kenapa sikap Farza seolah mengajaknya berdamai, padahal biasanya aura permusuhan abadi selalu muncul setiap kali Farza menatapnya. Entah kenapa bosnya itu selalu marah, berteriak, dan mengomeli semua yang dilakukannya. Bahkan Vebby sendiri tidak tahu persis dimana letak kesalahan yang diperbuatnya, Farza selalu saja mencari-cari alasan untuk memancing emosi dan menguras kesabarannya.

Vebby yakin dirinya tidak akan pernah terbiasa dengan sikap bersahabat Farza ini. Ini aneh, sangat aneh! Vebby lebih memilih seperti biasanya saja, karna ini rasanya canggung. Sikap magic Farza yang berubah hanya dalam waktu satu malam membuat Vebby mengalami tingkat salting yang tidak baik untuk kesehatannya. Ini meresahkan T_T

"Masuk cepet, diluar dingin. " Kata Farza sambil masuk kedalam rumah, Vebby yang mendengar itu hanya mengerutkan dahinya, bisa-bisanya Farza perduli dengan dirinya sekarang. Ini aneh! Farza bukan seperti Farza yang biasanya.

Ini sangat gawat! Ini tidak baik untuk dirinya sendiri. Bagaimana jika Vebby terlena dan jadi terbawa perasaan setiap kali Farza memperhatikannya? Itu tidak boleh terjadi. Bisa-bisa Farza akan semakin semena-mena terhadapnya. Dia yang selalu memberontak saja berhasil dijebak jadi calon istrinya, apalagi jika dia jadi menurut? Bisa-bisa beneran dijadikan istri oleh Farza. Vebby menggeleng keras. Itu tidak akan terjadi.

"Kenapa Veb? Itu tadi saya buatin teh buat kamu. " Kata Farza sambil menunjuk teh yang ada dimeja dengan dagunya.

"Buat saya? " Tanya Vebby sambil menyerkit.

"Iya, tadi saya pengen minum teh, terus sekalian buatin buat kamu. " Katanya.

"Itu berarti daritadi dong tehnya. Udah nggak anget pak, bapak minum aja sendiri. " Ujar Vebby berusaha mengelak.

"Enggak kok, barusan aja dibuat. Tuh teh saya aja belom habis. " Farza melirik tehnya yang baru diminum sedikit.

"Yaudah bapak minum aja semua. Saya nggak kedinginan kok, jadi nggak perlu teh hangat. " Elak Vebby. Dia ogah minum teh berduaan dengan Farza. Dia masih canggung berdekatan dengan Farza.

"Liat muka kamu coba. Pucat gitu, bisa-bisanya bilang nggak kedinginan. Pasti nunggu lama kan di halte bus. " Farza melihat jelas tubuh gadis itu menggigil, Vebby memang tidak pandai dalam berbohong.

"Sini." Kata Farza sambil menggandeng tangan Vebby menuju ruang makan .

Vebby hanya pasrah. Dia kehabisan alasan untuk menolak Farza.

Di meja makan Vebby bingung melihat dia mangkuk bubur ayam dan dua gelas teh hangat tang masih mengepul. Apalagi ini?

"Tadi saya beli waktu pulang dari meeting sama klien. Ini masih hangat kok. " Kata Farza seolah menjawab rasa ingin tahu Vebby.

"Ini buat Alea? " Tanya Vebby, dia tidak ingin cepat mengambil kesimpulan bubur itu untuk dirinya. Bisa saja kan Farza sengaja mengerjainya, dan menertawainya habis-habisan jika dia termakan jebakannya. Rasanya Vebby sudah terbiasa untuk waspada dengan laki-laki di depannya ini, dia selalu saja mencari-cari cara untuk membuatnya terlihat bodoh dan mengenaskan. Itu sudah merupakan makanan sehari-hari baginya sejak dua bulan lalu.

"Alea nggak pulang kesini, dia nginep tempat Vanessa. Katanya mau belajar sama anaknya Harris. Ini buat kamu. " Kata Farza menjelaskan.

"Bapak nggak lagi ngeprank saya kan?" Tanya Vebby waspada.

"Ya enggak lah. Buruan makan, saya tau kamu kelaperan daritadi. " Katanya sambil duduk dan melahap buburnya. Entah kenapa Vebby merasa senang dengan sikap manis Farza. Jarang sekali laki-laki menyebalkan ini memperhatikan dirinya seperti ini.

Akhirnya Vebby juga ikut melahap buburnya. Benar kata Farza, perutnya sedaritadi memang meminta diisi. Rasanya nikmat sekali saat bubur itu mengisi perutnya.

Vebby memperhatikan Farza yang dengan tenang memakan buburnya, dia tampak bisa-bisa saja dengan kehadiran dirinya. Berbeda dengan Vebby yang sangat tidak nyaman berada di dekat Farza. Fakta bahwa dirinya mulai menikmati sisi Farza yang perhatian ini membuat Vebby khawatir. Dia sadar betul Farza tidak menyukainya, dilihat dari sikapnya selama ini saja rasanya sudah cukup untuk membuktikan pemikiran Vebby itu benar. Dia pun sadar Farza terpaksa mengenalkan dirinya kepada orangtua lelaki itu karena memang tidak ada pilihan lain.

Ingin sekali Vebby menangis dan melempar isi mangkok didepannya kearah muka Farza. Entah kenapa dirinya merasa dipermainkan disini. Vebby tidak tau maksud terselubung apa yang Farza inginkan dibalik sikap manisnya. Perasaan tersakiti dan kecewa ini entah kenapa tiba-tiba muncul dibenaknya. Bahkan matanya sudah mulai panas, sekali kedipan saja bisa Vebby pastikan air mata itu akan meluncur bebas dipipinya. Entah kenapa dia jadi melankolis begini. Dia tersakiti dengan sikap Farza yang semena-mena terhadapnya. Dia juga kecewa dengan sikap manis Farza yang mungkin terdapat niat lain dibaliknya.

Makanan yang nikmat didepannya ini rasanya jadi sulit ditelan, Vebby juga mati-matian menahan air mata nya. Dia malu jika harus menangis didepan Farza. Laki-laki itu pasti akan menertawainya dan mengira dia gadis yang aneh. Padahal dia tidak tahu saja, ini semua terjadi karena sikap Farza yang tiba-tiba berubah terhadapnya.


TBC

Jangan lupa vote yah😁😁
See you :))

MY PAPA Is A DUREN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang