#45

975 53 0
                                    

Berhubung mood lagi bagus jadi aku double up😁😁

Kemarin Vebby akhirnya wisuda dan resmi menyandang gelar magister. Setelah sibuk selama satu bulan terakhir, bulan depan rencananya Vebby akan kembali menjadi guru di sekolah Farza saat tahun ajaran baru.

Vebby mengetuk pintu kamar Alea yang masih tertutup rapat. Belum ada tanda-tanda anak itu akan bangun, padahal sekarang sudah jam 06.15 WIB. Dia tidak akan punya cukup waktu untuk bersiap jika tidak segera bangun. Apalagi ini hari pertama ulangan akhir semester nya. Jika dia telat, dia tidak bisa mengikutinya. Aturan di sekolah Farza sangat ketat.

Akhirnya Vebby memaksa masuk ke kamar anaknya itu. Di sana Alea masih dengan enaknya tidur tengkurap sambil menutupi wajahnya yang terkena sinar matahari dengan selimut. Bagus sekali! Bisa-bisanya anak itu tidak boleh masuk ke kelas jika sampai telat.

"Alle bangun." Serunya sambil mengguncang bahu Alea. Tapi Alea sama sekali tidak bergeming, dia tetap tidur dan hanya bergumam tidak jelas sebagai balasannya.

"Bagun Al. Sebentar lagi jam setengah tujuh, ini hari pertama ulangan loh." Ucap Vebby sembari menguatkan guncangannya pada bahu Alea.

"Lima menit lagi." Ucapnya malas dan kembali melanjutkan tidurnya.

Vebby menghela napas panjang. Darah memang lebih kental dari air, sifat Alea ini sepertinya diturunkan dari suaminya. Mengingat Farza juga sangat susah dibangunkan saat pagi.

Akhirnya Vebby berjalan ke arah kamar mandi dengan berat hati. Tidak ada pilihan lain lagi, cara halus memang tidak mempan digunakan pada anak sambungnya itu. Akhirnya dia mengambil segayung air dari bak mandi dan berjalan kearah Alea. Sepertinya setelah ini dia harus menjemur kasur karena apa yang akan dilakukannya ini. Jika tidak begini, Alea pasti akan telat.

Byurr

"Tsunami!! " Teriak Vebby sambil menyiram air ke wajah Alea. Spontan anaknya itu langsung bangun dari tidurnya. Dia gelagapan sambil mengusap wajahnya yang basah. Sebenarnya Vebby tidak tega melakukan itu, tapi Alea tidak memberinya pilihan lain.

"Mamah!!" Teriaknya kesal.

"Mamah udah bangunin dari tadi. Salah sendiri susah bangun." Ucap Vebby sambil terkekeh melihat raut masam diwajah Alea.

"Cepet mandi gih. Udah jam setengah tujuh. Kamu kan ulangan hari ini." Ucap Vebby membuat Alea segera berdiri dengan mata yang membola, persetan dengan nyawanya yang masih menyebar di mana-mana, begitu mendengar penuturan Vebby dia langsung tersadar seketika. Tamat riwayatnya!

"Ihh mamah! Kok nggak dari tadi banguninnya." Ucap Alea sambil berlari cepat kearah kamar mandi.

"Jangan lari! Awas kepleset Alea!" Teriak Vebby saat melihat Alea hampir tergelincir karena sangking terburu-buru.

Vebby hanya menggeleng melihat tingkah anaknya itu. Dia turun ke bawah menghampiri suaminya yang sedang menunggunya di bawah sana untuk sarapan.

"Udah bangun? " Tanya Farza sambil memakan roti isi yang dibuat Vebby.

"Udah tuh. Lagi mandi dia." Ucap Vebby sambil menuju dapur untuk membuatkan susu.

Vebby menyeduh tiga gelas susu dan menyiapkan bekal untuk anak dan suaminya. Suaminya itu terbiasa memakan bekal yang disiapkannya sejak mereka menikah.

"Ini mas susunya." Ucap Vebby sambil meletakkan susu di depan suaminya.

"Mah, kartu peserta UAS aku dimana?" Tanya Alea yang baru saja turun dari kamarnya kepada Vebby. Jujur saja, semenjak Vebby menjadi ibu sambungnya, dia sudah sangat ketergantungan akan banyak hal kepada perempuan itu.

MY PAPA Is A DUREN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang