Senggol dulu bintang nya ya para readers. Ga maksa sih, yang mau aja hehe. Biar semangat gitu nulisnya:)
"Astaga mas, tadi saya banyak banget ngucap istigfar didalem." Ucap Vebby sambil bergidik ngeri membayangkan kejadian setengah jam yang lalu.
"Alhamdulillah berarti dapet banyak pahala dong, abis nyebut mulu." Kekeh Farza menanggapi keluhan calon istrinya.
"Mas mah gitu! Nggak ngerasain jadi aku sih!" Ucap Vebby kesal sambil cemberut.
Farza menghela napas, " Maafin mas ya. Mas juga nggak tau kalo mami ngundang para kerabat, khususnya para tanteku. Kalau mas tau, mas bakal bilang buat nunda makan malem aja." Ucapnya seraya mencubit pipi Vebby yang mengembung.
Sekarang ini mereka sedang dalam perjalanan pulang. Ketika makan malam tadi ibu Farza meminta untuk bertemu dengan wali Vebby esok hari guna membicarakan perihal pertunangan mereka yang ingin dilakukan secepatnya.
"Tante mas bahas begituan masa didepan saya. Saya gelagapan sendiri disana. Takut-takut salah ngomong malah dikira yang enggak-enggak." Ucap Vebby masih cemberut. Bukannya dia tidak suka dengan keluarga Farza, Vebby menyukainya, mereka semua baik. Tapi Vebby sangat tidak terbiasa dengan gaya bicara mereka yang sangat frontal. Itu sangat membuatnya terkejut-kejut.
"Sabar ya dek, ini masih belum seberapa. Besok kalo kita tunangan, tante saya dateng semua. Yang dari luar kota sampe yang dari luar negeri." Ucapnya membuat Vebby mengendus.
"Vebby nggak tau lagi deh mas."
"Yaudah nggak usah dipikirkan lah. Mending mikirin besok aja.Nanti mas juga mau bilang sama mas Evans kalo orangtua saya mau bertamu besok." Kata Farza mendapat anggukan dari Vebby.
Mereka kemudian terdiam, Farza fokus menyetir ditempatnya sedangkan Vebby sibuk dengan pemikirannya.
Tak lama mobil Farza berhenti ketika sampai di pekarangan rumah Evans. Mereka segera turun dari mobil. Disana Evans sudah berdiri didepan rumah sambil bersidekap, terpampang jelas wajah judesnya.
"Malam mas." Sapa Farza.
"Hm."
"Saya mau ngomong sesuatu mas. Boleh masuk sebentar?" Tanya Farza.
"Iya silahkan. Jangan lama-lama ini udah malem, saya nggak enak sama tetangga." Ucap Evans yang diangguki Farza.
Mereka kemudian masuk kedalam, disana ada istri Evans dan juga kedua anaknya yang sedang duduk diruang tamu sambil memakan buah.
"Omm~" Panggil Naura sambil berlari kepada Farza. Seperti biasa Naura akan selalu berakhir di gendongan Farza. Melihat itu baik Evans maupun istrinya hanya menggeleng kepala.
Kemudian Evans mempersilahkan Farza untuk duduk bergabung dengan mereka.
"Jadi begini mas, besok orang tua saya berencana datang kemari untuk bertamu sambil membicarakan tentang pertunangan kami. Jadi sekarang saya mau mengabari dulu biar nanti nggak kerok karena kami yang datang mendadak. Sebenarnya orang tua saya sudah minta datang kemari sejak jauh-jauh hari, tapi karena saya bilang mau berusaha berdekatan dengan keluarga Vebby jadi mereka menundanya. Dan tadi mereka memintanya lagi untuk datang." Ucap Farza membuat Evans menggangguk.
"Saya sih nggak masalah, toh saya juga udah lumayan kenal kamu dan kamu juga udah lumayan kenal keluarga saya apalagi si tuyul satu ini." Ucap Evans sambil menunjuk Naura. " Jadi saya fine-fine aja kalo orangtua kamu punya itikad baik menemui kami. Malah bagus sih, artinya kamu nggak main-main." Lanjutnya.
"Syukurlah kalo mas setuju, besok malam orang tua saya kesini. Sekalian ngomongin tentang pertunangan baiknya gimana." Kata Farza.
"Okey kalo gitu saya tunggu. Yaudah nggak ada yang mau diomongin lagi kan?" Tanya Evans.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PAPA Is A DUREN [ END ]
ChickLitBudayakan follow sebelum baca. Lika liku hidup seorang Alea karena punya papah super keren walau sudah label duda. Duda keren , ganteng, dan kaya. Nggak ada cela sedikit pun. Sekali papah kedip ganjen, para kaum hawa merapat. Entah itu remaja yan...