Vebby menatap manusia yang dilihatnya ini dengan jengah. Manusia didepannya ini dengan santai membuka pintu rumah saat mendengar ada deru mesin mobil yang dinaiki vebby memasuki pekarangan rumahnya. Tampangnya masih biasa saja, datar dan tak terlihat menyesal sama sekali. Padahal ia bisa melihat kondisi vebby yang basah kuyup karena berlari menerjang hujan untuk menunggu taxi yang lewat saat tadi menggambil kunci yang ditiggalkannya disekolah. Lagi pula kenapa kalau ada kunci serep dia harus repot disuruh balik lagi? Oh god , bosnya ini memang luar biasa tidak berperasaannya."Bisa gitu ya nggak ada rasa bersalah sama sekali."
"Ngapain bengong? Baju kamu basah kuyup tuh." Kata farza menunjuk vebby dengan dagunya."Buruan masuk. Ganti sana!" Ucapnya memerintah.
"Kok bapak ada didalam rumah?" Tanya vebby dengan tampang sok bodohnya, pura-pura tidak tau. Padahal ia tau persis kenapa farza bisa berada didalam rumah. Ya setidaknya dia memancing bosnya ini untuk minta maaf, sapa tau ada setan lewat terus farza mau minta maaf padanya.
"Ya terus saya suruh diamana? Diluar? Kok mau-maunya nunggu diluar padahal hujan deres gini. Kamu kira saya anak kelas satu sd yang kalo liat hujan jadi kegirangan sendiri?" Tanya farza sambil menaikkan salah satu alisnya.
"Bukan gitu maksut saya pak. Yang saya maksut itu, kenapa bapak bisa didalem? Gimana bapak masuknya padahal kuncinya masih sama saya?" Tanya vebby masih sok polos.
"Pakai kunci serep." Kata farza.
"Lah terus kalo ada kunci serep kenapa bapak suruh saya balik? Bapak kan tau tadi itu mendung banget." Kata vebby manahan kekesalannya.
"Saya nggak inget tuh kalo ada kunci serep." Katanya mengendikkan bahu. "Pas saya inget, eh kamu udah jalan duluan. Yaudah mau gimana lagi coba." Lanjutnya santai.
"Pak."
"Kenapa?"
"Bapak makannya apaan sih?" Tanya vebby.
Farza menyerkit bingung. "Maksut kamu?"
"Ya sapa tau bapak makan bangkai setan , makanya kelakuannya juga kaya setan gini." Kata vebby membuat farza melongo ditempatnya.
Dan tanpa bicara apapun lagi vebby masuk kerumah sambil sengaja menabrak pundak farza keras-keras sampai si empunya meringis kesakitan.
"Duh emang gini ya model pembantu jaman sekarang? Gak ada segan-segannya sama bos sendiri." Kata farza terheran-heran melihat tingkah vebby. "Mana saya dikatain setan lagi." Lanjutnya.
Farza ditempatnya hanya diam sambil melihat punggung vebby berjalan menjauhinya. Baju vebby basah kuyup, jelas bentuk tubuhnya tercetak sempurna, dan sialnya farza hanya lelaki biasa. "Mata sialan!" Umpatnya dalam hati.
***
Vebby sedang sibuk menyiapkan makanan di meja makan untuk makan malam farza dan putri tercintanya.
"Duh bu vebby rajin banget deh." Kata alea yang baru saja duduk di salah satu kursi.
"Yaiya dong, mana berani saya males-malesan kalo punya bos segalak papa kamu." Kata vebby sambil tersenyum.
"Iya, galak luarnya doang. Imej-nya aja yang bagus. Aslinya mah enggak." Kata alea sambil mengibas-ibaskan tangannya diudara." Diajak ke rumah hantu aja udah nangis sambil kencing dicelana." Lanjutnya sambil tertawa keras.
Mau tak mau vebby jadi ikut tertawa. "Oh jadi papa kamu penakut? Ibu nggak nyangka loh." Kata vebby disela-sela tawanya. "Ada ya setan takut setan?" Batin vebby dalam hati.
"Hu penakut banget. Abis nonton film horror aja ni, papa ga bakal mau tidur sendirian. Katanya takut kalo nanti selimutnya ditarik dari kolong tempat tidur sama hantunya. Ke kamar mandi malem-malem aja ga berani." Kata alea sambil masih terus tertawa.
"Seriusan? Lawak banget papa kamu." Kata vebby. Vebby memang tidak menggunakan bahasa yang terlalu kaku pada alea. Pasalnya anak itu sendiri yang memintanya untuk berbahasa seperti biasa.
"Apa yang lawak?" Tanya farza yang datang tiba-tiba.
"Papa yang kencing dicelana gara-gara masuk rumah hantu, sampe yang ga berani tidur sendirian dan kekamar mandi aja minta ditemenin. Lawak banget kan pah?" Tanya alea meminta pendapat farza dengan tampang watados-nya.
"Alea! Papah kutuk kamu lama-lama!"
"Husst! Ga boleh marah-marah. Ini lagi mau makan, pamali marah-marah depan makanan." Kata alea menirukan gaya bicara farza sambil mengangkat jari telunjuknya dan digerakkan kekanan dan kekiri.
"Alea kamu kok tega banget sama papah. Masa aib papah dibuka-buka sih! Ga sopan, dasar anak durhaka!" Kata farza sambil menoyor alea.
"Aduh! Sakit pah! Kalo otak aku melorot gimana?" Katanya sambil memegang kepalanya yang nyeri akibat ulah farza.
"Merosot apanya? Memangnya kamu kira otak kamu itu celana sampe bisa melorot segala?" Kata farza sambil melotot. "Udah disekolahin , kalo ngomong tuh dipikir. Yang masuk akal dikit dong. Malu-maluin aja." Timpalnya.
BUKK
Pukulan penuh cinta alea sukses mendarat di paha farza yang hanya dilapisi celana boxer itu.
"EDAN! SAKIT BANGET INI!" Jerit farza didepan alea dan vebby.
Hal selanjutnya yang dilakukan farza sukses membuat vebby berteriak kencang dan alea kembali melancarkan bogeman mautnya ke lengan farza. Pasalnya farza mengangkat celana boxer-nya dan menunjukkan bagian yang dipukul alea dengan sangat keras. Disana terdapat cap merah lima jari milik alea. Masalahnya bagian yang farza tunjukkan membuat ia harus mengangkat celananya sampai mentok pada area selangkangannya. Sudah jelas paha mulusnya terekspos dengan cuma-cuma. Dan dengan santainya dia berkata "Nah kan saya duga juga apa? Merah kan. Noh liat." Katanya dengan santai.
"AAAAAA PAK TUTUP LAGI! BAPAK APAAN SIH NGELAKUIN HAL KAYA GITU DIDEPAN GADIS LAIN!" Kaya vebby menjerit.
"Lah emang saya ngelakuin apa?" Kata farza dengan tanpa dosanya , sambil mengusap lengannya yang membiru gara-gara ulah alea.
"Papah disekolahin nggak sih? Kok bodohnya sampe ke urat nadi!" Kata alea kesal. Kalo farza sih sudah biasa melakukan itu didepan alea, mana punya malu farza didepan alea. Karena alea juga sebaliknya. Ya wajar saja mereka anak dan ayah. Tapi ini? Ada perempuan lain disini dan farza dengan segala kebodohannya malah melakukan hal itu. Entah diman otaknya? Atau mungkin hanyut di sungai musi? Entah lah!
"Lah kok sembarangan gitu ngomongnya sama orang tua? Dapet golden tiket wisata ke kerak neraka mampus kamu!" Kata farza mendelik ke alea. Sementara itu vebby segera pergi meninggalkan anak dan ayah tersebut sambil menuju kamarnya.
***
Malamnya vebby menyesali apa yang dilakukannya. Bisa-bisanya dia melewatkan jatah makan malamnya gara-gara ulah bos setannya. Dan sekarang liatlah vebby. Dia tidak bisa tidur karena cacing diperutnya terus memberontak minta dikasih makanan. Akhirnya vebby keluar dari kamarnya untuk mencari apakah masih ada makanan yang tersisa.
Vebby berjalan melewati ruang tv, disana terdapat farza yang ternyata belum tidur sedang menonton tv.
"Mau kemana kamu?" Tanyaya.
"Ke dapur pak." Jawab vebby seadanya. Vebby masih agak syok dengan kejadian tadi. Tapi memang dasarnya farza itu tebal muka. Liat dia sekarang, tampangnya biasa-biasa saja tidak merasa malu ataupun menyesal. Duh gusti!
Farza hanya memperhatikan vebby yang berjalan dengan sedikit terburu-buru menuju dapur. Vebby menggunakan piyama tidur berwarna navy berlengan pendek dengan rambutnya dicepol keatas. Astaga leher putih mulus nan jenjang itu terus mengganggu fokus farza.
"Anjay banget!" Farza mengumpat dalam hati.
Farza terus memerhatikan vebby, mulai dari gadis itu masuk ke dapur, lalu terlihat sibuk mengecek lemari makanan untuk menemukan makanan, sampai sekarang gadis itu duduk sambil memakan makanan didepannya dengan lahap.
"Gila! Zina mata banget ini mah!" Gerutu farza dalam hati. Pasalnya vebby terlihat begitu menggoda, leher jenjang nya, kulit mulusnya, dan kerah baju berbentuk V membuat mata jelalatan farza betah untuk melihatnya lama-lama. Dan sekali lagi, farza hanya lelaki biasa!
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PAPA Is A DUREN [ END ]
ChickLitBudayakan follow sebelum baca. Lika liku hidup seorang Alea karena punya papah super keren walau sudah label duda. Duda keren , ganteng, dan kaya. Nggak ada cela sedikit pun. Sekali papah kedip ganjen, para kaum hawa merapat. Entah itu remaja yan...