Bel pulang sekolah berbunyi, alea buru-buru ngacir ke parkiran untuk menunggu sang papah tercintanya keluar dari kandang.
"Papah kuuu!" Seru alea ketika melihat farza dan vebby berjalan kearahnya.
"Anak aing." Balas farza tak kalah alay dari alea. Vebby yang melihat itu hanya menggelang-gelengkan kepala.
"Papa cepet ih! Ini aku nunggu seabad tau!" Seru alea sambil menarik tangan farza dengan tidak berkemanusiaannya. Dia benar-benar tidak sabar dengan papanya yang berjalan lebih mirip siput daripada manusia.
"Lebay nih lebay! Barusan juga bel bunyi , yakali sampe seabad. Boong nih, tukang boong abis ini diputusin pacarnya, aminin." Kata farza yang membuat alea menabok sayang punggung papanya.
"Sembarangan! Orang yang durhaka sama anaknya biarin abis ini koprol, gara-gara kesandung angin. Alhamdulillahin." Kata alea yang membuat farza menoyor kepala anak semata goleknya. Alangkah durhakanya bocah didepannya ini. Untung anak!
"Tukang doain yang gabaik , biarin aja, nanti dapat golden tiket wisata ke neraka bareng iblis." Kata farza membuat alea memukulnya bertubi-tubi tanpa ampun.
"PAPAH!" Seru alea yang tak digubris farza, dia terus manjauh menuju mobilnya, meninggalkan sang anak yang mengucapkan sumpah serapah dangan mulut komat-kamit begitu cepat.
BRUKK
"Subhanallah! Astagfirullah! Mati aku! Aduduh brutuku!" Seru farza yang jatuh terjengkang entah bagaimana caranya. Disitu tak ada batu sandungan sama sekali.
"Papah! Astaga!!" Seru alea mendekat beserta vebby.
"Pak bapak ga papa?"
"Mata kamu timbilan? Udah tau saya kesakitan masih ditanya!" Seru farza dengan tidak santainya, sehingga vebby lebih memilih menutup mulutnya. Mau gimanapun bosnya selalu benar.
Sudah sakit ,masih juga dibuat emosi dengan pertanyaan yang sudah jelas bisa dijawab hanya dengan melihat kondisinya yang mengenaskan sekarang.
"Ngapain diam? Nggak mau bantuin? Ga kasian liat saya? Kamu juga alea. Malah ngejogrok disitu ngeliatin ga guna , bukannya bantuin." Omel farza sambil memicingkan mata melihat vebby dan alea bergantian.
"Lebay ah! Gitu aja ga bisa bangun! Durhaka sih sama anak! Sial kesandung angin kan jadinya." Kata alea sambil menarik tangan farza agar dia bisa berdiri.
"Aduduh! Alea pelan dong! Mau nyiksa papa kamu? Tega kamu ya!" Oceh farza membuat alea mengomel tanpa suara mengikuti gaya farza yang sedang mengomel.
"Pah?"
"Hm?"
"Papa nggak papa?"
"Masih ditanya! Mata kamu buram?" Tanya farza sarkas.
"Papah kok emosian gini? Papa mens ya?" Tanya alea menatap lurus farza.
"Ngaco! Itu mah kamu pinter!" Kata farza sambil mengacak-acak rambut anaknya gemas. Sementara itu, vebby hanya berdiri menjaga jarak dari mereka. Dia tidak mau ketularan gesrek seperti mereka.
"Vebby! Ngapain berdiri aja? Mau gantiin pak mamat jadi tukang parkir??" Kata farza menaikkan satu alisnya menatap vebby. Orang ini benar-benar!
"Ah iya pak." Katanya sambil menuju bangku penumpang.
"Eh ngapain kamu?" Tanya farza menghentikan vebby yang akan membuka pintu mobil.
"Masuk mobil pak." Jawab vebby sekenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PAPA Is A DUREN [ END ]
ChickLitBudayakan follow sebelum baca. Lika liku hidup seorang Alea karena punya papah super keren walau sudah label duda. Duda keren , ganteng, dan kaya. Nggak ada cela sedikit pun. Sekali papah kedip ganjen, para kaum hawa merapat. Entah itu remaja yan...