#29

997 56 0
                                    

"Ommm ituu! Nau mau naik itu!" Tunjuk Naura pada sebuah wahana yang berisi orang-orang yang menjerit histeris.

Disini lah mereka saat ini. Naura ngotot ingin ke taman bermain jadi mereka berdua terpaksa menurutinya.

"Tapi itu rollercoaster Nau. Kamu nggak boleh naik itu." Ucap Farza menggeleng heran melihat orang histeris ketakutan membuat bulu kuduk Farza merinding. Sinting sekali orang-orang itu, kenapa juga mereka mau menyiksa diri sendiri untuk menaiki wahana menyeramkan yang sampai kapanpun Farza tidak pernah berpikir untuk menaikinya.

"Kenapa nggak boleh?" Tanyanya penasaran.

"Karena kamu masih kecil. Belum cukup umur Nau."

"Kenapa Nau belum cukup umur?" Tanyanya lagi.

Farza menggaruk kepalanya bingung, "Ya karena Nau masih kecil, makanya belum cukup." Ucap Farza tak yakin.

"Nau udah besar kok sekarang." Ucapnya yakin.

"Enggak Nau, kamu masih kecil. Siapa coba yang bilang?" Timpal Vebby agar keponakannya yang ngeyel nggak ketulungan ini bisa mengindahkan larangan Farza.

"Mama. Mama bilang Nau udah besar! Papa juga bilang gitu. Nau udah besar om~ tante~." Ucapnya ngeyel.

"Tapi belom boleh Nau." Larang Vebby.

"Kenapa belom boleh? Nau mau itu!"

"Nggak boleh! "

"Nggak mau tau! Nau mau itu! "

"Nggak boleh! Ngeyel banget jadi anak." Ucap Vebby kesal.

"Pokoknya Nau mau!" Ucapnya tetap menginginkan kemauannya walaupun dilarang keras oleh Vebby.

"Selain rollercoaster, Nau mau apalagi? Om janji deh, om turutin tapi selain itu." Ucap Farza lembut agar Naura mau dibujuk.

"Naura mau nonton om." Ucapnya sumringah. Farza dan Vebby merasa lega akhirnya bujuk rayu Farza mempan juga pada Naura.

"Pengabdi setan!" Ucap Naura lantang.

"Pengabdi setan?" Tanya Farza bingung.

"Nau mau nonton itu!"

Farza menelan ludahnya susah payah. Kenapa juga harus gendre horror sih yang diminta ini bocil. Melihat di layar HP yang kecil saja Farza tidak berani, apalagi ini di bioskop yang layarnya  gedenya ngelebihin gaban! Nyawanya seakan melayang entah kemana.

"Kenapa harus itu?"

"Karena Naura maunya itu!"

"Gimana kalo kita nonton Disney aja? Nonton barbie ya? Mau ya?" Bujuk Farza.

"Nggak! Nau mau yang serem-serem aja!"

"Kenapa Naura maunya harus yang serem-serem? Kenapa nggak yang happy-happy aja?"

"Ya karena Nau maunya itu! Om udah janji mau nurutin kan?!"

"Okey! Gimana kalo kita nonton Godzilla aja?" Bujuk Farza lagi.

"Nggak! Nau mau yang ada setan-setannya om!" Ucap Naura kekeh.

"Kenapa harus ada setannya sih? Nau nggak takut?" Tanya Farza heran.

"Enggak. Nau udah biasa liat setan." Ucapnya enteng.

Tapi ucapan lugas Naura membuat Farza menyerkit heran. "Nau sering liat film horror ya?" Tanyanya penasaran. Berani juga ternyata nyali bocil satu ini.

"Enggak! Nau jarang liat film. Nau liat yang asli udah sering. Makanya Nau mau liat setan di film sama apa enggak sama setan aslinya." Ucapnya polos membuat bulu kuduk Farza berdiri tegak.

MY PAPA Is A DUREN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang