BAGIAN 53

447 39 0
                                        

Selamat Membaca 💙


*****

"Cepet masuk,"ujar Luna sedikit mendorong Karin agar segera masuk kedalam ruangan Ayah nya untuk memberikan rekeman itu.

Ketiganya tengah berada didepan ruangan itu.

Karin yang tengah mengintip ruangan Ayah yang sedikit terbuka itu menahannya badannya yang hampir terhuyung masuk,berbalik menolah pada Luna dan Vani yang menaikkan alisnya.

"Ada Anggun,"ucap Karin.

"Terus?"tanya Luna dam Vani.

"Gue lagi gak mau ribut,cabut aja lah, ntaran juga bisa,"ucap Karin.

"Nggak bisa!"tentang Vani.

"Justru itu bagus ada Anggun jadi bisa langsung___"

"Ntar aja pliss,gue lagi capek,"ucap Karin memotong ucapan Vani seraya memijat pelan peningnya yang terasa mumet seakan banyak sekali pikiran yang ditanggungnya.

Apalagi ucapan Taya tadi benar-benar masih sangat melekat teringat diingatan Karin,jika di tambah dengan kemungkinan berdebat dengan Anggun,Karin tidak akan sanggup,jujur dia merasa badannya lemas.

Luna segera merangkul Karin."Oke nanti aja,mau makan dulu?"

Karin mengangguk."Gue lemes.."

"Yaudah ayok."Vani ikut merangkul Karin seraya mengelus-ngelus punggung gadis itu.

Ketiganya beriringan masuk kedalam lift dengan banyak nya orang disana,maklum jam pulang kerja karna ini sudah cukup sore sekitar jam lima.

Beberapa pegawai memberikan sapaan dan salam pada Karin yang gadis itu jawab dengan senyuman tipis,karna banyaknya orang di dalam alhasil membuat Karin terpisah dari Luna dan Vani,dua sahabatnya itu jadi berdiri dibelakangnya.

Lift terbuka, orang-orang berbondong-bondong keluar.

Begitupun Karin,gadis itu tiba-tiba saja terpekik saat merasa tangannya tergores oleh sesuatu membuat orang-orang disana panik dan mendekat padanya sampai tidak ada yang menyadari orang yang melakukannya berlari cepat dari sana.

Vani dan Luna juga sama paniknya.Luna celingukan mencari orang yang membuat tangan Karin bercucuran darah,dan mata nya melihat sosok berbaju hitam dengan celana jeans panjang hitam tengah berlari keluar dari area gedung.

"WOIIII BERHENTI LO!!"teriak Luna mengejar orang itu diikuti oleh beberapa orang pegawai.

"TOLONG BERHENTIIN ORANG ITUUU!!"teriak Luna.

Namun,Luna dan beberapa pegawai disana tak bisa menangkap orang itu yang ntah kemana pergi nya.

Luna kembali pada Karin yang tengah didudukkan disisi Vani dengan tangannya yang sedang diobati oleh pegawai disini.

"Astaga ada-ada aja,"ujar orang disana.

"Siapa itu?Kenapa dia bisa masuk kedalam sini?"tanya orang yang lain.

"Kita tadi di lift beneran nggak sadar ada orang itu,"ujar salah satu nya.

"Mbak mau saya panggilin pak Fahri?"tanya salah satu pegawai pada Karin.

Karin masih meringgis menahan sakit,menggelengkan kepalanya."Nggak usah, jangan bilang apa-apa sama Ayah,saya gak apa-apa kok,"ujarnya.

Vani disamping Karin menahan mata nya yang mulai berkaca-kaca,masalahnya sayatan ditangan Karin itu sangat dekat dengan urat nadi nya untungnya meleset.

Karel dan KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang